HYUNG

781 78 9
                                    

Sesosok tubuh telanjang terendam dalam sebuah tabung kaca berukuran besar setinggi dua setengah meter yang berisi air bercampur bongkahan balok-balok es yang hampir terisi penuh, tubuhnya terendam hampir seluruhnya, hanya menyisakan kepala dan kedua tangan terikat tali yang menjulur dari sebuah pengait di langit-langit.

Bibir kebiruan dan tubuh menggigil, menandakan suhu yang sangat rendah. Hembusan napas mengepul keluar seperti asap lah yang membuatnya terlihat masih hidup, namun kesadarannya sudah hampir di batas akhir. Di hadapannya seorang pria duduk dengan angkuh dan menatapnya tajam.

"Dengan kegagalanmu ini, seharusnya kau dihukum lebih berat. Tapi aku memohon padanya agar aku saja yang menghukummu, karena aku yakin 'Dia' akan menyiksamu sampai kau menyesal dilahirkan ke dunia ini dan bertemu dengannya"

Laki-laki di dalam tabung kaca itu berusaha mempertahankan kesadarannya, "Haah....haaah....hyuung...."

"Aku sudah katakan padamu untuk segera menghabisinya saat kau melihatnya, tapi kau malah membuang kesempatanmu. Kenapa kau begitu bodoh dengan membiarkannya begitu saja? Apa kau lupa dengan apa yang sudah dia lakukan pada kita? Apa kau lupa, Kim Jaejoong?!" ucap pria itu sedikit keras pada laki-laki yang terikat di dalam tabung yang tidak lain adalah adiknya sendiri.

"Jika bukan karena orang itu, kita tidak akan pernah seperti ini!"

Jaejoong terdiam, dia mulai mengingat apa yang diucapkan oleh pria angkuh dihadapannya, sebuah kejadian menyakitkan yang merusak hidupnya.

(***)

Jaejoong yang saat itu berusia lima belas tahun, merasakan hidupnya penuh dengan kebahagian. Dia memiliki keluarga yang hangat, orang tua yang memperhatikannya dan kakak yang selalu menjaganya.

Hari itu Jaejoong pulang agak terlambat dari biasanya, matahari sudah tenggelam tapi dia tetap berusaha secepatnya sampai di rumah, dia tidak ingin melewatkan makan malam.

Bayangan indah tentang makan malam bersama anggota keluarga terbayang di benaknya, namun bayangan itu lenyap saat dia tiba.

Dia merasa ada yang aneh, pintu rumah dalam keadaan terbuka dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Ibunya tidak akan membiarkan pintu terbuka begitu saja, apalagi hari sudah menjelang malam.

Dengan langkah pelan, dia memasuki rumahnya. Dia cukup terkejut melihat keadaan rumahnya berantakan, beberapa barang terjatuh di lantai dalam keadaan rusak, rumahnya terlihat seperti terkena hempasan badai.

"Eomma...."

"Appa...."

"Hyung...."

Jaejoong memanggil satu persatu keluarganya, tapi dia tidak menemukan siapa pun. Dia memutuskan menaiki tangga menuju lantai dua, berharap menemukan kakak laki-lakinya di kamarnya.

Jaejoong melihat pintu kamar kakaknya yang terbuka, saat dia mendekati kamar itu, dia melihat tiga orang pria tidak dikenal. Seorang pria memakai jaket kulit berwarna cokelat tua duduk di kursi dan dua orang lainnya yang memakai pakaian hitam berdiri di samping tubuh yang tergeletak tidak berdaya, tubuh laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya, Yunho. Di tangan keduanya terdapat sebuah tongkat, dilihat dari kilauan saat terkena cahaya lampu, Jaejoong yakin jika tongkat itu terbuat dari potongan besi.

Kedua orang pria bertubuh besar dengan pakaian serba hitam itu sepertinya belum puas melihat Yunho yang sudah terkapar, salah seorang dari pria yang memegang tongkat besi mengangkat tongkatnya dan menghantamkannya ke tubuh Yunho beberapa kali, hingga akhirnya pukulan terakhir dia dapatkan di kaki kanannya dengan sangat keras.

Jeritan kesakitan disusul erangan keluar dari mulut Yunho akibat dari rasa sakit luar biasa yang dia terima, kakinya dipastikan patah dan mungkin lebih parah.

Kumpulan FF YunJae OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang