"Aniki aku..........
"Aku menolak menikah dengannya!" Ucap Sasuke parau, entah mengapa mengingat orang itu membuat Sasuke teringat pada malam kelam.
Melihat tubuh adiknya yang bergetar Itachi segera memeluk tubuh Sasuke. Dielusnya surai hitam milik sang adik dengan lembut, ia tahu dirinya bukan kakak yang sempurna, menjaga satu adik saja ia tidak bisa, apanya yang kepala MAFIA yang kejam kalau menjaga satu orang saja tidak sanggup. Ingin rasanya ia tertawa jika mengingat perkataan orang orang tentang dirinya, dirinya yang kejam, kuat, dan mampu melakukan apa pun! Dengan senang hati Itachi akan membantah semua pemikiran itu.
"Kau harus menikah dengannya demi anakmu, Sasuke!" Itachi berusaha membujuk adiknya.
Sasuke menggeleng lemah, apa jadinya jika ia menikah dengan Naruto, apa ia harus tinggal bersama Naruto dengan istrinya, apa kata orang nanti, dia akan di cap sebagai perusak rumah tangga orang, Sasuke tidak mau seperti itu. Lalu bagaimana perasaan istri Naruto jika tahu bahwa suaminya menghamili seorang pemuda, ia pasti merasa kecewa. Tidak, Sasuke tidak ingin menjadi orang yang egois, biar ia merawat sendiri anaknya tanpa Naruto. Toh mereka tidak pernah saling berhubungan kecuali malam itu.
"Aku tidak ingin mengganggu rumah tangga mereka aniki!" Raut wajah Sasuke menjadi sendu, memikirkan reaksi istri Naruto kepada entah mengapa membuatnya sakit, entah untuk alasan apa.
"Kau tidak merusak rumah tangga siapa pun Sasuke!" Itachi menangkup wajah cantik Sasuke dengan kedua telapaknya.
"Ma... maksud aniki?!" Tanya Sasuke bingung.
"Naruto tidak jadi menikah!" Jawab Itachi mantap.
Deg!!
Perasaan Sasuke entah mengapa merasa sangat bersalah pada calon Naruto, ia merasa jika semua ini adalah salahnya kalau saja saat itu ia sekuat tenaga melawan Naruto yang tengah mabuk mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Tapi Sasuke tidak dapat membohongi dirinya sendiri jika ia terlena setiap Naruto menyentuh tubuhnya baik secara halus maupun kasar, bahkan Sasuke masih ingat dengan jelas rasa ciuman itu, ciuman yang membuat merasa melayang.
Sasuke tidak mengerti dengan pola pikirannya sendiri, benarkah kata Naruto jika ia seorang JALANG?!
"Kenapa kau hanya diam Sasuke?"
"A... aniki apa alasan mereka batal menikah?" Sasuke berusaha menyembunyikan rasa cemasnya.
"Karena Naruto harus bertanggung jawab atas keadaanmu!" Jawaban Itachi sukses membuat Sasuke merasa bersalah kepada calon istri Naruto.
Itachi yang melihat perubahan raut wajah Sasuke kembali memeluk tubuh adiknya, orang hamil memang banyak berubah adiknya yang dulu judes, sedikit bicara, tsundere sekarang justru melankonis.
"Jangan menyalahkan diri sendiri Sasuke! Percayalah bukan kau penyebab batalnya pernikahan mereka! Kau harus menerima pernikahan ini! Demi anakmu Sasuke! Aniki mohon!" Ucap Itachi sembari memeluk Sasuke erat memberi kekuatan untuk adiknya.
"Biarkan aku berpikir dulu aniki!"
Itachi menyerutkan dahinya tak suka mendengar jawaban sang adik.
"Sasuke, aniki mohon! Terimalah pernikahan ini!" Sasuke menjadi tidak tega melihat raut wajah memohon Itachi, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya jika ia belum siap.
"Aku mohon aniki beri aku untuk waktu berpikir!" Ucap Sasuke menunduk tak sanggup menatap sorot mata kakaknya, ia tahu Itachi melakukan ini demi dirinya tapi bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan orang yang sudah menghancurkannya? Bahagiakah? Atau menderita?
"Baiklah jika itu keinginanmu Sasuke! Tapi aniki harap kau segera memberi jawaban yang terbaik bagimu juga anakmu!"
"Hn!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt (END)
FanfictionSasuke tidak menyangka kehidupannya yang normal berubah dratis setelah seorang pengusaha yang kejam dan dingin memperkosanya saat mabuk. Bukannya merasa bersalah pengusaha tersebut justru menyalahkan Sasuke dan pergi begitu saja meninggalkan Sasuke...