Aku membuka mataku, dimana aku? kamar ku? bukan, yang ku lihat hanyalah ruangan yang asing, ruangan ini hanya berisi sebuah TV, kasur yang keras dan sebuah CCTV, aku mencoba membuka pintu yang ada di depanku, tapi pintu itu terkunci dengan mesin, aku lalu mengecek jam yang ada di TV disana menunjukan jam 21:30 , apa yang terjadi denganku?
"Bagaimana hadiahnya anakku?"
Aku dapat mendengar suara kepala sekolah di balik pintu itu, suaranya yang disertai dengan tawanya yang licik, aku mencoba mengingat apa yang terjadi pada malam itu, yang ku ingat hanyalah aku sedang di lapangan bersama Emilia, tidak.. aku hanya bisa mengingat itu saja,
"Apa yang kau lakukan?! dimana aku!" aku berteriak dengan keras seperti aku mencoba meluapkan semua emosiku dalam teriakan itu, aku lalu menendang pintu itu sekuat tenaga.
"Kau pantas mendapatkan ini, inilah hasil kerja keras mu untuk menggulingkanku dari jabatanku! aku cukup menghargai kepintaran mu untuk mencari teman yang sangat berkontribusi di sekolah azure,"
Dia tahu soal rencanaku? memang di awal aku berteman dengan mereka hanya untuk merencanakan kejatuhan ayahku, tapi akhir-akhir ini aku mulai menyadari apa itu arti pertemanan! Aku mengepal tanganku, air mata mulai bertetesan dari mataku, sambil mengusap air mata ku, aku berkata ke kepala sekolah "Tunggu saja, saat aku bebas dari ruangan ini aku akan membalas perbuatanmu!"
"Nikmatilah seminggu mu di karantina ini, aku tidak sabar melihat rencana mu yang lain," suara kepala sekolah mulai terdengar menjauh dari pintu, "Akhirnya ia menyadari itu juga.." suara terakhir terlalu jelas, tapi aku yakin dia berkata itu.
Aku lalu berbaring di kasur, melihat langit-langit ruangan yang membosankan itu, Aku lalu mengingat semua masa laluku, memang kalau di ingat-ingat aku pantas mendapat hukuman ini.
Saat SMP aku ingat ada teman sekelas ku yang suka membully siapapun yang dia inginkan, pada saat hari ke-2 aku bersekolah di SMP itu, dia melempar ku dengan kotoran anjing, ya kotoran anjing yang menjijikan, lalu saat bel pulang sekolah berdering, aku memancingnya, aku meraih sakuku dan mengeluarkan uang jajanku yang saat itu 50 dollar atau sekitar Rp,671,200, lalu aku mengibas-ngibasnya, dia lalu menghampiri ku dan berkata "waw boleh bagi dong," dia mencoba merampas uangku, aku membiarkannya dia mengambil uang itu dan berpura-pura tidak bisa melakukan apa-apa, dia lalu pulang dengan muka yang sangat bahagia, setelah ia pergi, aku memberikan uang ke anak yang ada di sampingku, "Aku berikan kau uang kalau kau melaporkan hal ini ke guru, aku mau kau bilang kalau uangku di rampas,"
Mata anak itu terlihat mau dengan uang itu, tapi saat ia mengulurkan tangannya, ia berhenti sesaat "Tapi aku tidak mau kalau berbohong, karena guru melarang kita berbohong" suaranya terdengar seperti orang yang mencoba menahan godaan, lalu aku mendekatkan kepala ku ke muka dia lalu berbisik
"Ini bukan kebohongan, kau hanya merubah faktanya sedikit, aku juga mempunyai bukti untuk mendukung tuduhan itu,"
Anak itu langsung mengambil uangku dan menganggukan kepala nya, esok nya kami bertiga di panggil ke ruang guru, aku, anak yang ku bayar dan si tukang bully berjalan ke arah ruang guru, si tukang bully itu menatap ku dengan mata yang penuh amarah, aku membalas tatapannya dengan membuang mukaku, sedangkan anak yang kubayar badannya gemetar ketakutan.
Kami sampai di ruangan guru, disana aku melihat guru-guru memandang kami dengan tatapan yang kebingungan, kami lalu duduk sejajar di sofa yang berhadapan dengan kursi yang diduduki kepala sekolah, di antara sofa dan kursi itu terdapat meja yang terbuat dari kayu, di atasnya di sediakan minuman berupa air putih kemasan, kepala sekolah lalu berkata
"Jadi benar kalau anak ini merampas uangmu Chris?"
"Ya kemarin ia merampas uangku, kalau anda masih tidak percaya aku masih ada bukti lain berupa sidik jarinya yang ada di seragam sekolahku jika itu masih tidak cukup aku membawa satu saksi,"
si tukang bully itu berdiri dari sofa dan berkata
"Tapi dia yang mengejekku dan mengibaskan uangnya di depanku, bahkan saat aku ambil dia diam saja,"
"Mau kau bersujud depan pak guru sampai menjilat kakinya pun kau tidak bisa membuktikannya," aku berkata sambil menyeringai, lalu aku menyikut anak yang menjadi saksi itu, ia lalu berkata
"Benar pak, kemarin saat aku bersiap ke rumah, aku melihat Chris dirampas uangnya oleh Billy," anak itu mencoba tenang, tapi badannya tidak bisa berbohong
"Baiklah apakah kau masih ada pembelaan Billy?" kata guru itu
Si tukang bully itu lalu meneteskan air matanya, ia mau membela dirinya tapi fakta sudah terperangkap oleh fakta dan kelicinkan ku, lalu aku lupa apa yang terjadi padanya, yang aku ingat ia di skors 5 hari, hm licik juga dulu aku
Aku melihat sekitar ruangan ku tapi hanya ada TV yang menampilkan episode Naruto yang di ulang-ulang, karena tidak ada kerjaan aku lalu tidur untuk menunggu hari esok, ya , hari pelarianku.
*Bersambung*
![](https://img.wattpad.com/cover/131234038-288-k874977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen (Outdated)
Novela JuvenilSMA Azure, sekolah yang terkenal karena Kaum elitenya, sekolah ini menerapkan sebuah sistem yaitu "Rank" Sistem Rank ini memungkinkan muridnya untuk mendapatkan perlakuan khusus seperti kelas yang mewah, asrama yang megah dan lain-lain