Three

539 106 58
                                    

GuanSeob
Happy Reading
Warn : Typo (s)
.
.
.
.
.
.
.

Woojin mengaduk minuman yang baru saja dibelinya. Pandangannya masih fokus kedepan tapi pikirannya masih memikirkan hal yang tadi pagi dilihatnya.

Bukankah harusnya dia senang saat Hyungseob mau memulai hal baru dengan yang lain.

Tapi kenapa saat ini hatinya merasa sedikit tak rela?

Woojin yakin kalau dirinya sudah tak mencintai Hyungseob lagi. Dirinya hanya menganggap cowo manis itu sebatas sahabatnya.

"Pagi Ka Woojin,"

Panggilan dari seseorang yang baru saja duduk dihadapannya membuat lamunannya berhenti.

Senyumnya mengembang saat melihat namja itu tersenyum.
Tangannya terulur untuk mengelus pipi cowo yang dihadapannya.

"Pagi Dongbinie,"

"Tumben Kakak pagi-pagi ada dikantin,"

"Hanya ingin,"

"Kak ini masih pagi dan kau sudah minum es," protes Dongbin saat melihat segelas es sedang diaduk oleh Woojin.

"Hanya ingin mendinginkan pikiran,"

"Jawaban yang tak masuk akal,"

"Kau sendiri sedang apa dikantin?"

"Aku menemani Daehwi beli sarapan,"

"Lalu mana Daehwi?"

"Sudah kembali kekelas lebih dulu,"

"Kau tak ikut kembali?"

"Tidak," geleng Dongbin "Aku ingin menemani Kak Woojin hehehe,"

"Kau sungguh menggemaskan,"

Woojin mengulurkan tangannya untuk mengacak surai halus milik Dongbin.

Cowo didepannya ini tidak pernah tidak terlihat menggemaskan. Senyum manis milik Dongbin yang mampu mengalihkan hatinya dari seorang Ahn Hyungseob.

Tapi, apakah Park Woojin yakin dirinya berpaling untuk selamanya atau hanya sementara?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu istirahat adalah surganya bagi para murid. Sepanjang koridor sudah dipenuhi oleh para murid yang ingin bergegas menuju kantin.

Mark dan Haknyeon berjalan beriringan menuju kantin. Disana Hyungseob, Jihoon dan Woojin sudah menunggu dikantin.

Mereka memang tidak sekelas. Hyungseob dan Jihoon ada dikelas 12-1, Woojin ada dikelas 12-2 sedangkan Mark dan Haknyeon ada dikelas 12-4.

Haknyeon sedikit terkejut saat melihat teman disampingnya tiba-tiba saja berlari.

Dan dia baru paham saat melihat seseorang yang sedang dibantu oleh Mark adalah Lee Haechan.

"Terimakasih Kak Mark,"

"Sama-sama,"

Haechan berdiri diikuti oleh Mark. Melihat betapa kesulitannya seorang Haechan membawa buku sebanyak itu membuat Mark mengambil setengahnya.

"Biar kubantu,"

"E-ehh Kak tak perlu,"

"Tak apa, jadi kau mau membawanya kemana?"

"Yakin tak apa Kak?" Pandangannya teralih melihat Haknyeon yang sekarang berdiri disebelah Mark.

"Tak apa Chan, justru Mark sangat senang kalau bisa membantumu," jawab Haknyeon.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Haechan," ujar Mark setelah memberikan injakan maut pada kaki Haknyeon.

Membuat sang pemilik kaki sedikit meringis.

"Emm itu, aku mau membawanya keruang guru Kak. Ini tugas milik Mr. Jhonny,"

"Ayo keruang guru sekarang. Agar kau masih sempat istirahat,"

"Baiklah, Kak Haknyeon kami duluan,"

"Iya,"

Dan Haknyeon melanjutkan jalannya menuju kantin. Berlawanan arah dengan Mark dan juga Haechan.
.
.
.
.

"Gue dengar tahun ini Jeno dan Jinyoung akan maju untuk pencalonan ketua osis?" tanya Woojin.

"Ya, begitulah. Ahhh akhirnya masa jabatan gue sebagai sekertaris osis akan selesai,"

"Bahagia sekali sepertinya,"

"Tentu saja bahagia. Lo gak tau betapa lelahnya menjadi anggota osis," ujar Hyungseob membalas perkataan Jihoon.

"Bukankah dulu lo yang bersemangat menjadi sekertaris osis?"

"Itu dulu sebelum gue tahu kalau itu melelahkan Jin,"

"Kan gue sudah pernah bilang," Woojin mengulurkan tangannya untuk membersihkan noda saos disudit bibir Hyungseob. "Kalau jadi anggota osis itu melehkan Seobbie,"

Hyungseob terdiam mendapat perlakuaan seperti itu dari Woojin. Begitupun dengan Jihoon yang sama terkejutnya.

Tiba-tiba saja cowo didepan mereka beranjak dari duduknya. Kedua orang itu perlahan mengalihkan pandangan mengikuti gerakan Woojin.

Dan betapa menyesalnya seorang Ahn Hyungseob saat harus melihat Woojin membantu Dongbin yang kesulitan membawa nampan makanannya.

"Hah,"

Mendengar helaan nafas sahabatnya, Jihoon mengalihkan pandangannya pada Hyungseob yang sedang mengaduk makanannya.

"Gue suka heran sama Woojin. Dia terang-terangan ngedeketin Dongbin tapi perhatiannya ke lo masih sama kaya kalian dulu masih pacaran,"

"Lo aja bingung apalagi gue Hoon,"

"Tapi lo yakin udah ga ada perasaan sama Woojin?"

"Gue bohong Hoon. Jujur gue masih sayang sama Woojin. 2 tahun itu bukan waktu yang singkat buat bikin banyak kenangan,"

"Kenapa lo ga coba Move on sama Guanlin?"

"Gue aja ga kenal sama dia,"

"Kalau gitu kenalan biar kenal,"

"Apasih Hoon,"  Hyungseob meninju lengan atas Jihoon bercanda.

"Gue serius lo Seob. Mending lo coba dulu aja sama Guanlin. Siapa tau dia bisa gantiin posisinya Woojin dihati lo,"

"Entahlah. Gue masih belum siap buat disakiti," balas Hyungseob "lagipula gue aja belum ngeliat perjuangannya dia buat dapetin gue,"

"Kalau begitu jangan galak-galak sama Guanlin. Kasih dia kesempatan buat bisa bikin hati lo luluh,"

"Yayaya, gue bakal kasih dia kesempatan. Puas lo,"
.
.
.
.
.
-TBC-

Kali ini ga ada momen Hyungseobnya.  Lagu pengen ceritaiin kisah yang lainnya.

Soalnya emang niat mau bikin cerita anak-anak 99 line itu.

Jadi taukan siapa yg jadi PHO hubungannya Jinseob.

Tapi gue sayang Dongbin yang unyu-unyu itu ko 😙😙😙

Oh ya ada yang bisa kasih tau gue kemarin ada kejadian apa, ehe?

Fall  [Guanseob]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang