|18|

847 208 22
                                    

Taehyung merasa kelimpungan mencari Sooyoung kesana kemari. Tapi begitu melihat ke arah kanannya, dia menemukan Sooyoung yang cukup jauh dari tempatnya berdiri.

Sooyoung terlihat baru keluar dari ruangan dokter sambil menggendong ranselnya. Wajahnya yang ditekuk seperti itu membuat Taehyung jadi semakin menduga kuat pikirannya selama ini benar.

"Sooyoung!" Panggil Taehyung berlari ke arahnya.

Sooyoung yang menunduk memainkan ponselnya langsung mendongak melihat Taehyung, lalu memandangnya terkejut karena dirinya yang terlihat menggebu-gebu.

Sejenak Taehyung mengatur napasnya yang tak beraturan kemudian melirik ruangan yang baru saja Sooyoung masuki. Itu ruangan dokter spesialis jantung.

Lalu Taehyung kembali menegakkan badannya menghadap Sooyoung yang terlihat bingung akan kehadiran Taehyung secara tiba-tiba.

Taehyung hanya menatap sendu pada Sooyoung. Menatapnya sangat lama dan dalam.


Apa ini yang dibicarakan Sana?


"Kak Sooyoung itu emang hyper banget, tapi sebenarnya dia itu sangat lemah."

"Kenapa, sih, suka galak sama orang lain? Kak Sooyoung itu sama aja kayak aku. Jadi tolong kak Taehyung berhenti bersikap cuek sama dia."

Sekelibat ingatannya pada ucapan Sana muncul begitu saja. Meskipun begitu, Taehyung tidak pernah mengindahkan perkataan Sana.

Apa yang ia tunjukkan pada Sooyoung saat ini murni dari diri Taehyung sendiri. Bahkan, Taehyung tidak mengira dia bisa merasa nyaman dan lebih terbuka pada orang yang ia baru kenal kurang lebih sekitar lima bulanan ini. Itu pun mereka sangat jarang sekali bertemu.

"Pulang." Entah itu pertanyaan atau bukan tapi yang jelas itu seperti pernyataan yang Sooyoung dengar. Dan kebetulan saja Sooyoung memang ingin pulang.

Perlahan tangan Taehyung bergerak meraih ujung jemari Sooyoung dan menariknya untuk ikut berjalan. Membuat Sooyoung terkejut untuk kedua kalinya dan yang ia lakukan hanya memandang kedua tangan mereka yang saling terpaut satu sama lain.

 Membuat Sooyoung terkejut untuk kedua kalinya dan yang ia lakukan hanya memandang kedua tangan mereka yang saling terpaut satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kok bisa disini? Oh, iya kan calon dokter ya." Kata Sooyoung menjawab pertanyaannya sendiri.

"Ciee...Pak Dokter," Tambah Sooyoung sambil mendorong bahu Taehyung lumayan kencang sampai hampir tersungkur terkena tempat sampah.

Sooyoung membantunya berdiri lagi menyeimbangkan badan Taehyung yang hampir jatuh tapi tetap tidak melepaskan genggaman dari Taehyung.

"Kenapa? suka?" Tanya Taehyung yang tak mempermasalahkan Sooyoung yang mendorongnya tadi.

Sooyoung mengangguk dengan senyumnya yang sampai ke garis mata. Menambah kesan manis dihadapan Taehyung. Dan Taehyung tersenyum tipis melihat Sooyoung seperti itu.

"Kan kalau Sana sakit gak usah ke rumah sakit," Ucap Sooyoung diakhiri dengan tertawa kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kan kalau Sana sakit gak usah ke rumah sakit," Ucap Sooyoung diakhiri dengan tertawa kecil.

Mendengar itu, Taehyung menghentikan langkahnya lalu melepaskan genggaman tangan Sooyoung.

"Terus kalau kamu yang sakit?" Taehyung bertanya sambil menatap Sooyoung serius, membuat Sooyoung menjadi bingung kembali.

Kenapa akhir-akhir ini sikap Taehyung terasa aneh dan membingungkan bagi Sooyoung.

"Gak perlu pake ke rumah sakit," pikir Sooyoung.

"Tetep aja harus butuh dokter." Tegas Taehyung sambil mulai berjalan.

"Kan gue nanti yang jadi dokternya."

Itu bukan Sooyoung yang menjawab. Melainkan suara laki-laki yang tiba-tiba datang merangkul Sooyoung dan Taehyung dari belakang.

"Perkenalkan, gue, Kim Seokjin calon dokter sekaligus calon masa depan Park Sooyoung." Canda Seokjin mengulurkan tangan kanannya ke arah Taehyung dan Taehyung hanya menepisnya sedikit kasar.

Sedangkan Sooyoung tertawa melihat tingkah laku Seokjin dan mimik wajah Taehyung.

"Ngapain lo kesini,"

"Gue baru aja selesai nugas. Lo harusnya yang ngapain disini? Bukannya laporan lo belum dikumpulin?" Seokjin bertanya balik pada Taehyung, "Bahkan laporan lo aja belum selesai."

"Kok, gak bilang kalau sibuk?" Sooyoung ikut bertanya.

"Sibuknya udahan," balas Taehyung cuek.

"Nggak-nggak. Mending sekarang diselesain dulu laporannya terus kumpulin deh." Saran Sooyoung yang dianggukki oleh Seokjin.

"Udah selesai, tinggal print. Nanti diprint abis nganterin kamu." Sanggah Taehyung yang keras kepala.

Seokjin mulai memicingkan matanya pada Taehyung, "Lo mau kemana sama Sooyoung?"

Taehyung tidak menggubris pertanyaan Seokjin, dia memegangi kedua pundak Sooyoung untuk menuntunnya agar segera berjalan lebih dulu.

Seokjin tersenyum kecut melihat itu. Ia memperhatikan Taehyung dan Sooyoung yang semakin jauh dari pandangannya.

"Dasar maruk." Cicit pelan Seokjin.

Dalam hati, perasaan Seokjin tiba-tiba menjadi tidak enak. Ada sesuatu yang salah pada diri Taehyung.

Sebagai orang yang sudah mengenalnya sejak lama, karena dulu Taehyung merupakan juniornya saat SD dulu. Meskipun saat ini keduanya sudah dewasa, tapi Taehyung masih terlalu polos untuk masalah hati. Namun, bukan berarti Taehyung tidak pernah berpacaran.

"Lo gak bisa gini terus. Lo gak bisa selalu nunggu salah satu dari mereka nyatain perasaannya buat lo." Imbuh Seokjin sambil tertawa kecil mengenang kisah lama tentang Taehyung dulu.

"Apalagi sekarang lo belum tau hati lo yang sebenarnya untuk siapa." Ucap Seokjin yang memilih pergi melalui pintu keluar bagian belakang dan mengabaikan bahwa ia harus menempuh jarak yang sangat jauh dari tempatnya memarkir mobil.

****

Vote+Comments^^

Diusahakan buat update secepatnya! Thanks💚

Purpose & HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang