part 15

11K 188 2
                                    

Keesokan harinya

Pagi hari ini ku lewatkan dengan perasaan yang sangat tidak karuan. Bahkan sedari malam aku tidak bisa tidur memikirkan Tomi. Walaupun kini perlahan aku sudah berusaha membuat aku melupakannya, tapi hati yang paling kecil tetap saja tertuju pada Tomi. Apalagi mengingat kini ia sudah bertunangan membuat selera makanku pagi ini tidak bergairah.

"Sayang kok nggak dimakan rotinya?."
Ujar ibu membuyarkan lamunanku

"Eh ini juga mau ko bu." jawabku sambil memakan beberapa potong roti.

"Kamu lagi mikirin apalagi? Mikirin cowo gak berguna itu ya?." sela ayah dengan nada sedikit menyindir

"E... Enggak ko yah, Dita gak lagi mikirin Tomi kok." jawabku gelagapan

"Ayah apa apaan sih Tomi lagi, Dita tuh lagi jatuh cinta lagi yah kayak gatau abg aja." balas ibu yang langsung melirik ke arahku

"Syukurlah kalo begitu, nah gitu dong itu baru anak gadis ayah yang paling cantik." balasnya sambil mengelus elus kepalaku

"Iya yah.. Kalo gitu Dita pergi ke kampus dulu ya." sambil tersenyum simpul

"Hari ini kamu ayah anterin sampai kampus, Ayah gak mau nanti ada hal yang ga di inginkan lagi."

"Tapi yah, ayah kan harus kerja lagian kalo harus nganterin aku dulu kan nanti malah makan waktu yah." cegahku

"Nggak ada tapi tapian ayo berangkat sekarang, Bu ayah pergi dulu ya.

"Assalamualaikum."

"Iya waalaikum salam hati hati yah."

*sepanjang perjalanan*

"Dita.." ujar ayah lirih

"Iya yah kenapa?"

"Maaf ya, akhir akhir ini ayah terlalu keras sama kamu. Mungkin kamu nggak akan ngerti apa yang ayah lakuin sekarang mungkin hari ini kamu masih menganggap ayah ini egois, ayah terlalu mengekang kamu, dan selalu memaksakan kehendak ayah sendiri."ujarnya dengan nada lirih

Mendengar ucapan ayah kali ini yang benar benar dalam. Air mataku tidak bisa terbendung lagi.

"Ayah tau kamu sampai saat ini masih mencintai tommy kan ? " tanyanya sambil melemparkan pandangan padaku

"Seharusnya ayah gak perlu tanyain hal ini lagi ke aku, bukannya ayah sendiri kan yang bilang gak ada yang perlu aku bahas lagi tentang tommy kan yah ?" jawabku sambil membalas tatapan ayah

"kamu harus tau Dita, umur ayah sekarang semakin bertambah tua, ntah berapa lama lagi ayah masih bisa mendampingimu, menjaga kamu, liat kamu sukses dan bahagia. Ayah gatau berapa lama lagi ayah masih bisa ada disampingmu ." ujarnya sambil terisak

Baru pertama kali dalam sejarah hidupku, aku melihat ayah menangis dengan terisak. Baru kali ini aku melihat ketulusannya terpancar jelas didepan mataku. ia yang selalu terlihat begitu tegas, disiplin, dan tegar berurai air mata kali ini.

"Cuman satu permintaan ayah, ayah cuman ingin ada seseorang yang menyayangi kamu sama seperti ayah menyayangi kamu, orang yang bisa jaga kamu, orang yang selalu ada buat kamu disaat kamu terjatuh, orang yang akan menggantikan ayah, Ayah cuman pengen liat kamu bahagia setelah nanti ayah ga ada.
Ayah gak mau anak ayah jatuh pada laki laki yang salah nantinya,inget Dita nggak ada seorang pun orang tua didunia ini yang ingin menyaksikan anaknya menderita. "

Aku hanya diam terpaku mendengar ucapan ayah yang begitu dalam dan merenungi setiap kalimat itu. Aku tidak menyangka sedikitpun ayah yang ku kenal tegar tegas dan keras kepala itu bisa menangis karna ulahku.

"Tapi itu gak  gampang yah, ini bukan perkara setahun atau dua tahun. Pernikahan itu adalah komitmen sehidup semati, aku belum siap kalo harus hidup berumah tangga dengan seseorang yang gak pernah aku cintai aku jahat kalo aku tetep maksa dia untuk hidup sama aku sedangkan aku gak bisa jalanin kewajiban aku sebagai istri buat dia yah, aku juga bakal nyakitin dia kalo begini caranya."  ujarku dengan nada meninggi

"Cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu Dita, ayah yakin dia laki laki yang baik dan tepat untuk kamu."

Aku hanya diam dan tidak ingin melanjutkan perdebatan yang sangat sering terjadi karna satu hal ini.

*setelah itu, suasana menjadi hening dalam perjalanan ke kampus ayah tidak berbicara sepatah katapun padaku*

*kampus*

"Hallo my lovely" sapa seseorang diujung kooridor itu

"Eh apaan sih lo, kumat lagi kan alaynya" cecarku

"Dasar mahasiswi goib ngilang mulu lo, gue heran ya sama lo akhir akhir ini kelakuan lo aneh banget tau gak?"

"Udah ntar aja di kelas gue jelasin deh sama lo, lagian kepo amat sih ." ujarku sambil berjalan menuju kelas

"Stop.. Anter gue yu ke toilet yu ta, kebelet nih."
sambil menghentikan langkahnya dan menarik tanganku.

"Yaudah sih kan disebelah kelas kita toilet ngapain lo harus muter ke gedung B, dasar ganjen. " ledekku sambil menarik tangannya

"Aduh aduh lo tuh ya gak peka banget sih jadi orang, di gedung B ada my prince Arya. Jadi lo harus anter gue  ketemu sama jodoh gue dulu."

"Jadi maksud lo, lo itu suka sama mas Arya, eh pak Arya maksudnya."

"Lo kok ekspresi lo kaget gitu sih ta? " tanya nya sambil menyipitkan kedua matanya

"Ya.. Iii...iya kaget lah kan sebulan yang lalu lo tuh cerita ke gue kalo lo itu suka sama ka Eko anak fakultas kedokteran yang selama setahun itu lo incer dan gak pernah berhasil itu" ledekku sambil mengalihkan perhatiannya untuk menutupi ke kagetan ku

"Ya tuhan Dita, dengerin gue realistis aja lah jadi cewek masa iya sih tetep ngarepin cowok yang jelas jelas gak pernah ngebales rasa gue, yang jelas jelas ngirim sinyal lewat bahasa tubuhnya seakan akan nyuruh gue mundur dari hidupnya. Gue cape ta deketin dia dengan segala usaha konyol yang ga ada ujungnya. Gue sekarang sadar ta seberapa kuat pun gue paksa buat dia cinta sama gue tapi tetep aja perasaan itu gak bisa dipaksain, gue harus ikhlas kalo emang dia bukan terakdir buat gue, dan gue harus bahagia liat dia bahagia walau bukan sama gue." jawabnya
Sambil terlihat murung

Jleb rasanya kata kata itu langsung menari nari didalam otakku saat ini. Apalagi kalimat terakhirnya "gue harus bahagia liat dia bahagia walau bukan sama gue" mungkin itu akan sedikit menyadarkan aku untuk melepas Tommy dan biarin dia bahagia sama pilihan orang tuanya. Gimana pun juga aku sadar bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya. Begitu pun dengan orangtua Tommy dan orangtua ku.

"Apa lo bakal ikhlas ? " tanyaku lagi

"Ikhlas gak ikhlas ta, karna menurut gue level tertinggi mencintai adalah merelakan dan tetep bahagia Walaupun tanpa harus memilikinya."





Hallo readers tasya... Maafin ya nunggu lama dan ceritanya agak lebih ngebosenin 😥 sorry guys banyak agenda yang padet banget tahun kemarin. Dan semoga tahun ini bisa lebih rajin update yaa.... See you next season😘

Dosenku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang