1. Donat

1.5K 54 0
                                    

Maaf ya sebelumnya, yang bab ini aku update ulang. Karena setelah aku buat part yang kedua ceritanya nggak nyambung sama yang part 1. Jadi aku ubah sedikit yang di part 1 ini.

Tetap baca terus ya gaess, ceritaku.

-------------------

"Thaaaaa?"

Suara teriakan itu berhasil mengusik tidur cantiknya seorang putri dirumah itu. Sayangnya itu hanya terjadi tak lebih dari 5 detik.
Thata semakin menenggelamkan tubuhnya didalam selimutnya.

Sedangkan dalang dari teriakan nama itu,Fernando Alexander abang satu satunya dari Thalita Desyira tetap meneriaki nama adiknya itu.

Namun,karena tetap tak mendapatkan jawaban ataupun pergerak di dalam kamar adiknya itu, Ando terpaksa naik keatas ke kamar adiknya.

Dengan tidak santainya, Ando langsung membuka pintu kamar Thata.
Dengan sekali tarikan, Ando berhasil menyibak selimut yang dipakai Thata.

"Tuan putriku yang cantik,ayo bangunn. Cepetannn".

Dengan penuh penekanan dalam ucapannya Ando terus membangunkan Thata.
Sedikit demi sedikit Thata mulai menggerakkan tubuhnya.
Dengan malas, Thata membuka matanya.

"Astaga bang,apaan sih. Lo ganggu tidur gue tau gak." Protes Thata.

"Hehh,bangun gak lo. Lo yang ngerusak kedamaian idup gue tau gak?" Ando menyahuti ucapan Thata dengan kesal.

"Lah,kenapa gua. Ga liat lo,gue aja baru bangun kenapa gue yang ganggu lo!"

"Nohh,gara-gara si Bonni gua harus bangun pagi-pagi buat ngepel kamar gua. Si Bonni eek di kamar gua Thata!!"

Bonni itu kucing anggoranya Thata dari sebulan yang lalu. Hasil dari rengekannya ke papa tercintah.

"Santai dong bang, cuman eek doang,tinggal dipel beres. Kenapa jadi masalah sih." Thata masih santai menanggapi ocehan abangnya itu.

"Itu kucing, kucing punya siapa hah?? Kenapa eek nya dikamar gua coba. Kenapa gak dikamar lo!!" Ando tambah geram melihat kelakuan adiknya yang tampak mengabaikan keluh kesahnya di pagi itu.

"Buruan lo bangun, terus pergi ke pet shop. Makanannya habis. Gak mau kan loh kucing lo kelaparan terus dead. Kalau gue sih suka-suka aja kucing loe mati."

"Iya-iya gue bangung. Rempong amat sih lo bang. Lama-lama kek emak-emak arisan lo".

Setelah membalas ucapan abangnya, Thata melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Setelah mandi, Thata hanya menyisir rambutnya lalu mencepolnya. Tak perlu repot-repot, karena jarak pet shop dengan rumahnya cukup dekat.

Turun dari kamarnya, Thata melihat abangnya sedang nonton tv. Tanpa banyak komentar, Thata langsung lewat saja tanpa mengomentari kegiatan abangnya itu.

Thata pergi ke garasi untuk mengambil sepeda, mau jalan kaki udah malas karna udah panas.

Thata mengendarai sepedanya dengan santai. Selagi dia mengayuh pedal sepeda,sesekali dia menyapa tante-tante yang tinggal dekat rumahnya.

****

Sampainya di pet shop, Thata memarkirkan sepedanya diparkiran. Dirasa udah cukup aman, Thata masuk ke toko.

"Wah, mbak Thata tumben pagi-pagi udah kesini?" Tanya bu Arum, pemilik pet shop itu.

Karena Thata sering pergi ke sini, jadi bu Arum sudah mengenal Thata.

"Ehh iya bu, itu makanannya si Bonni udah habis." Jawab Thata. "Yaudah bu, Thata ambil makanannya dulu ya?" Thata meminta ijin ke bu Arum untuk mengambil makanan kucing.

Di toko ini, memang pembeli mengambil sendiri apa yang mau di beli. Berhubung semuanya sudah dipak jadi mudah mau ngambilnya.

"Yahh, kok tinggal 1 sih. Ini mah cukup cuma 3 ha..." Belum selesai Thata ngomong, udah ada yang ngambil dulu.

"Ehh,itu mau gue ambil tau donatnya." Sela Thata.

Donat itu makanan kucing, bentuknya bulet-bulet terus tengahnya bolong jadi sebutannya donat.

"Serah gue dong, gue juga mau beli ini. Kan cepet gue ngambilnya, jadi ini gue yang beli." Jawab cowok itu.

"Wahh, gak bisa gitu dong. Itu yang liat gue dulu, jadi gue yang beli." Thata masih berusaha mendapatkan itu makanan kucing.

Kalau dia nggak dapat, si Bonni mau makan apa coba?? Kasian kan kalau dia kelaparan.

"Bodo, ini gue yang beli." Setelah mengatakan itu, pelaku pengambil donat langsung pergi ke kasir untuk membayar.

Melihat kepergiannya, Thata langsung mengejarnya.

Sampai di depan kasir, dia langsung menyerahkan donatnya untuk dibayar.

"Ehh lo, nggak bisa gitu dong! Ini kucing gue mau makan apa coba kalau itu lo beli? Masa lo gak kasian si sama kucing gue yang lagi kelaparan di rumah?"
Thata mencoba membujuk cowok itu, namun tetap tidak dihiraukan.

"Aaa, ayo dong?" Thata masih tetap merayu. Namun, hasilnya tetap sama.

Melihat tingkat Thata, bu Arum bingung sendiri.
"Ada apa ya mbak Thata?" Bu Arum mencoba bertanya.

"Itu bu, donat nya tinggal 1 dan diambil dia. Terus nanti kucing saya makan apa dong?" Thata mulai mengadu pada bu Arum.

"Oo itu to, yaudah mbak Thata tunggu dulu aja ya. Ibu bungkusin dulu. Di gudang masih ada kok." Jawab bu Arum.

"Wahh beneran bu? Yaudah kalau gitu, Thata tunggu." Thata menjawab.

Selesai membayar, cowok itu langsung pergi. Thata yang melihat kepergiannya langsung mendengus dan kesal dibuatnya.

"Wah bener-bener tu orang. Siapa sih tu orang, ngeselin banget." Gerutu Thata.

****

Segitu dulu ya, semoga kalian suka sama ceritanya.

Jangan lupa like and comment.

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang