Memasuki kelas, keadaan masih cukup sepi. Jam sudah menunjukan pukul 06.30 pagi. Maklum, kelas Thata kebanyakan penghuninya tukang telat. Walaupun nggak telat pasti mepet banget sama bel masuk. Termasuk Thata sendiri sih. Hehe
Hari ini Thata nggak telat. Dia berangkat bareng bang Ando lagi.
Meletakkan tas di bangkunya, Thata langsung mengeluarkan ponselnya. Mengecek akun sosial medianya. Berhubung Aprilia juga belum datang, jadi Thata bingung mau ngapain.
Kringg kringggg
Tak terasa bel sudah berbunyi. Namun kelasnya masih lenggang saja.
Kelasnya juga sudah mulai penuh. Namun, Li masih belun ada kabarnya.
"Dimana sih ni bocah?" Gerutu Thata.
Akhirnya dia mencari nomor Lia dan menelponnya.
Tuttt tuttt
Masih sambungan telpon yang terdengar.
"Halo. Li lo kemana sih? Kenapa belum masuk kelas?" Tanya Thata beruntut.
"Gue nggak masuk. Lagi flu gue. Kemaren habis kehujanan." Jawab Lia dengan suara yang serak.
"Astaga. Yaudah ntar pulang sekolah gue ke rumah lo. Udah dulu ya, Pak Yoto udah dateng nih."
"Iya, semangat ya sekolahnya." Ucap Lia sambil terkekeh.
"Nggak usah ngeledek gue lo." Tambah Thata dengan sewot dan langsung menutup telponnya. Pasalnya setiap Thata diajar oleh pak Yoto dia selalu mengantuk.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa pak Yoto.
"Pagi pak." Jawab serempak satu kelas.
"Yah, gue bangku sendiri nih." Thata tambah lesu karena dia harus sendiri di jam pelajaran yang cukup membuatnya bosan.
Saat dia mengeluarkan buku di tasnya, kursi disebelahnya sudah diduduki seseorang.
"Lah, ngapain loe duduk disitu." Thata mengucapkan kalimat sinisnya.
"Ini bangku kosong, terserah lah gue mau duduk disini apa nggak." Saut Vano.
"Tapi gue nggak mau duduk sama lo. Pergi nggak lo. Pergi gak lo." Thata menggertakan giginya sambil mengusir Vano.
Namun si empu yang diusir tidak menghiraukan dan masih duduk manis di samping Thata.
"Lo seneng banget ganggu gue sih?" Thata sedang tidak mood meladeni Vano. Akhirnya dia menelungkupkan kepalanya di antara tangannya.
Melihat Thata seperti itu, Vano membiarkannya. Kali ini dia berusaha menjadi murid yang baik. Mencoba mengikuti pelajaran pak Yoto dan mendengarkannya.
Namun setelah beberapa menit, niatnya gugur sudah. Dia mulai menguap karena bosan. Matanya melirik ke kursi samping. Thata sedari tadi telah tidur.
Tak ingin Thata tidur dengan tenang, Vano menarik ikatan rambut Thata. Memang hari ini Thata mengikat rambutnya menjadi satu, tapi ikatannya tidak ada rapi-rapinya.
Saat Vano menarik ikatan itu, ada salah satu rambut Thata yang ikut tertarik.
Thata langsung memekik kesakitan. Menyadari siapa yang membuatnya kesakitan, Thata langsung menampol belakang kepala Vano.
"Adawww." Kini gantian Vano yang memekik.
"Lo ngapain tarik-tarik rambut gue!! Sakit tau nggak!!" Thata mulai memarahi Vano.
Taoi sebelum Vano membalas ucapan Thata, pak Yoto sudah mengiterupsinya.
"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?!" Dengan mata melotot pak Yoto menegur Thata dan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me
Teen Fiction"Gak usah khawatir,aku baik-baik aja". ~ Thalitha Desyira "Gak usah bohong,loe gak baik-baik aja". ~ Devano Putra Wijaya