Aku tak menuntut, tapi hanya ingin kamu mengerti
✨Happy reading✨
"Udah reda al, pulang yuk"ajak Reyhan pada gadis yang tengah duduk dengan menggenggam minuman panas di sampingnya.
Gadis itupun mengangguk sebagai tanda menyetujui ajakan Reyhan barusan
"Tunggu sini ya, Gue ambil montor dulu" Reyhan kemudian berdiri dari kursi dan berjanlan meninggalkan gadis itu menuju parkiran
Selagi menunggu Reyhan kembali bersama montornya, Alana melepas selimut yang menyelimuti tubuhnya itu dan memasukkannya kembali ke dalam paper bag
Tak lama Reyhan telah muncul bersama montor merah kesayangannya itu.
"Ayo"
Alana berdiri dari kursi yang mendekat ke arah reyhan. Reyhan kemudian memasangkan helm untuk Alana dan Alana naik ke atas montor berwarna merah itu
Cuaca masih mendung dan masih terasa percikan air yang masih menetes dari langit membasahi tubuh mereka
Montor merah itu melaju begitu halus berbeda saat pertama Alana menaiki montor itu, mungkin karena kondisi jalan yang licin, atau memang mood Reyhan yang sedang baik, entahlah namun Alana lebih menyukainya.
Tanpa sangka hujan kembali turun begitu deras lagi, membuat keduanya harus berhenti lagi, mereka berhenti di sebuah halte bis di tepi jalan
"Neduh dulu ya al" ujar reyhan yang membuka kaca helmnya
"Iya" Alana kemudian turun dari montor merah itu
Merekapun duduk di halte bis itu sambil menunggu hujan reda agar mereka bisa meneruskan perjalanannya.
"Dulu pernah ada orang yang ngomong sama gue, suatu hari nanti saat dia pergi, tanpa bisa kembali, dia nyuruh gue mendekat dibawah hujan, dia bilang 'hujan itu datang menyampaikan rindunya dari atas untuk gue' dan setiap kali mendung gue selalu keluar di halaman rumah, menunggu tetesan air itu jatuh perlahan membasahi tubuh gue, dan setiap tetes air yang jatuh membasahi tubuh gue, gue selalu merasa dia sedang meluk gue dari atas sana" ujar Reyhan dengan pandangan kosong menatap air hujan yang jatuh didepannya
"Dulu saat opa masih ada, gue juga suka main hujan, opa bilang hujan itu Rahmat yang harus dinikmati, tapi Oma selalu marah saat gue sama opa pulang basah kuyup" Alana tersenyum singkat mengingat kejadian itu
Reyhan kemudian berdiri dari bangku halte dan menarik tangan Alana untuk keluar dari halte itu dan merasakan tetesan air yang turun membasahi tubuh mereka
Sore hari itu dibawah langit yang gelap ditemani tetesan air yang tanpa henti menetes di tubuh mereka. Alana kembali mengukir senyuman manis di bibirnya.
~~~
"Kok turun lagi Dev, salsa tidur?" Tanya Fitri bunda salsa
"Lagi mandi Tan anaknya" ujar Devian kemudian ikut duduk di sofa depan televisi itu
"Kamu itu kemana aja, sekarang udah jarang kerumah, main sama salsa, udah punya pacar nih, sampai lupa sahabatnya?"
Pacar? Orang yang dicintainya saja tak membalas perasaanya
"Engak ada kok Tan, Tante aneh-aneh aja, devian lagi sibuk latihan basket" dustanya
![](https://img.wattpad.com/cover/131845326-288-k437141.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Penghujung Hari
Подростковая литератураMemendam masalah memang sangat sulit, apa lagi harus berdamai dengan masalalu yang buruk, itu yang selalu membuat hidup Alana menjadi suram, sikapnya yang dingin, impiannya hilang seketika, bergantung pada obat penenang, dan mencoba mengakhiri nyawa...