CHAPTER SEBELAS

4K 108 5
                                    

Beri aku sedikit celah, agar aku bisa masuk dan mengobati lukamu

Happy Reading

"Ngapain masih disini? Bubar semuanya!" Pinta reyhan pada siswa yang masih setia melihat pertengahan tadi

Satu per satu siswa itu mulai berjalan meninggalkan mereka bertiga, hanya ada Reyhan Bianca dan diva disana

"Apa maksud ucapan keysha tadi?" Tanya Reyhan, menatap tajam kedua gadis itu

"Aku kan cuma ngungkapin fakta" jawab Bianca tanpa merasa bersalah

"Stop bi! Tolong! Lo berhenti usik Gue!" Mohon Reyhan

"Aku sayang sama kamu Rey, aku gak mau ada orang lain selain aku"

"Lo sama gue itu udah gak ada apa-apa lagi, soal gue yang buat baper Lo di SMP itu cuma kegilaan! Gak lebih, dan gue juga udah gak pernah inget lagi, jadi tolong jangan ikut campur urusan Gue, gue udah gak mau lagi kayak dulu"

Reyhan saat ini yang kalian lihat, bukanlah Reyhan yang dulu, Reyhan yang dengan mudah memainkan hati cewe karena parasnya yang tampan, Reyhan yang bisa berganti pacar 3-5 kali dalam sebulan. Tapi semua itu berubah saat di bertemu alana, gadis yang sama sekali tak melihat dirinya hanya karena paras tampannya.

Reyhan kemudian berjalan melewati koridor-koridor meninggalkan kedua gadis yang masih setia berdiri di sana.

~~~

Keysha, Elvaro, bi ijah, dan mang Bejo, kini sedang panik menunggu kabar dokter dari balik pintu kamar rumah sakit itu. Sebenarnya ini bukan kali pertama mereka menunggu kabar tentang gadis bernama Alana dari balik pintu rumah sakit, tapi entah mengapa setiap kejadian ini terulang selalu membuat mereka panik.

Laki-laki berbalut jas putih yang merak nantikan ahkirya keluar

"Gimana dok kondisi Alana?" Tanya keysha pad pria itu

"Untunglah, dia tidak menyayat bagia nadinya, jadi kondisinya tidak terlalu parah, kami hanya memberikan 3 jaitan pada pergelangan tangan alana, sebentar lagi dia akan siuman, setelah infusnya habis, Alana juga sudah beleh pulang, saya minta tolong agar tetap ada orang di dekat gadis itu ya, supaya dia tidak merasa sendiri" jelas dokter Farid

"Iya dok"

"Jaga kondisi emosinya juga, jangan biarkan dia bertemu dengan orang yang bisa memicu emosinya, semoga kejadian ini tidak terulang kembali. Kalo gitu saya pergi dulu"

Sepeninggalan dokter Farid mereka berempat segera masuk dan melihat kondisi gadis itu.
Perlahan Alana mulai membuka matanya merasakan rasa nyeri di pergelangan tangannya .

"Non Alana udah bangun?" Tanya bi ijah yang duduk di samping ranjang rumah sakit itu

"Bik, alana kenapa? Tanyanya

"Tadi non alana--" jawab bi Ijah sambil menatap pergelangan tangan yang terluka itu.

Gadis itu kemudian melihat pergelangan tangan kirinya, rasa nyari yang dia rasakan teryata bersumber dari sana, lukanya sudah terbalut perban dengan rapi, hanya ada sebercak darah disana, kemudian gadis itu mengingat apa yang telah ia buat pada dirinya sendiri.

Pelangi Di Penghujung HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang