OVERTIME

1K 148 13
                                    

Sesosok pria tampak sibuk menatap layar komputer dan jari-jariya menari diatas keyboard, mulutnya bergumam merutuki atasannya yang sudah memberinya pekerjaan tambahan dan membuatnya tertahan di tempat kerjanya setelah jam pulang kerja.

Jika bukan stasusnya yang karyawan baru, mungkin dia lebih memilih untuk pulang setelah jam kerjanya berakhir. Namun statusnya yang karyawan trainning membuatnya harus bekerja lebih giat agar bisa secepatnya menjadi karyawan tetap di perusahaan itu.

Setelah memeriksa kembali dan hasilnya sesuai dengan apa yang ditugaskan atasannya, pria itu menyimpan data tersebut lalu merapihkan meja kerjanya, bersiap untuk pulang.

Matanya sedikit melebar saat melihat jam yang terpasang di dinding ruangan kerjanya. Jam 10 malam, itu artinya dia sudah 5 jam dia berada di tempat itu sejak jam pulang kerja.

Dengan sedikit tergesa dia keluar dari ruangan kerjanya, setelah menempelkan jari terlunjuknya pada sebuah kotak kecil berwarna hitam —yang berfungsi sebagai mesin absen— dan muncul sebuah tulisan Jung Yunho di mesin tersebut, dia berjalan menuju lift. Tapi sayangnya dia tidak melihat sebuah papan peringatan yang berdiri tegak di lantai yang dilaluinya.

"HATI-HATI, LANTAINYA LI....."

Hingga akhirnya.......

BRUK

".....cin"

Dia terjatuh dengan punggung membentur lantai, sedangkan orang yang berteriak padanya menunjukan ekspresi kesakitan.

Dengan cepat orang berteriak menghampirinya dengan raut khawatir dan membantunya berdiri. "Kau baik-baik saja? Bagian mana yang sakit? Maaf, aku tidak tahu jika masih ada yang lembur"

"Punggungku" erangnya kesakitan.

"Maafkan aku"

Sambil menahan kesal dan sakit, Yunho menatap orang yang menjadi sumber kesakitannya. "Apa kau yang baru saja mengepel lantai ini?"

Orang yang ditanya oleh Yunho menganggukan kepala sedikit takut.

"Kau pikir hanya dengan minta maaf semua masalah akan selesai?!" ucap Yunho sedikit keras.

Yunho menatap tajam orang yang memakai seragam berwarna biru laut dengan garis biru gelap di bagian ujung lengannya —seragam khas office boy— hingga sudut matanya melihat sebuah nametag di dada kiri si office boy.

"Kim Jaejoong?" Yunho membaca nama yang tertulis di nametag itu, kemudian dahinya berkerut. "Aku tidak pernah melihatmu"

Si office boy terkejut dengan pertanyaan Yunho, membuatnya salah tingkah.

"I-itu se-sebenarnya tugasku di lantai bawah, aku ke lantai ini hanya jika disuruh mengantarkan dokumen, dan membersihkannya jika sudah tidak ada lagi yang bekerja" ucapnya gugup, "Aku minta maaf sudah membuatmu celaka, aku tidak tahu jika masih ada yang bekerja"

Yunho menghela napas, dia sudah cukup lelah. Secepatnya ingin pulang dan beristirahat.

"Lain kali hati-hati" ucap Yunho pelan lalu kembali berjalan menuju lift yang tampaknya berhenti empat lantai di atasnya, lantai teratas gedung itu.

Sesampainya di depan lift, dia menekan tombol yang mengarah ke bawah dan terlihat angka di atas tombol tersebut berubah, menandakan jika lift itu bergerak menuju lantai tempatnya saat ini.

Tidak lama sebuah bunyi terdengar, tanda jika lift telah berhenti dan pintu terbuka.

Yunho sedikit terkejut saat pintu lift terbuka, dia melihat seorang wanita berdiri di sudut memunggunginya. Wanita itu memakai blazer berwarna merah maroon dengan paduan rok selutut berwarna sama.

Kumpulan FF YunJae OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang