Chapter 9 : 《Pedagang pinggir jalan dan toko pakaian》

3 0 0
                                    

Setelah kami selesai membereskan semua yang berceceran di laintai akibat pemanggilan aku dan Arisha, kami semua pergi ke kota yang jaraknya 2km dari gua tadi. Tapi kami tidak membawa semua peralatan dan hanya membawa Pistol, Sniper, dan peluru cadangan.

Kami tiba di gerbang kota yang besarnya hampir sama dengan gedung 6 lantai di kota-kota besar yang tentunya itu ada dibumi.

Aku kira akan ada pemeriksaan dulu sebelum masuk, tapi kita bertiga disilahkan masuk tanpa ada pemeriksaan dahulu. Apakah itu karena ada Nushala yang berjalan di sampingku ya. Tapi itu kan sudah 183 tahun yang lalu, mana mungkin penjaga gerbang seperti mereka Tahu Nushala.

Tapi apa mungkin ketika Nushala pindah kembali ke dunianya bersama kami, dia kembali kedunianya bahkan tidak satu detik berlalu. Mungkin itu benar karena gua saat aku bangun itu tidak ada perubahaan sama sekali saat Nushala tinggal menyendiri di sana.

Aku yang penasaran bertanya kepada Nushala yang berada di kananku dengan suara yang pelan.

"Nushala, sekarang sudah berapa tahun setelah kau kembali dari dunia kami"

Kemudian Nushala menaikan kepalanya dan berbisik kepadaku dengan wajah mempermainkan.

"1 jam"

Padahal baru 1 jam aku datang ke dunia lain ini, tapi sebenarmya Sudah berapa kali aku kaget terhadap perkataannya Nushala kepadaku.

Arisha yang berada di sampingku juga sedikit penasaran dan menaikan kepalanya sedikit. Tapi dia menyerah dan mengalihkan kembali pandangannya ke depan seolah tidak ada apa-apa.

Saat masuk ke bagian dalam kota, aku melihat pemandangan yang sangat fantasy sekali, rumah-rumah di sepanjang jalan berarsitektur jaman abad pertengahan. Hebatnya ini hampir sama dengan apa yang kumainkan dari game yang kudapat dari toko game bobrok di tengah kota apalah yang sudah hancur.

Banyak orang yang membawa senjata tajam seperti pedang di pinggangnya, ada juga orang yang membawa panah atau Sebuah tongkat untuk pengguna sihir.

Rasanya seperti di dalam game yang kumainkan dulu, banyak orang-orang dengan pakaian abad pertengahan, ada juga orang yang sedang berjualan di pinggir jalan, dan banyak toko-toko yang berjejeran di sepanjang jalan utama ini.

Dan ini lebih hebat dari apa yang terlihat dari game dan ingatan Nushala.

Melihat ada sebuah kastil megah di ujung benteng ini, ini sepertinya adalah sebuah ibukota kerajaan. Tapi sayangnya aku tidak tahu kerajaan apa karena Nushala hanya ada dikota ketika sedang mencari makanan atau sedang mencari orang berhati murni lalu berpindah begitu saja tanpa meninggalkan bekas apapun.

Aku mencium aroma sedap dari pedagang kaki lima di sampingku, Itu membuat perutku menggeram karena aku belum makan sejak aku dipanggil kedunia ini, ditambah tadi aku muntah karena ingatan Nushala yang terlalu banyak.

Mencium bau sedap itu, aku segera berlari kearah pedagang kaki lima itu dan bertanya kepadanya apa masakan yang berada di dalam stan.

"pak, ini satu" ujarku sambil menunjuk sebuah makanan yang berada di dalam Mangkuk.

Tapi pedagang itu kebingungan oleh omonganku yang tidak dimengerti olehnya. Dan aku ingat kalau aku tidak bisa menggunakan Bahasa inggris yang selalu kupakai di bumi.

Hah.... Kalau begini tidak ada artinya aku telah belajar 6 bahasa yang terdiri dari bahasa inggris, China, Jepang, Jerman, Prancis, dan Arab.

Aku kemudian menggunakan bahasa Ras Manusia kepada pedagang tersebut.

"maafkan saya kalau bapak tadi tidak mengerti apa yang saya ucap" ujarku dengan nada sopan.

Bapak itu menggelengkan kepalanya karena tidak masalah.

The World is Full of ContradictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang