Bersama bunyinya bel pulang sekolah, ponsel Thata juga bergetar.
Ando mengirimkannya pesan.
"Ishh". Thata mendengus melihat pesan dari abangnya itu.
"Kenapa Ta?" Lia bertanya tanpa melihat kearah Thata. Lia sendiri sedari tadi sibuk melihat idola-idolanya itu, yang tak lain adalah oppa-oppa koreanya.
"Itu, abang gue bilang kalau gue disuruh pulang sendiri atau bareng elo. Dia mau jalan sama temennya katanya."
"Yaudah, lo bareng sama gue. Tapi ntaran dulu ya, diluar masih hujan juga."
Mendengar Lia berkata kalau sedang hujan, Thata langsung melihat ke arah jendela untuk memastikan bahwa sedang hujan sekarang. Thata tidak menyadari kalau hujan turun, karena sedari tadi ia menyumpal telinganya dengan headseat.
"Sama gue mau lihat oppa-oppa gue dulu." Tambah Lia.
Belum selesai Lia menutup mulutnya, ia sudah berteriak heboh lagi.
"Hwaaaa, astagaaa. Gue nggak kuat kalau gini teruss." Jerit Lia.
Thata dibuat kaget dengan teriakan Lia.
"Apa-apaan sih loe! Kenapa mesti teriak disamping kuping gue!! Gue budeg tanggung jawab lo!!" Thata merasa kesal dengan perbuatan sahabatnya itu.
"Ya maaf, gue baru dapat siulannya abang Jungkook. Astagaa, makin cinta dedek bangg."
"Heh, itu siulan bukan khusus buat loe. Gak usah heboh." Thata gregetan denga Lia, kenapa bisa gitu suka sama oppa-oppa itu sampai segitunya.
"Bodo." Lia memeletkan lidahnya dan segera berpaling untuk melanjutkan melihat layar ponselnya.
Thata menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.
****
Setelah hujan agak reda, Thata dan Lia keluar dari kelasnya untuk mengambil motor di parkiran. Lia memang sering naik sepeda motor jika kesekolah. Berbeda dengan Thata yang tidak bisa naik sepeda motor.
Thata hanya bisa menaiki sepeda kayuh. Makanya, dia selalu bareng Ando jika ke sekolah.
"Loe kenapa nggak mau belajar naik mobil lagi sih Tha, kan enak loe pergi nggak harus sama bang Ando terus." Lia bertanya saat mereka sedang berjalan menuju parkiran.
"Gue takut Li. Loe tahu kan, dulu gue udah semangat banget buat belajar ehh gue nabrak pagar rumahnya bu Asih." Thata mengingat kembali saat dia dulu belajar naik mobil.
Dulu dia diajarin abangnya. Awalnya Ando melarang karena Thata masih kecil, tapi Thata tetap memaksa. Karena mendapatkan rayuan juga dari adiknya itu, akhirnya Ando mau mengajari.
Tapi, baru keluar dari garasi, Thata sudah menabrakan mobil itu ke pagar rumah bu Asih, yang rumahnya ada persisi di depan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Thata trauma dan belum mau lagi belajar naik mobil."Yaudah, coba dikit-dikit hilangin trauma loe."
"Iya deh, kapan-kapan gue coba lagi."
"Okee, semangat ya." Lia memberikan semangat pada sahabatnya itu. "Loe tunggu sini aja dulu, gue ambil motor gue dulu." Tambah Lia.
Mereka sudah sampai di parkiran, dan motornya Lia juga sudah terlihat.
Sambil menunggu Lia mengambil motornya, Thata mengeluarkan ponselnya karena ponselnya bergetar. Ternyata mamanya menelpon.
"Halo, assalamualaikum ma."
"Walaikumsalam dek, kamu sudah pulang belum? Kalau belum mama minta tolong, ambilin pesanan kue mama di mbak Rena ya?" Pinta mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me
Teen Fiction"Gak usah khawatir,aku baik-baik aja". ~ Thalitha Desyira "Gak usah bohong,loe gak baik-baik aja". ~ Devano Putra Wijaya