Chapter 11: Childhood

21 8 0
                                    

Kalau aku mengingat masa laluku yang suram dan tidak menyenangkan itu lebih baik aku tidak usah memberitahukan mereka, tapi karena mereka temanku tidak ada salahnya mereka mengetahui tentang hal ini, aku pun mulai bercerita kepada mereka.

"Waktu kecil aku tinggal dengan ayahku di amerika, ibuku meninggal saat melahirkanku, saat itu mungkin aku tahu seperti apa wajah ayahku, tapi aku tidak mengetahui pekerjaannya maupun sifat asli ayahku, aku di didik dengan cara yang luar biasa tegas, tidak boleh bermain dengan teman, atau apapun yang sifatnya menghibur, di matanya itu hanyalah kesenangan belaka, aku hanya boleh mengerjakan kegiatan yang ada hasilnya seperti belajar dan lain-lain, aku juga diajarkan caranya memimpin dan menguasai, hasilnya aku jadi jenius tapi tidak memiliki teman".

Aku menarik nafas lalu melanjutkan ceritanya.

"Dan setelah aku menginjak jenjang SMP aku memberontak dan lari dari rumah, aku tinggal sendiri di salah satu rumah ayahku, dan saat tinggal sendiri, aku mulai mencari tahu asal usul ayahku di internet, dan ternyata ia adalah salah satu orang yang paling di takuti di dunia karena pengaruhnya yang besar".

Semuanya terlihat terkejut mendengar itu, kecuali Emilia, Emilia meletakkan cangkir tehnya, dia lalu berkata.

"Aku sudah mengetahui beberapa hal tentang kepala sekolah, karena ia mengancam ibuku yaitu ratu inggris untuk memberikannya dana pembangunan untuk sekolah ini".

Aku berkata  "Dan dia memasukan ku disini untuk memenangkan sekolah ini di pertandingan chosen,".

Semuanya terlihat diam saja, Elaine berdiri "Aku pergi ke balcony sebentar mau nyari angin,"   Chael dan Emilia lanjut menikmati teh mereka sedangkan Luna dan Yuna memainkan gitar dan harmonika yang ada di ruangan itu.

Mereka terlalu santai, aku akan menyusul Elaine, Aku berdiri dan berkata "Aku akan menghampiri Elaine sebentar, tunggu disini ya,".

Saat aku berjalan keluar, aku membuka pintu, angin malam yang dingin menghembus kulitku, aku dapat melihat bintang-bintang di langit bersinar, Elaine bersandar di pagar Balcony sampai menatap bintang-bintang di langit, aku menghampirinya dan berkata "Ada apa denganmu, tidak seperti biasanya kau begini,".

Aku melihat air mata menetes dari mata Elaine, aku mengusap air matanya dan berkata "kalau kamu ada masalah cerita saja padaku".

Elaine langsung memeluk erat badanku, dia lalu menatap aku dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku khawatir, kalau aku tidak dapat memenangkan pertandingan ini kata ayahku, kepala sekolah akan mengancam keluargaku dengan menjebak perusahaan ayahku, aku tidak mau keluargaku kehilangan semuanya hanya karena aku,".

Aku lalu memeluk Elaine dengan erat dan berkata, "Jangan khawatir aku tidak akan membiarkan itu terjadi padamu dan keluargamu"

Elaine lalu menatapku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku, situasi saat malam itu sangat tenang dan indah, aku berpikir kalau aku harus membuat Elaine merasa tenang dan nyaman, Elaine mendekatkan lagi wajahnya sambil menutup matanya perlahan, aku melihat bibir Elaine sangat dekat dengan bibirku, lalu aku menutup mataku dan menciumnya.

Aku tahu kalau ini sangat berisiko, tapi aku akan melakukan apapun untuk menjaga perasaan teman-temanku, tapi saat itu aku melupakan satu hal, yaitu perasaan ku kepada Emilia

"Jadi ini yang terjadi jika aku mempercayaimu hanya untuk menghampiri Elaine?"

Aku dapat melihat Emilia berdiri di dekat pintu balcony dengan wajah yang geram dan mata yang tajam, lalu tiba-tiba aku melihat air mata mengalir dari mata Emilia.

"Selama ini aku pikir kau menyukai aku dan berusaha menjaga perasaanmu dari perempuan lain, tapi malah ini yang terjadi"

Emilia berlari masuk kedalam, aku menyuruh Elaine untuk menunggu sebentar lalu aku mengejar Emilia

Saat aku masuk ke dalam aku melihat Emilia berlari ke pintu ruangan dan membukanya, tapi pada malam itu terjadi suatu kesalahan yang besar, yang bisa membahayakan keselamatan kita...

Emilia membuka pintu itu, lalu aku melihat kepala sekolah di pintu itu, berdiri dengan wajah yang tersenyum licik,

"Jadi kalian sudah berani macam-macam denganku,"

*Bersambung*





Chosen (Outdated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang