Bab7 Malam yang panjang

210 26 0
                                    

Telapak tanganku masih mengeluarkan darah, aku berusaha menghentikan pendarahan.

Seorang hollow mendekatiku. Dia memberikan aku sapu tangan dan botol obat. "Gunakan ini untuk menghentikan pendarahanu.

"Terima kasih."

Dengan sedikit ragu aku mengambil sapu tangan dan botol obat darinya. Dengan hati-hati, aku membuka botol obat tersebut dan menuangkan sedikit cairan antiseptik ke dalam telapak tanganku yang masih berdarah, rasanya perih. Sambil menekan sapu tangan ke lukaku, aku melirik ke arah hollow yang telah membantuku.

"Kenapa kamu membantuku?" tanyaku, penasaran.

"Jangan salah paham aku melakukan ini karena kau orang pertama yang mau bicara denganku."

Aku tersenyum."Jadi aku orang pertama."

Hollow itu jadi salah tingkah. Dia melihat Marry datang kemudian
ia langsung pergi tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku buru-buru menutup lukaku dengan sapu tangannya agar Marry tidak melihat Luka di tanganku.

Marry menghampiriku, Aku segera menarik tanganku kebelakang.

"Aku tadi melihatmu bicara dengan Hollow."

"Kau mungkin salah lihat, bukankah kita tidak boleh bicara dengan mereka."

Marry memperhatikan wajahku dengan curiga, seolah dapat membaca kebohonganku. "Kau yakin."

"Jika aku bicara dengan Hollow mungkin sekali aku sudah di penjara."

Aku buru - buru pergi ke kamar dan langsung menutup pintu
di belakangku. Nafasku masih memburu, cemas akan reaksi Marry jika dia tahu kebenaran. Dengan cepat, aku mencari cermin di meja rias. Mengintip ke wajahku, di telapak tangan yang sekarang ada goresan panjang.

Suara ketukan pelan di pintu membuatku terkejut. "Hey, kau baik-baik saja?" suara Marry bergetar lembut di balik pintu.

"Ya, aku baik-baik saja!" jawabku cepat memakai sapu tangan

dari meja rias untuk menutupi lukaku. Aku berusaha menenangkan diri. Marry pasti mencurigai sesuatu, dan aku tidak ingin dia mengetahui apa yang terjadi.

Ketukan itu semakin lembut, "Kau bisa buka pintunya, aku hanya ingin memastikan kau tidak terluka parah."

Aku berhenti sejenak, berpikir. Jika aku tidak membuka pintu, dia mungkin semakin curiga. Namun, jika aku membuka pintu, dia bisa melihat lukaku. Dengan napas dalam, aku membuka pintu sedikit, membiarkan Marry mengintip ke dalam.

Dia mengernyit, "Kau terlihat pucat. Apakah kau benar-benar baik-baik saja?"

dari meja rias untuk menutupi lukaku. Aku berusaha menenangkan diri. Aku tidak ingin Marry tahu aku terluka.

"Ada apa kenapa kau tiba - tiba pergi begitu saja."

Aku berhenti sejenak, berpikir. Jika aku tidak membuka pintu, dia mungkin semakin curiga. Namun, jika aku membuka pintu, dia bisa melihat lukaku. Dengan napas dalam, aku membuka pintu sedikit, membiarkan Marry mengintip ke dalam.

Dia mengernyit, "Kau terlihat pucat. Apakah kau benar-benar baik-baik saja?"

"Aku baik - baik saja,"jawabku.

Kingdom Of  BonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang