"Aku
... mau."Detik berikutnya, Jihoon sudah terbaring di ranjang dengan Guanlin yang berada di atasnya. Memainkan bibirnya dengan bibir Jihoon.
Jihoon mendesah tertahan ketika sang dominant dengan lembutnya menghisap, lalu menggigit bibir merahnya yang tebal. Membuatnya membuka mulutnya.
Dikalungkannya tangannya ke leher Guanlin ketika Guanlin menautkan lidah mereka, bermain main di dalam goa mulutnya. Rasanya hangat.
Guanlin tidak bosan mengeksplor goa hangat milik sang submassive. Menyapa deret gigi Jihoon yang rapi. Dan bergulat lidah dengan lidah milik Jihoon, lagi.
Guanlin melepaskan ciumannya sejenak lalu menatap muka Jihoon. Indah. Satu kata yang cukup mewakili pikirannya sekarang. Nafas yang tidak beraturan, mulut yang terbuka, dan jangan sampai tertinggal matanya yang sayu itu. Membuat Guanlin benar benar ingin menerkamnya sekarang.
Guanlin menempelkan bibirnya pada bibir Jihoon lagi. Lalu melumatnya dengan ganas sampai membuat Jihoon kuwalahan.
Oh tidak. Guanlin hebat sekali dalam berciuman dan membuatnya terbang.
"Mmmhh~" desah tertahan Jihoon ketika Guanlin menghisap mulutnya.
Puas bermain dengan bibir Jihoon, kini ciuman Guanlin turun ke leher Jihoon.
Mencium leher Jihoon dengan tidak sabar, tidak leher saja, bahkan ciumannya merambat ke tengkuk dan daun telinga Jihoon. Dijilatnya daun telinga milik kakaknya itu untuk menggodanya.
"Ahhh~" desah Jihoon dan meremas rambut Guanlin.
Guanlin kembali ke leher Jihoon. Menjilat dan menghisapnya dengan kuat. Sesekali menggigitnya sehingga menimbulkan bercak berwarna merah keunguan.
Tangan Guanlin sudah tidak bisa diam. Tangannya mulai nakal dengan memasuki kaos milik Jihoon dan mengusapnya dengan pelan. Membuat Jihoon menggeram tertahan. Geli, tapi Jihoon suka itu.
Tangannya naik ke tonjolan pink milik Jihoon. Memainkannya dengan cara memilin dan memlintir tonjolan tersebut.
"A-akh, Guan!" teriak Jihoon.
Guanlin menjauhkan kepalanya dari leher Jihoon dan membuka kaos serta celana milik Jihoon dan membuangnya dengan asal. Kini Jihoon telah full naked.
Oh shit, batin Guanlin. Siapa yang tidak tegang disuguhi pemandangan seperti ini. Kulit Jihoon yang mulus dan putih bersih layaknya bayi dan bodynya yang semok itu.
"Guanlin jangan diliatin terus~" ucap Jihoon malu malu sambil menutupi wajahnya yang merah menggunakan telapak tangannya.
"Haha, nggak usah malu, Kak. Lagian Guanlin bakal sering liat ini." goda Guanlin.
Guanlin kembali menyerang Jihoon, kini di bagian dadanya. Mencium dada Jihoon dan membuat kissmark disana.
Dan kini dia tengah mengulum nipple milik Jihoon. Menghisap layaknya bayi yang kehausan dan memainkan lidahnya di bagian luar nipple Jihoon dan dipuncak nipple Jihoon.
Guanlin melepas pakaiannya ketika dirasa suhunya mulai memanas sehingga kini mereka berdua sama sama full naked.
Wajah Jihoon kembali memerah ketika dia tidak sengaja melihat little Guanlin yang tidak bisa dikatakan kecil karena ukurannya yang besar dan panjang itu. Apalagi sekarang mengacung dengan tegak.
Guanlin tau Jihoon sedang melihat miliknya. Dan dia melihat jelas wajah Jihoon yang memerah.
"Wajah kamu merah tuh, Kak, wkwk." goda Guanlin dengan tertawa.
"Ih jangan digodain terus akunya~" rengek Jihoon.
Imut banget. Guanlin nggak kuat buat nggak ngecupin pipi gembul milik Jihoon.
"Guanlin geli!" protes Jihoon sambil jauhin kepala Guanlin dan mengusap pipinya yang basah karena perbuatan Guanlin tadi.
"Abisnya kamu gemesin sih, Kak." bela Guanlin.
Jihoon manyun manyun imut. Dan Guanlin segera menghujami Jihoon kecupan di bibirnya.
"Kalo kamu kaya gini terus, kapan masuk ke inti?" tanya Guanlin sambil naik turunin alisnya kaya orang mesum.
"Y-ya kamu makanya segera masuk dong!" jawab Jihoon dengan pipi yang untuk kesekian kalinya memerah lagi.
"Nggak sabar nih ceritanya?" tanya Guanlin jail.
"A-apa sih! Siapa yang ng-nggak sabar?!" tsundere Jihoon.
Guanlin nggak ngejawab pertanyaan Jihoon. Tangannya memegang adik milik Jihoon yang ukurannya mini dan pas di telapak tangannya.
"Aahh Guan!" Jihoon kaget sama serangan mendadak dari Guanlin.
Guanlin senyum aja dan mulai memijat dan mengurut adik Jihoon. Membuat Jihoon medesah kenikmatan.
Kini Guanlin mengocok adik Jihoon dengan tempo yang cepat. Jihoon udah desah nggak karuan di bawahnya.
"Fasterrh, Guanh~ ahh~"
Guanlin makin gencar mainin adik Jihoon. Jihoon segera keluar, tapi dengan jailnya Guanlin malah nutupin lubang tempat sperma Jihoon keluar.
"Guan! Guan! Guan aku pengen keluar, Guan! Jangan ditutupin!" teriak Jihoon kencang.
Guanlin ketawa terus ngebuka lubang Jihoon lagi. Dan cairan putih milik Jihoon pun langsung keluar.
"A-aahhh"
Nafas Jihoon tersengal sengal.
Guanlin ngecupin perut Jihoon dan mainin lidahnya di pusar Jihoon.
F*ck, Guanlin jago banget godain Jihoon.
"Guanhh, langsung ke inti ajaa~" mohon Jihoon. Guanlin nurutin aja permohonan si bos besar.
Guanlin ngebuka lebar paha Jihoon, tapi sebelumnya dia ngolesin lotion ke dua jarinya. Dia ngemasukin dua jari panjangnya ke lubang anal Jihoon. Membuat Jihoon menggeram tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex +panwink
FanfictionBoleh nggak sih jatuh cinta sama kakak kita sendiri? Panwink; Yaoi; [Chapter 8 and 16 privated] #FanfictionLine