[4].Meleleh

41 7 0
                                    

Sekolah hari ini begitu menarik perhatianku. Pertama aku mendapatkan partner sebangku yang cerewetnya minta ampun, kedua aku bertemu dengan dia.

Dia orang yang aku kagumi sejak smp. Dia orang yang membuat jantung ku berdetak tak karuan ketika di dekatnya. Dia dengan segala sikapnya yang membuat hati ini memilihnya. Dia sesosok yang ingin aku miliki.

Namun aku tak mampu untuk menyatakan perasaan padanya. Rasa takut lebih menguasai hingga aku membiarkan rasa ini tumbuh sendiri tanpa mendapat balasannya.

Aku ingin menghapus perasaan padanya. Namun ketika ku ingin menghapusnya justru takdir yang terus mempertahanknya. Mempertahankan seolah dia tercipta hanya untukku. Takdir apakah kau memihakku. Berpihak agar aku memilikinya atau itu hanya sebuah kebetulan saja.

Otakku benar-benar tidak beres. Sepulang dari sekolah aku hanya menerka-nerka dan mengklaim bahwa pertemuan dengannya merupakan sebuah takdir.

Menghilangkan pikiran dengan menggelengkan kepala. Merebahkan tubuhku di kasur dan mulai memejamkan mata. Aku tidak dapat tidur malah kejadian beberapa jam lalu terulang di ingatan ku.

Di Kantin..

Saat aku sedang menyantap bakso tiba-tiba Belia memanggil nama seseorang.

"Rizki! " serunya.

Orang yang bernama Rizki itu yang merupakan teman sekelas kami langsung mendekati meja yang kami tempati.

"Lo lagi nyari tempat duduk? Kayaknya gak ada yang kosong bareng kita aja? " tawar Belia.

"Oke, thanks tapi— Lingga! " memanggil nama seseorang yang namanya baru di sebut, jantungku sudah berdetak tak normal.

Dia— Lingga mendekati tempat duduk kami. Lingga tolong jangan kamu munculkan senyum mu itu karena secara tak sadar perbuatanmu itu akan membuat ku meleleh. Seperti coklat yang dipanaskan meleleh.

Belia menepuk bahuku yang membuatku tersadar dari lamunanku. Mereka menatap heran padaku termasuk Lingga tapi Lingga hanya menatapku sekilas lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

"Kenapa hati ini memilihmu Lingga. "

Setelah bergulat dengan kejadian yang lalu akhirnya mataku terasa berat dan aku tertidur.

Next Chapter...

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang