Chapter 16 : 《Seorang Pelayan》

2 0 0
                                    

Setelah pertarungan bodoh itu, kami bertiga langsung dibawa oleh pelayan ke kamar masing-masing yang terletak di lantai tiga kastil.

Kamar kami bertiga dipisahkan dengan alasan kami akan menemui raja dan akan diberi pakaian formal untuk menemui raja. Jujur saja aku sedikit khawatir karena aku tidak tahu bagaimana bersikap Formal, apakah aku harus berbicara formal dengan raja, yah itu pasti harus atau tidak nasibku akan menjadi buruk setelahnya.

Menurutku bersikap formal itu menyusahkan dan menggelikan, bagaimana tidak, aku harus bersikap kaku dan menggunakan bahasa yang sopan terhadap sesuatu yang bahkan aku tidak mengenalnya.

Aku saat ini sedang duduk di kasur yang menurutku lumayan mewah, walaupun tidak bisa dibandingkan dengan yang dibumi.

Mengambil Sniperku yang bernama Accuracy International L115A3. Sniper ini menggunakan peluru Lapua Magnum .338inci, peluru ini dikhususkan untuk membunuh manusia dengan jarak efektif 2000m. Agar bisa membunuh manusia secara sembunyi-sembunyi, Sniper ini dilengkapi oleh peredam yang memungkinkan penggunanya bisa membunuh tanpa suara.

Aku kurang suka dengan Sniper Anti Material karena mereka mengeluarkan suara yang cukup keras dan bisa membuat lawan sadar dirinya sedang diincar. Senjata Anti Material mengkhususkan menembak sasaran empuk seperti mobil, helikopter, pesawat, bahkan tank. Itulah yang menyebabkan peluru senjata anti Material sangat kuat yang bahkan bisa menembus besi.

Walaupun senjata Anti Material Jika digunakan kepada Manusia akan sangat efektif seperti one hit die. Tapi itu hanya cocok untuk mengalahkan musuh di peperangan terbuka, tapi tidak cocok untuk penyusupan secara sembunyi-sembunyi.

Tapi itulah yang menarik minat Arisha untuk menggunakan Sniper jenis Anti Material. Arisha memiliki ketenangan yang lebih rendah dariku, karena itulah dia sangat cocok untuk menumbangkan musuh yang besar.

Senjata Arisha adalah SPR 2 Pindad yang menggunakan peluru .50BMG. senjata ini memiliki jarak efektif hanya sampai 2000m dengan mekanisme Bolt Action.

Menurutku senjata itu lumayan hebat, dia bisa menembus baja setebal 2cm dalam jarak 800-1000m. Ketika Arisha menemukan senjata ini, dia sangat kegirangan dan langsung mencobanya dengan antusias sampai membuat tembakannya meleset beberapa kali.

Ditengah lamunanku, tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu masuk yang menyebabkan aku tersadar dari alam bawah sadarku.

Mendengar itu, aku membalasnya dengan mempersilahkannya masuk.

"silahkan masuk saja"

Mendengar balasanku, pintu terbuka dan terlihatlah wanita berumur sekitar 19 tahun dengan dengan rambut teh diikat dengan gaya kuncir kuda, dia menggunakan pakaian pelayan dan masuk sambil membawa pakaian lain di tangannya.

Aku cukup terkagum dengan cara cara dia berjalan. dia berjalan dengan langkah yang sempurna dan efektif yang membuat langkahnya cepat tapi tidak membuat kaki pegal berjalan berlama-lama dengan membawa barang bawaan yang berat.

Dia menaruh pakaian yang dibawanya ke sampingku lalu berdiri tepat didepanku dan dia berbicara dengan suara yang halus.

"Tuan Kai Elvan, disini saya telah membawakan pakaian Formal untuk bertemu dengan raja bersama dengan kedua rekan anda. Jika ada yang ingin anda tanyakan, silahkan bertanya kepada saya"

Fuuw, aku hampir bersiul menanggapi cara bicaranya. Pelayan didepanku berbicara dengan cara yang sempurna tanpa ada sepatah katapun yang terganggu karena pernapasannya.

Aku sebenarnya sudah tahu bagaimana cara bersikap formal yang benar akibat ingatan Nushala saat dia sangat terpuruk dan meninggalkan tugasnya lalu dia mencoba bekerja di perusahaan, tapi aku tidak pernah sekalipun menggunakan sikap formal dalam kehidupanku selama ini.

The World is Full of ContradictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang