part 10

18.9K 485 4
                                    

"Baik dita, om sangat baik"ujarnya

"Ayo dong semuanya duduk gak pegel berdiri terus" kini ibu menarik tangan ku dan menyuruhku agar segera duduk

"Ah ibu iya, tapi aku mau ke kamar dulu ya mau bersih bersih pakaianku udah kumel bu udah kucel gini" sambil memegangi dressku yang terlihat kotor dan kumal ya maklum lah tadi pingsan tidak tau tempat.

"Ah gapapa kumel begini, arya tetep suka kok" cetus ibu sontak membuat saling beradu pandang dengannya duh pipiku pasti merah kaya tomat busuk astaga malu nya aku. Sementara dia hanya melemparkan senyuman manis khasnya yang membuatku ah meleleh lagi lagi dibuat nya.

"Ah ibu udah ah aku mau kekamar dulu" kini akupun beranjak meninggalkan ruang keluarga dan naik kelantai atas kamarku untuk mengganti pakaian.

Sementara itu tiba tiba ponselku berbunyi
"Ah siapa ya kok tumben nelpon" gumamku, aku langsung membuka tasku dan mencari ponselku. tapi ketika aku membuka ponsel ku aku kaget bukan kepalang ternyata itu telpon dari tomi?ah sibrengsek itu

Aku tak menghiraukan puluhan notifikasi yang masuk darinya aku sibuk berhias dan mengganti pakaian ku, kamu bisa mudahnya lupain aku aku juga harus bisa TOMI.

Aku terus memandangi wajahku didepan cermin itu, memandangi sesosok wanita yang terpantul di dalamnya mengenakan dress selutut berwarna merah maroon yang tampak sangat anggun, ah memuji diri kusendiri. Namun memang benar tubuhku yang tidak terlalu kurus dan tidak juga gemuk terlihat sangat kontras dengan gaun itu, lalu Akupun mulai memoleskan make up yang sangat natural agar wajahku fresh kembali.
Terkadang kadang aku tersenyum sendiri didepan cermin itu memikirkan apa yang terjadi tadi siang, awalnya aku memang sangat frustasi akan semua ini, tapi mengingat senyuman itu sungguh membuatku tenang kembali.

Setelah selesai berhias aku kembali bergabung dengan mereka, aku menuruni tangga dengan amat hati hati dan sesekali aku melihat kearahnya dan dia memandangku dengan ah pandangan itu lagi lagi membuat jantungku mau copot rasanya

"Kamu sangat cantik sekali dita" ucap ibunda arya

"Ah tante bisa aja nih" sambil duduk dekat ayah dan ibuku

"Aduh gak salah mantu idaman inimah"
Sambil menepuk bahu mas arya

"Ah iya pasti dong mah, mantu idaman kita bisa masak gak ya mah" cetus om dermawan
"Ah pasti bisa dong ya ta" sambil melirik kearah ku

"Haduh jangan diraguin lagi anak saya jago banget masak dia seneng banget recokin saya kalo lagi di dapur jeng"

"Yaudah kita udah laper nih, Dita boleh gak kita icip masakan kamu nih?"

"Oh boleh tante, sebentar ya aku masak dulu" aku bergegas beranjak kedapur

Ya memang aku sangat hobi sekali memasak, sampai sampai aku pernah kursus memasak dan ikut lomba memasak aku juga pernah dapat juara juga sih jadi tak kaku jika nanti aku berumah tangga aku sudah pandai memasak

Akupun beranjak ke dapur
"Ta.."tiba tiba mas arya memanggilku

"Iya mas kenapa " sambil berbalik badan ke arahnya

"Aku boleh bantu kamu masak?"iapun berdiri dan mendekatiku

"Oh iya boleh dong ayo"

"Cit cuiitt suami siaga niya...." mereka kompak meledekku dan mas arya mereka tertawa puasa meledek kami berdua

Sementara itu entah ricuh sekali calon besan itu sibuk menggangguku dan mas arya ah besan rempong haha

"Eh oh iya mas, mas suka makan gurame asam pedas gak"

"Suka ko malahan itu makanan favorit aku sejak kecil, kamu mau masak itu?"

"Syukur deh kalo kamu suka, iya aku mau masak gurame"

"Kamu bisa potongin cabe merahnya mas,aku ambil dulu ikan nya"

Saat aku memotong sayuran lainnya tiba tiba tanganku tersayat oleh pisau
"Astaga" darahnya semakin banyak dan berceceran dilantai

"Dita, kamu" iapun memegang tanganku kemudian mengusap darahnya dengan saputangan yang ia bawa

Aku hanya bisa memandanginya, pikiranku terus melayang karna dulu yang selalu menemaniku memasak adalah tomi, ya walaupun memasak ditempat kursusku tapi sekarang ah ntahlah dia mengkhianatiku aku benci dia aku benci

mas ntahlah saat ini apakah aku benar benar mencintaimu atau hanya menjadikanmu sebagai pelarian semata. Jangan biarkan aku melukaimu mas tak terasa air mata ku jatuh perlahan membuat hatiku semakin teriris oleh keadaan ini.

Namun Ia hanya memandang ku dengan sorot mata yang mampu meneduhkan hati dan fikiranku saat ini.

#ngelantur ya ceritanya maafin ya mumet aku tapi greget aja pengen update he...❤

Dosenku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang