bagian 15

3.6K 130 6
                                    

Adzan subuh mulai berkumandang, Dara segera bergegas membersihkan tempat tidurnya kemudian membersihkan diri untuk melaksanakan sholat subuh

Setelah sholat subuh, Dara membantu mamanya memasak dan Fio menyiapkan makanan dimeja makan

Seminggu terakhir ini Dito dan Dinda tinggal dirumah mama Nia ,karena tinggal menggunggu hari Dara akan mempunyai ponakan

"Cie yang bentar lagi punya anak" celetus Dara di ruang makan

"Aaa bentar lagi gue punya ponakan,pasti lucu kaya gue banget deh " tambah Fio dengan hebohnya ,membuat semua yang ada diruang makan menatapnya kemudian tertawa

"Yaelah yang ada mirip ama gue lah" ucap Dara tak mau kalah

"Berisik banget, yang jelas mirip gue lah, gue kan bapaknya" ucap Dito

"Bisa aja mirip sama mak nya" tambah Dara

"Udah udah kalian ini selalu bertengkar kalau lagi ngumpul" ucap papa Rizal

"Oh iya sekarang gimana keadaan Davin ra" tanya mama Nia

"Mungkin nanti udah boleh pulang kok ma"

"Syukurlah kalau begitu"

"Hari ini Dara lagi libur kerja, Dara mau ngejenguk Davin"

"Yaudah pokoknya kamu hati hati dijalan"

"Iya ma, yaudah Dara mau keatas dulu terus mau ke RS" ucap Dara sambil berdiri dari kursi makannya

♥♥♥

Dara mulai menyusuri lorong lorong di rumah sakit, tak henti hentinya sapaan demi sapaan terlontarkan dari setiap orang yang ia temui, tak heran karena ia sangat ramah kepada semua orang yang berada dirumah sakit

Saat berada di ambang pintu kamar inap Davin, Dara sangat kaget karena Davin diam saja saat wanita yang sedang dengannya itu mencium kening Davin

Dara yang melihat hal itu langsung meneteskan air matanya,Dara langsung memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu

Davin yang sadar akan kehadiran Dara langsung mencabut infus yang ada ditangannya kemudian berlari mengejar Dara , perempuan tadi yang melihat hal itu langsung tertawa penuh kemenangan

"Dara,aku bisa jelasin ini bukan seperti yang kamu lihat"

"Buat apa dijelasin lagi, toh emang kenyataannya kayak tadi, aku ngelihat pakai mata aku sendiri, udah cukup kamu sakitin aku kayak gini"

"Dara dengerin aku dulu, aku bisa jelasin ini sem...." Ucapan Davin terhenti karena Dara menampar Davin dengan sangat keras

"Ternyata semua laki laki itu sama aja, gak usah munafik lo, gue udah sakit hati banget sama lo, gue capek dengan semua sandiwara lo yang sok baik" ucap Dara kembali sambil meneteskan air matanya

"Sayang kamu percaya sama aku, tatap mata aku ,aku gak ada apa apa sama Cindi, aku gak seburuk yang kamu pikirkan, aku hanya mencintai satu wanita yaitu kamu, memang kamu bukan yang pertama tapi aku berusaha untuk menjadikanmu yang terakhir,aku akan memperjuangin kamu apapun resikonya, karena aku baru merasakan arti cinta yang sesungguhnya dengan mu"

"Kayaknya udah nggak ada yang perlu dijelasin semuanya udah cukup,aku mau sendiri, jangan ganggu aku lagi urus saja perempuan tadi"

"Dara, aku gak bakal ngebiarain kamu pergi dari sini sebelum semuanya selesai, kamu salah faham Dara, kasih aku waktu buat menjelaskan semuanya"

"Apa? Kamu ngejelasin kalau kamu mau balikan lagi sama dia?! ,bersikap manis dengannya ,nggak perlu dijelasin aku udah tau semuanya" Ucap Dara sambil tertawa sinis kemudian hendak pergi tetapi Davin menarik tangannya kemudian memeluknya

"Aku sayang kamu, aku gak mau kehilangan kamu, aku bener bener takut kalau kamu bakal ninggalin aku, aku harap kamu tidak pernah meragukan cintaku selama ini, karena aku selalu sungguh sungguh dalam hal itu" ucap Davin sambil mengecup mesra kening Dara

Dara tak membalas perkataan Davin ,Dara hanya mampu menangis di pelukan Davin kemudian memukul dada bidang Davin yang Dara rasakan saat ini adalah kekecewaan kepada seseorang yang ia sayang i

"Jangan ganggu aku lagi" ucap Dara kemudian pergi meninggal kan Davin

"Aaaarrrgggghhh" semua marahnya dia pelampiaskan dengan memukul tembok yang membuat tangannya lebam

"Aaaarrrgggghhh" semua marahnya dia pelampiaskan dengan memukul tembok yang membuat tangannya lebam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment ya!
Tungguin kelanjutan ceritanya 😊

Dokter Rindu Seorang Abdinegara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang