[28] "Back Such As Ago."

64 1 0
                                    

Hari-hari telah terlewati dengan baik. Hubungan Raina dengan Raga juga sudah ada kemajuan. Terlebih lagi Agatha, cewek itu mau meminta maaf kepada Raina dan juga meminta maaf balik atas kelakuannya. Meski begitu, Raina masih tidak yakin dengan Agatha. Meski dipandang polos oleh orang-orang, namun dia memiliki sejuta rencana busuk di balik topeng polosnya. Banyak orang yang tak sadar itu. Salah satunya adalah Raga.

Hari ini menjadi hari terakhir Raga melakukan hukuman yang Raina berikan kepadanya. Artinya, satu bulan sudah berlalu sejak kejadian Raina memukul Raga sampai cowok itu babak belur. Seharusnya Raina senang. Terbebas dari jeratan Raga yang selalu membawa kesialan untuknya. Namun entah mengapa hari ini ia begitu gelisah.

"Gue yakin, setelah ini kita nggak bakal ngobrol lagi. Kayak dulu."

Raga menaikkan satu alisnya kemudian tertawa geli. "Uwow! Lo udah mulai suka ya sama gue?"

Raina tersenyum. Tanpa sadar, ia berkata, "Iya."

Raga terperanjat. Memicingkan mata ke arah Raina, mencoba mencari kebenaran dari binar mata cewek dihadapannya. "Lo beneran suka sama gue?"

Raina tersadar. Ia memaki pelan dan merutuki dirinya dalam hati kala ia sadar satu kata laknat yang ia ucapkan tadi. "Ya enggak lah! Ya kali gue suka sama orang ngeselin kaya lo."

"RAINA!"

Seketika Raina menoleh ke arah suara ketika mendengar teriakan cempereng itu. Raina membalikkan badannya dan menatap terkejut Frella yang datang bersama Devin. Sejak kapan Frella membuka hatinya untuk laki-laki? Devin pula. Cowok yang terkenal dengan tingkah konyolnya yang kapan saja bisa membuat guru naik pitam.

Raina menatap Frella melongo. Kemudian tatapannnya beralih ke arah Devin. "Kalian pacaran?"

Frella menaikkan satu alisnya, pandangannya terpusat ke arah Devin. "Pacaran? Sama dia? Najis."

Frella mendekat ke arah Raina dan langsung mengamit tangan cewek itu. Tak lupa juga ia mengibaskan rambutnya ke arah Devin. Devin terkejut, namun itu hanya sedetik karena di detik selanjutnya ia menceletuk yang membuat Frella ingin menendang lelaki itu jauh-jauh.

"Kutu lo loncat sayang."

-----

085737418xxx : Makan malem bareng yuk?:)

Lipatan di dahi Raina muncul begitu sebuah nomor tidak dikenal mengirimnya pesan. Saat ia hendak bertanya siapa si pengirim, dirinya didahului oleh orang itu.

085737418xxx : Gue Raga :)

Raina berdecak pelan. Namun senyum geli itu terbit di bibirnya. Apalagi melihat Raga mengirimnya pesan.

Dari mana lo dapet nomor gue?

085737418xxx : Nyolong di hpnya Alavan :)

Najis. Jangan pake emot gitu ih

085737418xxx : Nggak papa. Terserah gue lah :) btw, lo mau kan? :)

Iya

085737418xxx : Gue jemput ya? Bye :)

Raina menggenggam ponselnya erat-erat, dia berdiri dari bangunnya kemudian meloncat-loncat ria di atas kasur sambil berkata 'YES, YES, YES!!!' persis seperti tim cheerleader yang tengah menyemangati jalannya sebuah pertandingan.

Kupu-kupu mulai bertebaran di perut Raina. Membuatnya merasa geli. Ini pertama kalinya ia merasakan kesan yang wow ketika seorang laki-laki mengajak dirinya kencan. Oh, mungkin itu terlalu jauh. Ini hanya makan malam biasa.

A Hurt JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang