[3].Tepat di belakang ku

43 7 6
                                    

Ia melewati mejaku begitu saja tanpa berniat untuk bertegur sapa.

"Oh.. Ada apa dengan diriku ini seharusnya aku tak perlu banyak berharap. " batinku.

Aku mendengar seseorang menarik kursi tepat di belakangku. "Ling—" panggil Belia yang membuat tubuh ku beku seketika.

Jantung ku berdetak tak karuan dengan pandangan kosong ke depan. Pikiranku melayang entah kemana. Perasaan yang semula akan aku kubur dalam-dalam malah muncul secara diam-diam dan aku lemah akan hal itu.

Hati ini terkadang tak mempedulikan diriku. Hati ini yang selalu memaksaku untuk mencintainya. Mencintainya yang mungkin tak terpikirkan oleh nya.

"Pagi anak-anak? " sapa seorang guru yang membuat seisi kelas yang tadinya ribut jadi sedikit tenang.

Menghembuskan nafas pelan untuk menghilangkan rasa gugup yang menerjang.

"Kamu? " panggil beliau yaitu Bu Nisa yang merupakan wali kelas 10 C.

"Iya bu, ada apa? " jawabku sesopan mungkin.

"Kamu yang jadi pengurus absensi kelas. " titahnya yang membuat diriku mengernyit bingung. Pasalnya Bu Nisa telah memilih dua siswi untuk menjadi sekretaris dan tugas seorang sekretaris juga mengurus absensi kelas. Tapi mengapa harus aku.

"Udah terima aja kenapa sih. " saran Belia yang membuatku mengangguk pasrah.

Bu Nisa yang merupakan guru mapel biologi dan mendapat jatah pertama mengajar di kelas kami mulai memberi materi.

"Li— lo tahu gak orang yang di belakang lo itu? " tanyanya yang membuatku diam seketika, bingung menjawab pertanyaannya.

"Orang yang di belakang lo itu nyebelinnya minta ampun. Masa tadi gue di tinggal duluan ma dia di parkiran. Sumpah nyebelin banget.. Gue kira dia udah di kelas duluan eh nyatanya malah dia gak ada. Ih— sebel deh gue? " curhatnya panjang lebar. Aku sebagai pendengar yang baik malah di buat bingung olehnya.

"Apa Belia pacar Lingga? " tanyaku dalam hati yang membuat hatiku sakit ketika memikirkannya.

"Dia sepupu gue. " jawab Belia seakan tahu dengan isi yang ada di kepalaku.

Aku kira kamu udah ada yang punya. Berarti bolehkah aku untuk berharap padamu?

Next Chapter...

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang