Perlahan aku mulai mendekati kamar itu, tak lupa ku ketuk pintu dengan lubang kaca kecil di di tengah nya itu, dan tak ada sautan dari sang penghuni kamar itu, hanya hening.
aku mencoba memberanikan diri terus mendekati pasien itu,
kulitnya pucat benar-benar pucat bahkan dia terlihat seperti *mayat
dan dia nampak terlelap dengan indahnya bahkan untuk membangunkannya pun aku tak sanggup, tapi setelah ku lamat-lamat ku amati ada yang salah dengan pasien ini, dia hanya terbaring tak ada saluran infus di tangaanya bahkan tak ada obat maupun makanan di mejanya
di kasurnya juga tak tertulis nama dan identitasnya, ini benar-benar sangat aneh bukan?
lalu siapa sebenarnya pasien ini?Aku benar-benar tidak tau apa yang sedang aku lihat sekarang, ke kini perlahan kulit pasien itu mengelupas dan dia membuka matanya lebar-lebar, merah itulah warna yang pertama aku lihat di bola matanya - benar-benar menakutkan
melihat kejadian itu aku memutuskan untuk segera keluar dari kamar itu, tapi sebuah tangan menahanku dari belakang."jadilah temanku"
"Tidak!, siapa kau"
"jadilah temanku"
" jadilah temanku "
"jadilah temanku"pelahan suara itu terus mengeras dan melengking di telinga ku, dan dari mata pasien itu ku lihat darah mulai mengalir dari sela-sela matanya, kulit wajahnya semakin menipis bahkan kini bisa ku lihat sum-sum tulang pipi nya, aku terus mencoba melepaskan genggaman tangan pasien itu dan itu sangat sulit, aku tak tau harus apa sekarang aku hanya bisa menangis dan berusaha melepaskan genggaman tangan itu, bahkan aku berusaha untuk berteriak, tapi itu sia-sia tak ada seorangpun yang mendengar nya, perlahan jendela yang berada di sisi kanan ruangan itu terbuka dan pasien itu terus menarikku ke arah jendela yang terbuka itu dan berkata
"ikutlah denganku "
Firasatku semakin memburuk setelah dia mengucapkan kata-kata itu, aku terus meronta saat dia membawa ku semakin dekat dengan jendela
kini posisi ku benar-benar ada di ambang kematian.
Dia terus mendorong ku agar aku terjatuh dari jendela itu, dan benar saja kini aku terjatuh ,akan tetapi tanganku berhasil memegang sisi dari jendela itu, dia tersenyum.
Perlahan dia mendekat , dan bisa aku lihat dia membawa serpihan kaca di tangannya."selamat tinggal "
setelah dia mengucapkan kata-kata itu dia menusukkan serpihan kaca tepat di tangan ku. Aku terjatuh.
Aku terhentak dan terbangun dari tidurku.
Mimpi ternyata itu hanya mimpi, nafasku terengah-engah begitu pula dengan jantungku yang berdegup kencang, mimpi itu benar-benar terasa sangat nyata.
Dan anehnya di tanganku terdapat luka tusuk seperti di mimpi itu bahkan darah segar masih menetes dari bekas tusukan itu, dan ini amat sangat sakit.
Aku sadar kini posisiku berada di sebuah kamar pasien tapi bagaimana aku bisa sampai disini apalagi sampai tertidur, setelah menyadari itu kemudian bangkit dari posisiku saat ini dan segera meninggalkan ruangan itu.
305 itulah angka yang aku lihat sebelum aku branjak meninggalkan ruangan itu, dan kembali ke dapur.-dapur-
"Maria , are you okay ?"
"ya , aku baik-baik saja "
"Tapi wajahmu terlihat pucat , apa kau sakit ?"
"Tidak , aku baik-baik saja Lisa"
"Lebih baik kau istirahat terlebih dahulu , sebentar akan ku ambilkan minum untuk mu"
"Terimakasih"
Setelah itu aku memutuskan untuk istirahat sebentar sembari menunggu kondisiku kembali membaik .
Sampai saat ini aku masih memikirkan tentang mimpi yang aku dapat tadi , ini benar-benar gila bagimana bisa aku mendapat mimpi semengerikan itu bahkan mimpi itu terasa sangat nyata dan aku
benar-benar seperti berada di dalamnya , tapi setelah ku ingat kejadian sebelum itu, tepatnya saat aku akan mengantar makanan, Lisa sepertinya ingin mengatakan sesuatu pada ku, tapi apa?-Bersambung-
By : -g-

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hospital
HorrorApa yang kalian pikirkan tentang rumah sakit? , apakah hanya orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan?, cerita ini akan membahas tentang seorang suster muda yang mulai mengerti sisi lain dari rumah sakit, yang ternyata di balik bangunan kok...