Chapter 12:Crisis

20 8 1
                                    

Ekspresi wajah Emilia terlihat tegang, yang lain juga demikian, kepala sekolah berjalan ke arahku dengan wajah yang geram, memegang bahuku dan berkata "Jadi kau sudah berani macam-macam denganku Chris?"

Aku tidak bisa membiarkan dia memanipulasi kami ini semena-mena, mungkin benar kami ingin menang di pertandingan chosen, tapi kami tidak mau menang karena di kontrol oleh kau,

"Aku memberitahukan mereka tentang masa laluku dan perbuatanmu pada masa lalu, sekarang apa yang akan kau lakukan?"  Kataku

Kepala sekolah tersenyum licik  "Aku akan menahan teman-temanmu dan membuat mereka lupa tentnag semua hal yang kau beritahu,"

Kepala sekolah mengambil handphone yang ada di kantongnya.

Gawat dia akan menelfon security untuk menahan kami, aku harus melakukan sesuatu kalau tidak bisa masalah jika teman-temanku juga di keluarkan karena hal ini, aku harus merencanakan sesuatu,

baiklah aku akan mengambil handphonenya dan mengunci kepala sekolah di ruangan ini,

Lalu aku memberi kode tangan untuk menyuruh Emilia mendekat kepadaku, Emilia mendekat ke sampingku.

Aku melihat Elaine berada di sampingku, aku membisikkan tentang rencanaku ke Elaine, dia menganggukan kepalanya

Kepala sekolah melihat ke arah Elaine,  "Apa yang kau rencanakan? sudah ku bilang apapun yang kalian rencanakan akan percuma saja,"

"Tidak, aku cuma berpikir kalau ruangan ini agak panas," kata Elaine

Dia perlahan menarik gaunnya, memperlihatkan b*lahan dadanya, kepala sekolah langsung terpaku melihat Elaine,

Aku langsung memanfaatkan kesempatan itu dan melempar kunci cadangan ke Chael, Chael lalu menyuruh Luna dan Yuna untuk mendorong kepala sekolah,

Luna dan Yuna menyelinap ke belakang kepala sekolah yang fokus ke Elaine dan mendorongnya, Wajah kepala sekolah terjatuh ke arah dada Elaine, Elaine tersenyum dan menyikut kepala kepsek, kepala sekolah lalu pingsan

Kami langsung berlari keluar ruangan dan menguncinya, kami lalu mendengar suara orang yang berlarian kesini,

"Itu pasti securitynya, kita harus bersembunyi," kata Elaine, semuanya mengangguk, "Baiklah kita ke aula saja," kata Chael.

Setelah sampai di aula, mereka duduk-duduk dan bercerita tentang kejadian tadi

"Aku mau melihat situasi di luar dulu"  Emilia berdiri lalu pergi keluar.

"Aku juga" kataku sambil mengejar Emilia.

Setelah melihat keadaan sekitar ruangan aula, kami pergi ke lapangan untuk mencari angin.

"Chris, kamu suka sama Elaine?"

"Tidak kau salah paham, aku hanya membantu dia agar semangat lagi, lagipula dia teman mu juga kan,"

"Oh aku cuma nanya aja,"

Pada malam itu cahaya bulan sangat indah, bintang-bintang yang bertebaran mengisi langit dan angin malam yang dingin,

"Chris, boleh aku meminta sesuatu darimu?"

"Ya apa itu?"

Emilia langsung mendekatkan kepalanya, memegang kepalaku dengan tangannya yang halus dan mengelusku

"Aku mencintaimu Chris,"  Emilia menciumku, aku dapat merasakan bibirnya yang halus, aroma rambutnya yang khas

 Tanpa ku sadari dan malam itu berakhir dengan cepat...


Chosen (Outdated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang