|20|

911 219 20
                                    

Jam pelajaran terakhir memang selalu membuat semua murid merasa suntuk. Apalagi pelajaran terakhirnya itu Bahasa Indonesia. Makin menjadi.

Tapi mau bagaimana lagi, jika Sooyoung diam-diam ingin tidur pasti dia akan ketahuan juga oleh Pak Kyungsoo. Guru yang paling disegani namun paling banyak penggemarnya.

Sooyoung menatap kosong ke arah depan dengan pikirannya yang tidak ada ditempat.

Karena saat ini ia sedang memikirkan Chanyeol yang kemarin sedang berbicara dengan seseorang. Samar-samar namun cukup jelas bagi Sooyoung mendengar percakapan itu.

"Gue belum ngomong. Udah gue bilang sebelumnya, kalau gue gak janji."

"Sorry, sorry, aja. Gimanapun dia jauh lebih tersakiti daripada lo."

"Dia gak pernah berhenti mimpi kejadian itu. Lo gak tau, gue cuma ngeliat dia tersiksa gitu, gue juga ikut ngerasa tersiksa."

"Good newsnya, sekarang ini mungkin dia udah bisa terima kenyataan. Buktinya dia better than before. Gak suka nangis-nangis, teriak tengah malem gara-gara mimpi itu, ataupun jadi pendiam kayak Limbad."

"Gue gak peduli lo merasa diduakan atau enggak. Yang jelas lo bukan siapa-siapanya lagi, lo-"

"Sooyoung!" Pak Kyungsoo berkumandang membuat Sooyoung tersadar akan keberadaannya dan menoleh ke Pak Kyungsoo.

"Perahu itu menggergaji ombak." Kata Pak Kyungsoo tiba-tiba.

Sooyoung memicing matanya bingung. Apalagi Jisoo sedang tidak masuk karena sakit, dia sendirian sekarang.

"Ombak kok digergaji, mana bisa," Jawab Sooyoung disertai tawanya yang mengundang tawa anak sekelas dan kemarahan pak Kyungsoo.

"Sedari tadi kamu tidak memperhatikan saya, bukan?" Geram Pak Kyungsoo.

"Keluarin aja pak, sekalian." Sahut Hyungwon. Sooyoung mengumpat pelan pada Hyungwon disampingnya.

"Kalau gitu, coba kamu Hyungwon, tadi termasuk majas apa?" Tanya pak Kyungsoo.

"Gurindam, pak." Jawab Hyungwon percaya diri walaupun sebenarnya ia juga tak yakin dengan jawabannya.

"Itu jenis puisi! Bukan majas." Pak Kyungsoo memegang kepalanya pusing.

"Sooyoung, Hyungwon, kalian saya larang ikut pelajaran hari ini. Keluar sekarang!"

***

Hyungwon merasa aneh melihat sikap Sooyoung sekarang. Biasanya jika Sooyoung dihukum seperti ini pasti dia akan menyalahkan sekaligus memaki Hyungwon habis-habisan.

Karena setiap Sooyoung terkena hukuman, mostly penyebabnya adalah Hyungwon.

"Diem aja lo."

Sooyoung tak menghiraukan dan tetap diam.

"Jadi takut, abis ini lo gerak-gerakin leher kayak siapa tuh, yang pesulap Rihanna itu." Sambung Hyungwon.

"Itu Riana, bego." Timpal Sooyoung sinis.

"Kenapa, sih? Lagi banyak hutang, ya?"

Sooyoung tak menanggapi. Dia hanya diam sambil memegangi ponselnya.

Dan tiba-tiba ponselnya berdering, pertanda ada menelpon.

"Halo, siapa,ya?" Angkat Sooyoung didetik itu juga.

"Segitu bencinya lo sama kakak lo sendiri sampe gak nge-save nomor gue?" Balas Chanyeol sedikit berteriak.

Sooyoung melihat kembali ponselnya dan terkejut ternyata Chanyeol yang menelpon.

"Sorry, gue gak liat pas angkat. Kenapa nelpon gue?"

"Ini, kan masih jampel. Lo dihukum lagi, ya pasti?"

"Iya, dong."

"Bego, bangga amat lu. Lo minta surat izin sekarang."

Sooyoung tertegun. Ada apa mendadak seperti ini Chanyeol menyuruhnya izin?

"Ngapain? Dua jam lagi baru bel pulang."

Chanyeol sama bingungnya dengan Sooyoung. Bingung harus beralasan apa pada adiknya itu.

"Daripada lo nganggur, mending temenin gue, hehe"

"Penting lo bego. Udah, ya, nanti ketauan pak Kyungsoo."

"Tunggu, Soo. Pokoknya lo izin sekarang pulang. Gue otw mau jemput lo"

Sooyoung mendesah pelan, dia kemudian melirik Hyungwon yang juga sedang melihatnya menelpon.

"Anterin gue pulang. Mintain surat izin sana." Suruh Sooyoung

"Idih, sianjing, urusannya sama gue apa?" Balas Hyungwon sewot.

"Suruh kak Chanyeol"

Sooyoung menunjukkan panggilan yang masih tersambung dan terdapat jelas nama Chanyeol beserta emoticon kehormatannya. Karena memang, Hyungwon ini takut pada Chanyeol.

Dulu Sooyoung menangis dan mengadu pada Chanyeol, lalu Chanyeol yang baru pulang gym langsung mendatangi Hyungwon.

Tentu saja itu membuatnya takut dengan kaos singlet dan tangan kekarnya yang terlihat jelas membuat Chanyeol seperti preman.

"Sssttt.." desis Hyungwon yang langsung menuruti apa yang Sooyoung pinta.

Setelahnya Sooyoung tertawa sendiri karena berhasil membodohi Hyungwon.

***

"Pulang sama siapa?" Tanya Chanyeol melihat Sooyoung sudah terlentang lelah di sofa ruang tamu.

"Sama gojek. Udah deh cepet ada apaan?"

"Ikut gue." Ajak Chanyeol yang lebih dulu meninggalkannya menuju garasi mobil.

"Kita mau kemana?" Tanya Sooyoung saat ditengah perjalanan.

Chanyeol hanya diam membisu. Tapi tidak dengan Sooyoung yang tau arah kemana mereka menuju saat ini.

"Ngapain ke bandara?" Sewot Sooyoung dengan dinginnya.

Chanyeol melirik sekilas pada Sooyoung sambil tersenyum manis mungkin. Hanya sekedar menenangkannya. Tidak ingin membuat adiknya itu panik ataupun histeris.

 Tidak ingin membuat adiknya itu panik ataupun histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jemput papi." Balasnya sambil tersenyum yang tentu saja itu hanyalah kebohongan.

"Najis. Gak usah sok ganteng."

****

Double update? Kayanya enggak deh😂 (otak kosong abis uas)😂

Fast update? I'll try😄

Vote dan comments jangan lupa💚

Purpose & HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang