Chapter 11

2.6K 331 7
                                    

PLAK

Sebuah tamparan lagi-lagi di dapati seorang wanita yang kedua tangan diikat itu dan berbaring di lantai.

"Kau berani melawanku tadi, huh?"

Sang wanita menangis dan menautkan kedua tangannya mendengar bentakan pria yang baru saja menamparnya.

"Kau mau melihat anakmu yang kusiksa?"

"Kumohon, dia masih sangat kecil dan tidak pantas melihat semua ini. Jadi kumohon lepaskan dia dan lakukan apapun padaku."

Pria itu mengalihkan pandangannya pada bocah laki-laki yang duduk di sofa ruang tengah apartement itu dan menangis dalam diam.

"Kenapa tidak? Dengan dia melihat semua ini mungkin saja dia akan menjadi pria yang menyeramkan saat dia dewasa. Pembunuhan, pemerkosaan dan penyiksaan yang bertubi-tubi. Orang lain akan menganggapnya memiliki kepribadian psikopat."

Wanita itu yang merupakan ibu sang bocah laki-laki itu berusaha untuk bangun walau sakit di sekujur tubuhnya masih ia rasakan akibat siksaan yang selalu pria itu lakukan padanya. Ia menyeret dirinya dan memeluk salah satu kaki pria itu walau dalam keadaan tangan yang terikat.

"Kumohon. Ini sudah cukup. Dia benar-benar akan menjadi seperti itu jika kau terus saja menunjukkan hal-hal itu padanya."

"Apa peduliku? Lagipula dia bukan anakku, kan?"

"Tapi kau tetap ayahnya."

"Kau pikir aku menikahimu karena apa? Harta warisan peninggalan ayahmu sudah jatuh ke tanganku dan sekarang aku tidak butuh dirimu lagi."

Pria itu mengalihkan pandangannya pada bocah laki-laki yang masih menatap pertengkaran ibunya dan juga "ayah-tirinya" itu.

"Mungkin aku tidak akan membunuhnya dan membiarkannya benar-benar menjadi seorang psikopat."

Dan setelahnya, pria itu menarik wanita yang memeluk salah satu kakinya itu untuk berdiri lalu merangkul lehernya dan menghadapkannya pada bocah laki-laki itu, membuat bocah itu bisa melihat ibunya yang berusaha melepaskan rangkulan pria itu padanya.

"Kau harus perhatikan dengan baik putraku, tersayang."

Pria itu mengarahkan sebuah pisau mendekat ke arah leher pada ibu bocah itu.

"Jika kau ingin mendapatkan sesuatu yang kau inginkan dan tidak ingin milikmu di ambil oleh seseorang, maka kau harus membunuh orang tersebut hingga apa yang kau inginkan bisa tercapai."

Dan setelahnya, sebuah sayatan pria itu lakukan pada leher wanita yang sedang dirangkulnya, membuat darah langsung mengucur keluar dari sana bahkan beberapa mengenai wajah sang pria.

Sedangkan bocah laki-laki itu hanya terus diam dan hanya airmata yang terus turun membasahi wajahnya. Ia menangis dalam diam melihat bagaimana ibunya meregang nyawa di depan matanya sendiri.

.

.

Lisa melirik ke arah Namjoon yang menggeliat di dalam tidurnya dan dahi pria itu yang berkerut. Lisa yang yakin jika pria itu sedang berada dalam mimpi buruknya, mengusap kepala pria itu yang menjadikan pahanya sebagai bantal. Dan usapan Lisa pada kepala Namjoon berhasil dan membuat pria itu kembali tenang dalam tidurnya.

Beberapa jam yang lalu, Lisa benar-benar terkejut dengan pengakuan Namjoon padanya. Pria itu mengatakan jika dia yang membunuh Taeyong dan Mina selama ini. Belum lagi pengakuan lain dari Namjoon padanya bahwa ia memiliki kepribadian yang bisa Lisa simpulkan adalah seorang psikopat.

two sides ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang