Chapter 5 ->Tersesat

28 2 1
                                    

Chapter 5-> Tersesat



"tunggu dulu..., apa kau yakin kalau jalannya ke sini?"

"tt-tentu saja..!! aa-aku pernah ke sini kok" jawab kiyomi ragu

"Akemi, bukankah ini saatnya kau memakai kekuatanmu?"

"tidak mau, lagipula aku mau menghemat energiku" jawabku

"kurasa Kaze benar, aku bahkan sudah melihat batu ini berulang ulang"

Setelah kami meninggalkan desa itu kami mencoba pergi ke kota dengan menggunakan jalan pintas yang dikatakan Kiyomi. Bukannya sampai ke kota pusat, kami malah tersesat di sebuah hutan. Hutan itu memang tidak begitu banyak pepohonan tetapi kami pergi di saat malam hari sehingga penglihatan kami sangat terbatas.

"Teman teman, sepertinya aku melihat kabut di depan"

"ini bisa jadi kabut yang berbahaya, aku akan menganalisanya dulu" jawabku

"bukankah sebaiknya kita mencari tempat perlindungan dulu?" lanjut Kaze

"ide bagus, Aku akan membuat Rumah bawah tanah agar kita dapat terhindar dari kabut ini" sahut Ryuga

"baiklah aku pergi sebentar, jika aku tidak kembali dalam waktu singkat kalian harus bersembunyi sampai besok pagi"

"usahakan jangan sampai kau tersesat terlalu jauh, aku malas mencarimu" sahut Ryuga

"O iya... Jagalah kiyomi baik baik dan usahakan jangan mengajarkan hal-hal aneh kepadanya"

"bukankah yang berpikiran seperti itu kamu ?!" jawab Kaze dan Ryuga bersamaan

"Dan Akemi-kun..."

"ada apa Kiyomi?"

"kabutnya di ada di arah sebaliknya"

"..."

"hahaha... aku tau kok, sebenarnya aku hanya sedang menguji kalian"

Aku akhirnya nekat pergi menuju kabut itu, yang tak lama kemudian aku mendengar suara tawa dari arah mereka

"cih... dasar perusak momen klise..." kesalku dalam hati

Aku menyusuri hutan itu semakin dalam, anehnya aku merasa waktu semakin melambat

"ini tidak baik, sepertinya ini efek dari kabutnya !!!"

"sebaiknya aku menggunakanan skill-ku"

"Analyze!!!"

"tunggu dulu!!! kabut ini?!"

aku melihat asal kabut ini, kabut ini ternyata di buat oleh manusia dan bukan berasal dari alam

"hei apakah itu manusia?"

aku melihat 3 orang laki laki yang sedang membakar dedaunan

"tapi tunggu dulu..., anak kecil ?"

"apa yang mereka lakukan malam malam begini ?"

salah satu dari mereka menoleh ke arahku lalu ia mengatakan kepada teman temannya dengan menunjuk ke arahku


"ini gawat..."


mereka bergerak menuju ke arahku


"siapa disana ?!" teriak salah satu dari mereka


"aku harus perg-" tiba tiba kesadaranku mulai menghilang, sepertinya ada seseorang yang tiba memukul dengan benda tumpul sampai akhirnya aku benar2 tak sadarkan diri.



Aku akhirnya tersadar di sebuah tempat, kurasa ini rumah penduduk.

"Ugh berapa kali lagi aku harus pingsan"

"akhirnya kau tersadar ya??"

tiba tiba ada seorang anak perempuan yang 8 tahun lebih muda dariku sedang duduk menatapku

Ugh ada seorang loli di sini

"hei siapa namamu? Apa kau tersesat? Ehm.. kurasa ini rumahmu dan tolong ucapkan terima kasih pada orang tuamu, tapi aku harus segera pergi dari si-"

Namun tiba tiba ia memukul perutku dengan kuat

"argh... perutku ..!!"

"siapa yang kau bilang anak kecil hah?!, dasar pengelana !!! baru datang sudah membuatku kesal..?!"

"hei hei hei ada rebut apa ini?"

lalu ada seorang anak laki laki lainnya masuk, dan ia terlihat 3 tahun lebih tua

"Grivera apa yang sudah kau lakukan? ia kan tidak tau apa apa tentang kita, mengapa kau malah memukulnya?"

"Aku sudah kesal mendengar itu dari para pengelana, lagipula kenapa harus aku yg merawatnya?"

"Itu karena kamu yang membuatnya pingsan, o iya nak pengelana mohon maaf atas kesalahan cucuku"

"ugh tidak apa apa, tapi itu pukulan yang sangat kuat untuk anak sekecil diri-, tunggu dulu, apa kau bilang? cucu?! "

seketika aku sadar keanehan itu

"ehmm... kalau masalah itu sebenarnya aku bisa menjelaskannya, tapi sebelumnya maukah kau keluar terlebih dahulu? para warga lainya sudah menyambut kedatanganmu"



"baiklah..."

aku berjalan menuju pintu keluar di pandu oleh anak itu, aku medengar banyak suara di luar sana, anehnya aku hanya bisa mendengar suara anak kecil laki laki dan perempuan, sampai akhirnya aku membuka pintu

"tunggu..."

"mungkinkah ini..!?!"




Note penulis : yosh... untuk para pembaca sebelumnya aku meminta maaf untuk lamanya waktu pengerjaan chapter ini (m_ _m)hal ini disebabkan liburan panjang dan kurangnya inspirasi akan next chapter tetapi untuk selanjutnya aku akan berusaha mebuatnya lebih menarik. Terimakasih atas kesabaran dan terima kasih telah membaca.

*menerima saran dari pembaca (^_^)


The Wrong Parallel World(re:make in progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang