Seven

319 70 21
                                    

Guanseob
.
Guanlin x Hyungseob
.
Warn : Typo (s)
.
Happy Reading
.
.
.
.

Sinar mentari yang menembus jendela kamarnya mengganggu tidur Hyungseob.

Kedua matanya perlahan terbuka, mengerjap beberapa kali guna memperjelas penglihatan.

Hyungseob mengubah posisinya menjadi duduk. Pipinya bersemu merah mengingat kejadian diatap sekolah kemarin.

Senyum dibibirnya muncul kala mengingat wajah tampan - yang mulai diakuinya- milik Guanlin.

Ponsel diatas nakasnya berbunyi. Dan nama Guanlin tertera dilayar ponselnya.

Hyungseob menggeser tombol hijau yang ada.

"Pagi Kak Hyungseob,"

"Mm, pagi,"

"Biar kutebak, pasti kakak baru bangun kan?"

"Sok tau kamu,"

"Cie yang sekarang mulai panggil aku kamu,"

"Apasih Guan," tanpa sadar pipi Hyungseob bersemu merah.

"Hehehe, pasti pipinya kakak merah deh,"

"Ada apa nelepon pagi-pagi?" Tanya Hyungseob mengalihkan perbincangan.

"Oh ya sampai lupa. Kakak ada acara ga nanti sore?"

"Kayanya engga," ujar Hyungseob sambil mencoba mengingat. "Kenapa?" Tanyanya.

"Aku mau ngajak kakak jalan nanti sore, bisakan?"

"Emm gimana ya?"

"Ayolah, dibisaiin dong kak. Soalnya ada yang mau ketemu sama kakak?"

"Hah? Ketemu sama aku? Siapa?"

"Calon mertua kakak lah,"

"Hah??"

"Hahaha, bercanda ka. Jangan kaget begitu dong,"

"Ishhhh bercandanya ga lucu,"

"Hahaha, pokoknya ada seseorang yang mau ketemu kakak. Kakak juga kenal kok orangnya,"

"Hmm, baiklah aku akan menemuinya,"

"Kalau begitu nanti sore aku jemput ya,"

"Oke,"

"Kak,"

"Ya?"

"I love you,"

"DASAR GA JELAS,"

Oke Hyungseob agak ngegas ngomongnya. Padahal wajahnya udah memerah hanya dengan mendengar kata I love you.

Setelah memeutuskan panggilan dari Guanlin, Hyungseob kembali berbaring diatas ranjangnya.

Memandang lurus kearah plafon kamarnya. Dirinya kembali berpikir, semudah inikah dia jatuh cinta pada sosok adik kelasnya itu.

Padahal masih segar diingatatnnya kalau dirinya sangat membenci tingkah adik kelasnya itu dari awal masuk mos.

Dan hanya karna pelukan hangat dan perhatian lebih yang diberikan Guanlin hatinya kembali berbedar seperti saat dulu dirinya masih berpacaran dengan Woojin.

Apakah dirinya benar-benar jatuh cinta atau hanya perasaan nyaman semata.

Apapun itu, satu hal yang pasti. Dirinya sudah mulai membuka hatinya untuk seorang Lai Guanlin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Bagaimana?"

"Kak Hyungseob sudah setuju untuk bertemu nanti sore,"

"Baguslah kalau begitu,"

Hening sesaat sampai Guanlin kembali membuka suaranya.

Fall  [Guanseob]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang