"menjadikan aku sebagai andalan adalah kesalahan besar, Dit" ucap Dinda dengan penuh kesadaran bahwa sampai kapanpun dia tidak akan bisa mmenjadi apa yang Adit butuhkan. Adit adalah adalah yang terbaik, dan kepada Adit juga Dinda merasa bisa melabuhkan harapannya. Tapi dibalik harapan, ada juga kesadaran bahwa dia bukan lah yang terbaik.
"aku hanya seorang wanita murahan, berasal dari pondok pesantren. Alim, polos, dan tidak tau apa-apa. Tidak ada yang bisa dibanggakan dariku" Terus Dinda. Suaranya semakin naik berpadu dengan emosi.
"tapi, kamu berusaha dan berjuang untuk membahagiakan ku, itulah yang bisa ku banggakan dinda. Ketika kamu berhasil membahagiakanku. Disitulah kebanggaanku padamu." Jawab Adit pelan. Dia masih membenamkan segala emosinya didasar hati. Tak ingin seseorang pun tahu apa yang sebenarnya ia rasakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda
Teen Fictiontentang dua manusia, yang memutuskan berpasangan walau berasal dari latar belakang yang berbeda. Adit dengan orang tuanya yang bekerja sebagai seorang pelacur, Dinda sebagai Anak dari Kiyai dan keponakan dari pemilik pesantren. "orang baik akan berp...