Dinginnya udara membangunkanku pagi ini di temani kabut dan sedikit gerimis, dengan langkah mengontai ku langkahkan kakiku menuju ruangan 5 x 5 meter itu sekedar untuk membasuh seluruh tubuh ku dan tak lupa bersiap untuk berangkat bekerja. Seperti biasa aku harus membangunkan adikku tercinta.
tok
tok
tok
It's time to wake up !!!...-hening-
Dan seperti itulah yang ku dapat setiap pagi , tak ada jawaban maupun sautan di balik pintu kayu itu.
Itulah kebiasaan adikku , dia selalu seperti itu diam dan diam entah sampai kapan dia akan terus seperti ini, jujur aku sebenarnya sangat bosan dengan aktifitas monoton seperti ini, tak ada sapaan ataupun morning kiss di pagi hari, dan lagi-lagi itu semua semenjak kepergian ibu.Setelah itu aku bergegas pergi ke dapur hanya untuk sekedar menyiapkan sarapan.
Hanya sepotong sandwich dan segelas susu yang bisa aku siapkan untuk sarapan pagi ini, adikku mungkin tidak akan menyukainya, lagipula siapa yang akan memakan roti berisi daun selada, petty dengan sedikit saus dan mayones di dalamnya,
lagi pula hidangan itu lebih cocok di sajikan ketika makan siang daripada untuk sarapan ,tapi adikku akan tetap memakannya walau dia hanya memakan rotinya saja tanpa isi di dalamnya.
Kini kami duduk berhadapan tanpa ada percakan di dalamnya - hening."Bagaimana sekolah mu? "
"Ya-begitulah " - jawabnya acuh
Selalu itu jawaban yang aku dapatkan, jujur aku benci, aku benci dengan keadaan seperti ini, sampai kapan dia akan mengacuhkan ku sampai kapan dia akan bersikap dingin seperti itu, aku tak bisa berbuat apa-apa dan aku juga tak tau bagaimana cara merubah sifatnya, aku tak pandai berkomunikasi bahkan untuk tes pelajaran psikologiku aku mendapat nilai B, ya itu memang tidak terlalu buruk tapi nilai B itu masuk ke dalam salah satu daftar nilai terburukku.
Setelah selesai sarapan ku mulai langkahkan kaki ku menuju halte dekat rumahku, dengan adikku tentunya.
Suasana bus cukup sepi pagi ini, entah hanya firasatku atau memang banyak orang yang tidak berangkat kerja hari ini.
15 menit berlalu, tanpa terasa kini aku telah sampai di depan halte rumah sakit, dan seperti biasa aku dan adikku harus berpisah di halte ini karna memang untuk pergi ke sekolah harus berjalan sekitar 20 kaki lagi dari rumah sakit.
Setibanya aku di rumah sakit, aroma obat-obatan seketika menyambutku, tak lupa sapaan ramah seorang penjaga rumah sakit, yang juga turut menyapaku dengan ramah- Pak Wilson namanya.
"Selamat pagi Maria, hari pertama bekerja? " - tanya Pak Wilson ramah"Selamat pagi pak, iya hari ini hari pertama saya bekerja, dan saya sangat semangat pagi ini"
"Walau cuaca mendung? "
"iya, lagi pula cuaca seperti apa pun tidak akan berpengaruh untuk melunturkan semangat saya pak "
"Wah itu bagus Maria , selamat bekerja"
"iya terimakasih pak"Bicara tentang Pak Wilson, beliau sudah menjadi penjaga rumah sakit ini sejak lama, bahkan saat ibuku masih bekerja di sini beliau sudah menjadi penjaga rumah sakit ini, dan ibu sering menceritakan keramahan Pak Wilson padaku.
Kini aku sedang berada di ruang berkumpul para suster, di sini kami di beri arahan sebelum memulai bekerja dan untuk hari pertama bekerja , aku di tugaskan untuk mengantar makanan pada pasien yang berada di lantai 3 .
Setelah pengarahan selesai aku bergegas menuju dapur untuk mengambil makanan yang akan aku antarkan .
-dapur-"Hey"
"Hi" -Sapa ku kikuk
"Siapa nama mu? "
"Perkenalkan namaku Maria, dan kau? "
"Aku Lisa, apa kau yang akan mengantarkan makanan ke lantai 3?""iya , omong-omong di mana makanan yang harus ku antar"
"troli makanannya di sebelah sana, lengkap dengan daftar kamar pasiennya, oh iya tulisan yang di beritanda merah, berarti kamar itu kosong "
"baiklah akan ku antarkan sekarang "
"Tunggu Maria!!!.. "
"iya, ada apa? "
"Mmmm, ah tidak, silahkan lanjutkan pekerjaan mu"
Setelah itu aky mulai berjalan menelusuri lorong-lorong rumah sakit dan kini aku tiba di deretan kamar 300 , satu persatu ku antarkan makanan untuk para pasien, hingga kini aku berhenti tepat di depan sebuah kamar, 305 itulah nomor yang bisa aku baca di depan pintu itu, kedua alisku saling bertaut mengekspresikan keheranan.
Bagaimana tidak, di dalam kertas yang aku bawa dengan jelas kamar itu di beri tanda merah yang artinya kamar itu kosong atau tidak ada pasien di dalamnya, tapi kini yang ku lihat , seseorang dengan tubuh kurus dan kulit putih pucat sedang terbaring di sana, dan aku tak tau siapa itu.-Bersambung-
Story by : -g-

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hospital
HorrorApa yang kalian pikirkan tentang rumah sakit? , apakah hanya orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan?, cerita ini akan membahas tentang seorang suster muda yang mulai mengerti sisi lain dari rumah sakit, yang ternyata di balik bangunan kok...