Awal

60.8K 996 11
                                    

Namaku Maudia Anandita Sari.

Aku seorang mahasiswi jurusan fakultas ekonomi disalah satu universitas ternama di Yogyakarta. Aku memilih jurusan ini karena ayah ku ingin aku yang nantinya meneruskan perusahaan ayahku yang sudah lama ia bangun dari nol dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ya sebenarnya aku menolak atas keputusan ayahku, karena sedari kecil cita cita ku adalah menjadi seorang dokter. Namun mengingat aku adalah satu satunya anak dikeluargaku jadi mau tidak mau aku harus menurutinya, ya anggap saja ini sebagai wujud baktiku pada orangtuaku.

Pov maudia

Seperti biasa sebelum aku memulai aktifitas, aku selalu menyempatkan untuk sarapan bersama ayah dan ibuku. Ya karena ini sudah menjadi rutinitas keluarga ku sebelum beraktifitas walaupun sesibuk apapun mereka dengan pekerjaan kantornya mereka selalu menyempatkan diri untuk sarapan dan makan malam bersamaku. setidaknya hal kecil itu membuatku bahagia dan beruntung mempunyai orangtua seperti mereka.

Pagi ini, ayahku berencana untuk mengajak keluarga pak dermawan untuk makan malam bersama dirumahku. Pak dermawan adalah salah satu sahabat ayahku sekaligus rekan bisnisnya di kantornya, dan pak dermawan jugalah yang sudah bekerja sama sejak perusahaan ayah ku masih merintis usaha nya dari 0 sampai bisa sukses seperti sekarang ini. Oleh karena itu, ayahku sangat merasa berhutang budi padanya.

Ayah memintaku agar sebelum pukul 7 malam aku sudah ada dirumah karena ayahku bilang akan mengenalkan ku pada anaknya pak dermawan ya, tentu saja ini menggangguku karena biasanya aku selalu menghabiskan waktu malam ku bersama kekasih dan teman teman ku. Ya paling tidak nongkrong nongkrong khas remaja umumnya lah. Tapi aku bisa apa kalo ayah yang memintanya.

ayahku memang sangat keras dan keinginannya harus terpenuhi ya mungkin perusahaan ayah maju karena sikapnya itu gigih dan keras , ya walaupun menggangguku

"Tapi yah, emang acara makan malemnya gak bisa ditunda apa? " ucapku spontan nyaris dengan nada yang sedikit tinggi

"Dita, bicara sedikit sopan pada ayahmu ini acara makan malam ini harus dilaksanakan, kamu tau kan ayah punya segalanya berkat siapa? Kamu harus nya berhutang budi pada pak dermawan !" bentak ayah ku
Yang nyaris melotot sangat tajam setajam pisau yang seolah langsung ingin menanjapku.

Ya sebenarnya aku bosan dengan semua alasan ayah yang selalu menyangkut pautkan segala hal pada balas budi pada om Dermawan aku sudah bosan mendengarnya hampir setiap keadaan ayah selalu membicarakan tentang balas budi nya entahlah.

"Iya yah, aku bakal pulang tepat waktu hari ini."
Sudahlah biar aku saja yang mengalah kali ini batinku.

"Bagus, itu baru namanya anak ayah, oh iya pulang nanti jangan lupa beli baju yang paling bagus karena kamu harus tampil cantik dihadapan calon suami mu." seru ayah bernada semangat

Bak petir yang menyambar ku disiang bolong tubuhku amat bergetar mendengar kata calon suami. airmataku tak mampu kubendung lagi tak terasa mengalir amat sangat deras mengingat aku dan tomi kekasihku akan merencanakan acara pertunangan oh tuhan...

"Apa yah? Jadi selama ini ... Aku yang harus jadi korban untuk balas budi ayah sama om Dermawan yah? Jawab aku yah.!" jawabku dengan nada melemah.

"Iya Dita, ayah ingin hubungan kita dan om dermawan bukan hanya sekedar rekan bisnis tapi sebagai besan supaya perusahaan ayah menjadi lebih maju ." jawab ayah ku tanpa sedikitpun merasa bersalah.

"Tapi aku udah punya pacar yah, aku akan menikah dengan Tomi. Aku berhak memilih siapa yang akan jadi pendamping hidupku yah"sela ku dengan semakin makin terisak.

"Cukup dita, ibu dan ayahmu ingin kamu memiliki suami yang baik dan sudah jelas asal usulnya Dita itupun kalau kamu masih menganggap kami sebagai orang tuamu."bentak ibuku .

Aku tak sanggup lagi mendengar ini semua, aku tidak menyangka dijaman se modern ini masih berlaku perjodohan tapi kenapa harus terjadi lagi padaku?. Aku memilih untuk meninggalkan mereka dan bergegas pergi. Air matamu sudah tidak bisa di bendung lagi, aku tidak percaya teganya orangtuaku mengorbankan kebahagiaan anaknya hanya untuk balas budi kepada orang lain.

Dosenku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang