Ia terus berjalan dalam ruang putih yang kosong, sampai tiba-tiba...
" Ahhh..."
Hera tiba-tiba terjatuh saat ruang putih itu mulai menghilang.'Ah..., tanganku sakit. Tapi kenapa badanku tidak sakit?'
Gumam Hera dalam hatinya."Apa kau tak bisa bangun dari tubuhku?"
Suara seorang laki-laki mengagetkan Hera."Ma-maafkan aku. Apa kau terluka?"
Hera langsung berdiri dan melihat tubuh lelaki itu kalau-kalau ia terluka."Aku tidak papa. Tapi, bagaimana caranya kau bisa keluar dari situ?"
Tanya lelaki itu penasaran."Hmm..aku hanya terus berjalan, dan keluar dari sini".
Kata Hera menjelaskan."Itu tidak mungkin. Museum ini sudah lama ditutup, bagaimana bisa_"
Lelaki itu berhenti bicara saat melihat wanita berambut panjang itu sudah tak ada lagi dihadapannya."Wahh, bagaimana bisa ada rumah setinggi ini? Ini bahkan lebih tinggi dari istanaku".
Hera melihat sekelilingnya yang penuh dengan gedung-gedung tinggi.Lelaki itupun membalikkan tubuhnya dan menemukan seorang wanita cantik itu sedang terpesona oleh gedung pencakar langit seperti orang yang baru pertama melihat.
Lelaki itu berlahan mendekati Hera sambil menyelidiknya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Hei.., kau dari mana? Kenapa memaakai baju seperti ini? Apa kau baru menghadiri suatu festival seni?"
Kata lelaki kekar itu mengeritik pakaian Hera." Aku Hera dari negeri Praysis. Apa ini ketinggalan zaman? Tapi ini adalah baju terbaru di negeriku".
Hera seketika melihat pakaiannya."Wah.. Bagaimana bisa wanita-wanita disini memakai pakaian sependek itu? Tapi kelihatannya sangat keren".
Lanjut Hera terpesona melihat seorang wanita lewat memakai rok jins mini.'Sepertinya wanita ini kurang waras. Sebaiknya aku tidak berurusan dengannya'
Batin lelaki itu sambil berjalan meninggalkan Hera.Hera melihat seorang wanita yang memakai pakaian yang hampir sama dengan wanita sebelumnya. Ia mengejar wanita itu tanpa peduli lagi dengan lelaki tadi.
"Permisi. Aku ingin bertanya. Dimana kau membeli pakaian ini?"
Tanya Hera sambil menahan tangan wanita itu.' Wah, bagaiman bisa ada wanita secantik dia? Dimana dia melakukan perawatan?'
Batin wanita itu sambil melirik Hera."Aku membelinya di toko ujung jalan sana".
Wanita itu menunjuk sebuah toko pakaian di ujung jalan, bersebrangan dengan lampu jalan.Tanpa berfikhir panjang, Herapun pergi meninggalkan lelaki itu.
Hera akhirnya sampai di depan toko tersebut. Ia menggeser pintu tersebut dengan sekuat tenaga.
"Hmm?? Kenapa pintunya tidak mau terbuka?".Herapun mencoba sekali lagi dengan lebih kuat.
"Kenap masih tidak bisa dibuka? Pintu kamarku tidak pernah sesudah ini membukanya".Tiba-tiba seorang wanita paruhbaya mendahului Hera dan membuka pintu toko tersebut.
"Oh.., jadi pintu itu harus didorong untuk membukanya?".
Hera maju dan mendekati pintu."Seperti ini?"
Kata Hera sambil membuka pintu tersebut, lalu memasukinya."Ada yang bisa saya bantu?"
Tanya seorang wanita." ya, saya ingin membeli pakaian seperti wanita lain".
Kata Hera dengan semangat."Eee.. Maaf, maksud anda..."
Ekspresi wanita itu tiba-tiba berubah menjadi bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST TIME
RandomLOST TIME ( Kehilangan Waktu ). Kisah yang menceritakan seorang wanita yang ingin mengembalikan waktu yang telah hilang bersama sahabatnya.