Seleksi

454 38 19
                                    

Dyva sedang menunggu hasil seleksi penerimaan SMA di salah satu sekolah di Yogyakarta bersama Azatha teman SMPnya.

"Gila sih kalau cuma salah satu dari kita aja yang masuk disini gimana?" Dyva berucap cemas dengan tas ransel yang dipeluknya,

"Gue kutuk sih sekolah ini kalau gk nerima kita berdua, masa iya siswi yang baik, murah hati, rajin menabung nan cantik ini gak diterima hehe". seperti itulah Azatha, jika Dyva pemalu Azatha sebaliknya, jika Dvya masuk dalam golongan introvert maka Azatha sebaliknya, jika Dyva lebih menyukai cerita dengan nuansa nonromance maka Azatha sebaliknya, jika Dyva adalah siswi yang pintar maka Azatha lebih pintar dibanding Dyva.

Setelah menunggu seharian akhirnya hasil seleksi pun keluar dengan nama Azatha di urutan kedua dengan nilai ujian 38.78 dan nama Dyva diurutan kelima dengan nilai 34.44.

"ALLAHUAKBAR KETERIMA DY, KETERIMA!" Teriak Azatha sembari memeluk Dyva yang masih memproses jika dia juga diterima di sekolah itu.

Saat itu kondisi sekolah sangatlah bising karena masing-masing siswa ada yang menangis karena tidak diterima, ada yang tertawa bahagia, ada yang loncat-loncat hingga menginjak kaki orang lain, ada yang berteriak seperti Azatha misalnya.

Setelah melihat hasil seleksi, tidak lama kemudian Azatha dijemput oleh papahnya dengan mobil

"Dyv lo ikut sama gue aja barengan pulangnya" Azatha menarik tangan Dyva ke arah parkiran

"Gak deh Tha, mamahku bentar lagi juga dateng, salam sama papah kamu yah" ucap Dyva sembari melambaikan tangan ke arah mobil Azatha

"Yaudah gue luan yah, jangan kangen"

Tidak lama setelah Azatha pergi mamah Dyva menelpon jika dia ada urusan mendadak sehingga tidak bisa menjemput Dyva, alhasil Dyva memesan grab namun tidak untuk pulang tapi singgah disebuah toko buku di pinggir kota.

Saat itu toko buku sangat ramai karena waktu pergantian periode pembelajaran dimana anak-anak sekolah membeli peralatan sekolah baru mereka, Dyva masuk dengan seragam SMP yang dikenakannya lengkap dengan hoodie dan tas kecil dipunggungnya. Dia naik ke lantai dua toko yang mana berisi buku-buku khusus novel remaja, sebenarnya dia juga tidak tau ingin membaca atau membeli buku yang mana, dia hanya berkeliling melihat semua judul novel-novel yang tertata rapi di rak, hingga dia tertarik untuk mengambil sebuah novel yang berjudul Dunia Sophie karya Jostein Gaarder di rak yang lumayan tinggi untuk porsi tubuhnya. Dyva cukup kesulitan mengambil novel tersebut untung saja ada salah satu pengunjung toko yang membantu Dyva mengambil novel itu.

"Terimakasih kak" ucap Dyva sedikit menunduk pada orang yang membantunya

"Gam kalau udah dapat bukunya yok balik yang lain nungguin" datang seseorang yang lain dengan membawa banyak buku di tangannya.

"Yaudah nih udah dapet" setelah itu mereka pergi dan Dyva melanjutkan mencari novel lainnya.

Setelah selesai memilih novel akhirnya Dyva pulang dan berganti dengan pakaian tidur karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17.24. Tidak lama hp Dyva berdering terdapat notif WhatsApp dari Azatha.

Anak Orang
Eh udah liat sg OSIS/MPK?

Blm, why?

Buka deh, Senin udah mulai mpls katanya

Okehhh ntr aing buka

Dyva langsung membuka ig dan mencari user dengan nama OSIS/MPK SMANSATURA1, benar saja hari Senin semua siswa/siswi yang telah diterima akan mulai masuk untuk pengenalan lingkungan sekolah.

Anak orang
Untung aja bsk Minggu jd gw bsa tidur nyenyak wkwkk

Huhhh dasar kebo

Berdosa bgt lu, oh iya jgn lupa buat name tag loh dari kardus kan yah?

Iya ukuran 15×20 cm,
palingan ntr malem aku bikinnya

Kalau sudah buat pap yah,
gue mau liat sebagai referensi wkwkwkw

Dyva cukup khawatir untuk mulai memasuki masa SMA dihidupnya, karena selama ini teman yang tau dan selalu ada disampingnya hanya Azatha.

............

RAPUH REMUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang