Chapter 11 : 《Penyelamatan》

2 0 0
                                    

Aku tersentak kecil ketika memfokuskan diri kepada Penelitianku terhadap sihir.

Aku dan Arisha bertukar pandang lalu tanpa berpikir panjang berlari menuju asal suara tersebut, Nushala juga berlari di belakangku.

Mungkin Nushala hanya mengikutiku karena aku adalah Masternya, Tapi apa benar ya Nushala sudah tidak peduli lagi dengan manusia gara-gara pengalamannya yang terus-menerus melihat manusia terus membunuh satu sama lain tanpa alasan yang jelas.

Kalau aku membunuh orang lain karena orang yang kubunuh itu selalu menindas yang lebih lemah dan hanya hanya peduli terhadap dirinya sendiri. Aku paling benci tipe manusia yang seperti itu.

Setelah sampai di sumber suara, kita bertiga bersembunyi di semak-semak. Aku melihat ada 5 orang dengan tubuh besar dan ada sebuah pedang satu tangan yang digantungkan di pinggangnya.

Salah satu dari kelima orang itu membawa gadis berumur 12 tahun dengan pakaian yang menurutku mewah. Dari pakaiannya sepertinya dia adalah seorang bangsawan kelas tinggi, dia diikat sembari di gendong di salah satu bahu orang-orang itu.

Tapi mengapa dia diculik, apakah ada rencana pembunuhan anak bangsawan, tapi kalau hanya seorang anak bangsawan itu berarti ini adalah sebuah perebutan kekuasaan ya, tapi walaupun begitu, ini tidak ada artinya bagi seorang raja.

Apakah dia anak dari raja, atau mungkin tunangan anak raja. Hmph.... Mungkin saja karena jika hanya anak bangsawan biasa mungkin mereka tidak akan repot-repot untuk menculiknya.

Dan yang pasti kelima orang tersebut disewa oleh seseorang untuk menculik anak itu. Ya.... Mungkin saja seperti itu karena tidak ada yang bisa kujelaskan lagi menurut situasinya.

"hehe... sepertinya kita akan mendapat bayaran tinggi"

"Benar-benar, kita kan sudah susah payah untuk menculik anak ini"

Sepertinya dugaanku benar, mereka disewa oleh seseorang. Yah... prasangka ku mungkin hanya sampai disini saja, dan sekarang kita harus membereskan kelima orang itu.

Apakah mungkin aku harus menembak kepala orang yang sedang membawa gadis itu. selanjutnya mereka akan kebingungan atas apa yang terjadi dan ada kemungkinan mereka akan kabur sambil membawa gadis itu, atau mereka akan menyiapkan pedang mereka.

Jika mereka menyiapkan pedangnya itu mungkin akan menjadi rencana yang mudah karena aku dan Arisha akan dengan mudah menembak kepala dengan waktu yang sangat singkat.

Dan jika mereka kabur sambil membawa gadis itu, sepertinya aku akan menyerahkannya kepada Nushala dan aku akan membidik mereka dari suara langkah mereka.

Hmph..... sudah kuputuskan.

"Arisha, Nushala, aku akan menjelaskan Rencanaku menghadapi mereka"

Setelah aku menjelaskan Rencanaku, aku menyiapkan Pistol Five sevenku yang memiliki akurasi tinggi.

Setelah persiapan lengkap, aku membidik orang yang membawa gadis itu lalu menarik pelatuk dengan jariku yang terasa sangat ringan.

Terdengar suara yang berasal dari pistolku yang membuat Peluru ukuran 5,7 mm keluar dari moncong Pistolku lalu melesat dengan kecepatan yang luar biasa menembus kepala orang yang membawa gadis itu.

Orang itu dengan mudahnya melemaskan diri lalu tergeletak di tanah meninggalkan gadis itu bawah kepalanya.

Semua orang termasuk gadis itu kaget melihat nya lalu menyiapkan pedang mereka kearah asal suara dari pistolku.

Karena mereka hanya diam menyiapkan pedang, aku dan Arisha berdiri lalu dengan sekejap menembak kepala mereka dengan pistol.

Kurang dari 5 detik mereka semua telah mati oleh tembakan kami. Gadis yang melihat pemandangan ini tercengang karena melihat senjata yang bekum pernah ia lihat. Begitulah pikirku.

Setelah mereka semua telah dipastikan mati, aku mengisi ulang magazen lalu mendekat kearah gadis itu.

Kami bertiga berjalan menuju gadis itu lalu membuka ikatannya. Kukira gadis ini akan ketakukan setelah melihat orang dibunuh di depannya, tapi dia malah menunjukan kekaguman setelah melihat itu. Dunia lain ini menurutku lebih mengerikan daripada di bumi.

"Nona, apa kau tidak terluka" ujarku kepada gadis berumur 12 tahun itu yang memperlihatkan pandangan kekaguman.

Gadis itu menggelengkan kepalanya lalu berteriak dengan suara yang manis.

"kakak, itu senjata apa?"

Bagaimana ya menjelaskan senjata ini, kalau aku bilang ini senjata api, mungkin dia akan kebingungan. Hm...... Apa ya?.

Oh iya, kan di dunia ini banyak senjata sihir, mungkin aku jarus berbohong dan bilang ini adalah senjata sihir.

"Ini adalah senjata sihir yang kudapat dari tempatku" ujarku walaupun sedikit berbohong.

Arisha yang melihatku berbohong, sedikit memandangku dengan tatapan mengancam. Kenapa kau menatapku seperti itu?, Masa aku harus bilang kalau senjata ini dari dunia lain!.

"dari pada itu, apa kau baik-baik saja, kenapa kau diculik oleh orang-orang ini?" ujarku dengan nada polos

Gadis itu menggelengkan kepalanya lalu berkata.

"Namaku adalah Emari Habelft. Aku adalah anak dari Raja dari kerajaan Habelft, mungkin mereka menculiku karena aku adalah anak raja?"

Dugaanku lagi-lagi benar, tapi apa-apaan ketenangan yang luar biasa itu, aku tidak mengerti.

"Hmmm...." Gumamku lalu melanjutkan "akan kami antar kau sampai ke kastil"

Mengatakan itu, Gadis itu kaget setelah melihat sikapku.

"Kakak gak kaget kalau aku adalah anak dari Raja, dan kakak juga masih bersikap Normal walau aku sudah memperkenalkan diri" ujar Emari yang wajah kebingungannya membuat Rambut Birunya bergoyang.

Hmph.... Buat apa aku bersikap Formal kepada gadis yang baru kutemui, dan aku juga tidak tahu bagaimana bersikap Formal kepada orang lain.

"hm... ya itu ada alasan lain. yang penting kau akan kami antar sampai menuju kastil"

Gadis itu mengangguk menanggapi ajakanku.

The World is Full of ContradictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang