Chap 2

144 10 6
                                    

"Hani..."

"Loh...ngapain kakak disini?"

"Oh...biasa gk ada kerjaan,jadi yah cari kesibukan" yahsa terlihat gugup.

"Ekhem...jadi kalian saling kenal?" teri bersuara,sedari tadi ia hanya memperhatikan keduanya.

"Oh iya...ada lo ya,gue lupa. Kenalin ini kak yahsa" hani mencoba memperkenalkan mereka berdua.

"Udah tau" teri nampak malas dengan suasan seperti ini.

"Ya...tadi gue minta tolong ama teri,jadi teri ini temen lo ya?" yahsa mencoba menjelaskan.

"Owh...iya kak,dia ini sahabat gue" hani merangkul bahu teri.

"Yaudah gue balik ya,sekali lagi makasih teri" teri hanya mengangguk.

Selepas kepergian yahsa,kini tatapan teri tertuju pada hani. Memperhatikan setiap bentuk dan lekuk ekspresi hani yang sulit untuk ia tebak.

"Lo hutang penjelasan ama gue" teri mengeluarkan unek unek yang sedari tadi ia ingin keluarkan.

"Penjelasan apa?"

"Soal cowok yang tadi"

"Kak yahsa?"

"Iya,udah cepet lo lama banget"

"Kak yahsa itu.......mantan gue"

Seketika mata teri melotot tak percaya,sebegitu entengnya hani menyebut cowok tadi mantan pacarnya.

"Mantan lo? Dan lo biasa aja ketemu dia?"

"Emang gue harus ngapain? Nangis bombay kaya anak alay,itu bukan gue banget kali" hani menirukan tangisan yang menurutnya alay.

"Maksud gue,lo gk ada perasaan apa apa gitu. Sakit apa sedih?" teri menatap sahabatnya heran.

"Eh asal lo tau ya...gue ama dia itu putus baik baik dan kita udah putus hampir dua tahun"

"Tapi dia nggak,kayanya dia masih punya perasaan ama lo"

"Itu urusan dia,yang jelas gue udah nggak punya perasaan apa apa dan lo tau kan gue udah punya pacar"

"Oh iya,ngomong ngomong kenapa lo dari tadi nyebut dia kakak?" teri baru ingat pertanyaan yang sangat penting.

"Dia itu kakak kelas kita" hani merebut kantong plastik yang sedang dipegang teri.

"APA..."

"Uhuk...uhuk...uhuk,kampret lo gue lagi minum juga" hani tersedak karena suara teri yang memekik sangat keras.

"Aduh...gimana dong..." teri mondar mandir tak jelas.

"Lo kenapa?"

"Tadi gue bicaranya nggak sopan banget,duh gue takut dilabrak nih. Gimana dong?" teri mengentikan acara mondar mandirnya.

"Ya ampun,gue kira apaan. Gk mungkin lah kak yahsa berani ngelabrak orang. Dia itu bukan cowok kasar"

"Tapi,kok gue jarang liat dia ya dan kenapa gue gk tau dia mantan lo"

"Dia sering nya maen di perpus dan kita bukan kutu buku jadi kita ke perpus cuma buat ngerjain tugas doang,itupun semester sekali"

"Soal mantan lo yang gk gue tau"

"Hehehehe maaf ya sahabat gue,itu pacaran diem diem. Berjalan cuma enam bulan" hani memeluk tangan teri.

"Kali ini gue maafin,awas aja kalo lo sembunyiin sesuatu dari gue. Matilah riwayatmu" teri memberikan isyarat tangan digoreskan ke leher.

Remora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang