Malamnya, di rumah bersama One Direction.
Mereka tidak tinggal di frat house karena mereka masih belum diizinkan oleh pihak manajemen untuk tinggal dengan orang-orang asing. Pihak manajemen takut dengan adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang akan menimpa the boys. Lagipula, orangtua dari masing-masing the boys juga tidak mengizinkan mereka untuk tinggal di sana. Jadi, the boys terpaksa membeli rumah untuk tempat mereka tinggal. Jarak rumah dengan kampus pun terbilang agak jauh. Alasan mengapa mereka membeli rumah yang jaraknya agak jauh dari kampus adalah demi keamanan privasi mereka.
The boys sedang makan malam sekarang, kecuali Louis. Dia menghilang entah ke mana mulai sore hingga detik ini.
“Aku tidak percaya kalau kita harus berkuliah di US, padahal kenyataannya kita adalah warga masyarakat di UK. Ini sungguh konyol.” geram Harry sambil melahap makanannya.
“Kukira kamu sangat menyukai para wanita di US, Harry.” canda Niall.
Zayn dan Liam menahan tawa mereka. Diam-diam mereka setuju dengan apa yang dikatakan Niall barusan.
“Aku sudah kapok berkencan dengan Taylor Swift atau Kendall Jenner. Lebih baik aku mengencani wanita yang berasal dari UK saja.”
“Jadi itu alasannya kenapa kamu tidak suka tinggal di US?” tanya Niall.
“Apa?” balik tanya Harry.
“Alasannya adalah karena kamu kapok berkencan dengan para wanita yang berasal dari US. Apa aku benar?”
Zayn dan Liam masih berusaha menahan tawa mereka. Niall sungguh membuat Harry berada di posisi skak mat!
Harry menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah. Harry tidak bisa menyembunyikan perasaan betapa malunya dia setelah Niall berkata seperti itu. Apa yang dikatakan Niall tadi memang benar. “Baiklah, aku mengakuinya. Tebakanmu memang benar, Niall. Terima kasih banyak telah menebak hal itu.”
“HARRY, AKHIRNYA KAU BERADA DI POSISI SKAK MAT!” seru Liam bangkit dari kursi makannya sambil menunjuk kearah Harry. “DADDY DIRECTIONER SANGAT BANGGA PADAMU, NAK!” Liam langsung memeluk Niall erat-erat.
Mata Niall membelalak karena terkejut mendapat serangan pelukan dari Liam. “Leeyum, aku sedang makan.”
“Oh. Maafkan aku, babe.” kata Liam sambil melepaskan pelukannya dari Niall. Liam kembali melanjutkan makannya—begitu juga dengan yang lainnya. “Harry... Niall... ada yang harus aku tanyakan pada kalian sebelumnya.”
Harry agak mencondongkan badannya ke depan—berusaha mendengar lebih jelas apa yang akan dikatakan oleh Liam.
“Aku dengar dari Zayn bahwa kalian berdua membuat band beraliran punk rock bersama dengan teman-teman kampus lainnya. Aku sangat senang dan bangga pada kalian karena sekarang kalian bisa tampil beda dari yang sebelumnya.”
“Langsung aja ke intinya duooooong.” potong Zayn berusaha mengingatkan pada Liam.
Liam menghela napas panjang. “Aku meminta band kalian untuk tampil dalam acara lelang tahun ini.”
“Sebagai apa? Badut ulang tahun?”
“BUKAN, HARRY! YA JELAS SEBAGAI PERFORMER LAH!” jawab Liam kesal. “Jadi, apa kalian bersedia?”
“Hah? Bersedia? Kayak ngajak nikah aja.”
“NIALL, KAMU JANGAN IKUT-IKUTAN ANEH KAYAK HARRY DONG!”
“HOREEEEE! AKHIRNYA LIAM TIDAK MENGGUNAKAN KATA-KATA BAKU LAGI!” seru Zayn senang.
Liam memutar bola matanya. Sabar ya, Liam. Inilah teman-teman idiotmu dan kamu juga merupakan salah satu dari mereka.
YOU ARE READING
Back to Normal Life [SLOW UPDATE]
FanficLiam, Louis, Niall, Zayn, dan Harry memutuskan untuk vakum dari dunia musik. Mereka ingin melanjutkan kehidupan normalnya, yaitu sebagai remaja biasa yang pergi berkuliah dan bersenang-senang selayaknya para remaja lainnya. © 2014 by sorryitspersonal