Drrrrttt
Getaran hp dari Thata berhasil mengusik mimpi indahnya.
Dengan setengah hati, Thata mengambil hp nya yang berada diatas nakas dan langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa si penelpon.
"Halo." Thata mulai membuka suara nya yang terdengar serak, khas orang baru bangun tidur.
"Pagi tuan puteri." Sahut suara diseberang sana. "10 menit lo nggak turun, gue tinggal ke sekolah!!" Tambahnya lagi.
Ya, yang menelpon Thata adalah bang Ando. Karena malas pergi ke kamarnya Thata, Ando lebih memilih menelponnya.
Sedangkan dilain tempat, Thata membulatkan matanya mendengar ancaman dari abangnya.
Dengan gerakan cepat, Thata langsung bangun dari kasur dan langsung menuju ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama, Thata sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya.
Cepat-cepat Thata mengambil tas sekolahnya dan hp nya masih tergeletak di atas kasurnya. Untungnya Thata selalu menyiapkan apa yang harus dibawa di hari pertama sekolahnya ini, jadi saat pagi tidak perlu menyiapakannya lagi.
Ya, hari ini tahun ajaran baru. Thata kelas 10, sedangkan Ando naik ke kelas 12. Thata memilih satu SMA dengan abangnya itu, di SMA Garuda.
Thata menuruni tangga dengan cepat. Sampainya di ruang makan, disana sudah ada bang Ando lengkap dengan kedua orang tuanya.
"Anak mama telat bangunnya?" Tanya mama Gina.
Sebelum menjawab, Thata menarik napas terlebih dahulu sebelum berbicara.
"Ihh, mama kenapa nggak bangunin Thata sih?" Rajuk Thata.
"Kamu mah, tadi udah mama bangunin tapi nggak bangun-bangun." Jawab mamanya
Sambil mendengarkan jawaban mamanya, Thata meraih gelasnya yang berisi susu coklat. Kesukaan Thata.
Setelah menghabiskan satu gelas susu, Thata melirik jam yang melingkar ditangannya.
"Mampus! Bang ayo cepet, udah siang!" Refleks, Thata menutup mulutnya.
"Adek itu mulutnya!" Sahut papa Jason.
Benar kan, dirumah ini nggak ada yang boleh mengumpat ataupun berkata kasar. Namun, Thata dan Ando sering kali keceplosan.
"Iya pa, maaf." Thata menjawab sambil menunjukan giginya.
Setelah mengucapkan permintaan maafnya, Thata menarik seragam abangnya untuk segera berdiri.
"Aduhh dek, ini kenapa tarik-tarik sihh. Iya-iya bentar." Sahut Ando.
Segera setelah Ando memasukkan suapan terakhir nasi gorengnya, dia segera berdiri.
"Ma, pa, berangkat dulu ya. Takut telat ntar." Thata meraih tangan kedua orang tuanya dan menciun kedua pipinya untuk berpamitan. Diikuti dengan Ando juga tentunya.
"Adek nggak sarapan dulu?" Mama Gina bertanya.
"Nggak usah ma, nanti Thata sarapan disekolah aja." Sahut Thata yang sudah mulai berjalan keluar rumah.
****
Hening. Itulah keadaan mobil yang dinaiki Thata dan Ando.
Sekitar 15 menit, akhirnya gerbang SMA Garuda sudah terlihat. Disana sudah ramai dengan anak-anak yang berangkat sekolah. Ada yang mengendarai mobilnya sendiri, ada yang mengendarai motor, ada juga yang diantar oleh orang tuanya.
"Bang, ntar gue turun di depan gerbang aja nggak usah sampai parkiran." Thata mulai membuka suara.
Namun, alih-alih menjawab. Ando tetap malajukan mobilnya ke parkiran.
Bukannya gimana-gimana, hanya saja Thata nggak ingin jadi pusat perhatian dengan kedatangannya dengan abangnya itu. Thata hanya mencari aman, dia nggak mau sampai mendapat tatapan membunuh ataupun cibiran dari kakak perempuan kelasnya. Karena kebanyakan dari mereka nggak tahu kalau Thata dan Ando adalah kakak beradik.
"Ishh." Thata hanya dapat menghela napas melihat kelakuan abangnya itu.
Thata kan masih murid baru, jadi dia nggak mau nyari masalah.
Sampainya di parkiran, cepat-cepat Thata keluar dari mobil.
Dengan langkah yang cepat, Thata meninggalkan parkiran dan segera pergi ke kelasnya. Thata sudah tau dia dikelas berapa. Karena tadi waktu di mobil, Aprilia Domani, sahabatnya telah memberitahukan kelas mana yang ditempatinya. Dan mereka juga satu kelas.
Namun, sebelum sampai dikoridor Thata merasakan bahunya berat. Ternyata tangan Ando sudah melingkar di bahunya.
"Bang, bener-bener ya lo. Gue mau dapat masalah dari kakak-kakak kelas itu yang katanya fans berat loe." Thata berusaha melepaskan rangkulan dari abangnya itu.
Namun sia-sia, Ando malah mengeratkan rangkulannya ke adiknya itu. Alhasil, sepanjang mereka melewati koridor itu, banyak berpasang-pasang mata menatap Thata dan Ando.
"Udah, diem aja lo." Sahut Ando.
Mereka tetap melanjutkan langkahnya untuk sampai dikelasnya Thata. Ando memang sengaja mengantarkan adinya itu sampai ke kelasnya.
****
Sampai di depan kelas Thata, Thata berusaha melepaskan rangkulan abangnya itu dan berhasil.
"Bang, lo jangan rangkul-rangkul gue dong. Lo nggak liat, banyak mata yang liatin kita tadi." Thata dibuat kesal dengan kelakuan abangnya itu.
Ando hanya mengendikan bahunya mendengar celotehan adiknya itu.
"Yaudah, gue masuk dulu." Pamit Thata.
"Iya, belajar yang bener lu dek." Sahut Ando sambil mengusap rambut Thata.
"Ishh, rambut gue bang." Geram Thata.
Tak memperdulikan Thata, Ando segera pergi menuju kelas nya sendiri.
****
Malamm semua 😁
Aku balik lagi, maaf ya update nya lama.
Semoga kalian suka sama ceritanya.Like sama comment nya jangan lupa juga, oke.
See you 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me
Novela Juvenil"Gak usah khawatir,aku baik-baik aja". ~ Thalitha Desyira "Gak usah bohong,loe gak baik-baik aja". ~ Devano Putra Wijaya