2. 人Chungha人

226 68 6
                                    


#####


"Ma, laper ma.." Pria kecil yang lucu terus bergumam seerti itu sambil mengetuk ketukkan sendok di piringnya. Sedangkan yang dipanggilnya mama tersebut masih sibuk di pantry menyiapkan sarapan sambil sesekali tersenyum melihat tingkah gemas pria kecilnya "Iya, sayang. Sebentar lagi, ya"

Seano, anak semata wayangku. Yang menjadi satu satunya alasanku untuk bertahan hidup. Sudah 3 tahun ini aku hidup hanya berdua dengan Sean. Hidupku berubah 90% setelah kejadian malam itu, yap kejadian yang tidak akan ku lupakan. Mungkin akan terungkit lagi nantinya? Aku juga tidak tahu.

Ayah dan ibu biologis ku masih lengkap semuanya. Tetapi mereka sudah tidak ingin melihatku lagi. Ah. Bukan mereka, hanya ayahku. Karena selama aku hidup sendiri ibuku masih beberapa kali menengokku. Tentu mereka kecewa karena satu kejadian yang merubah hidup benar benar mengubah garis hidupku.

"Kamu bukan anak ayah sama ibu lagi, karena ayah sama ibu gak pernah didik buat jadi murahan. Sekarang kamu boleh meninggalkan rumah. Ayah gak mau lihat kamu lagi."

Kurang lebih seperti itu yang dikatakan ayahku setelah mengetahui anaknya sudah tidak dapat menjaga kehormatannya. Saat itu juga ayah sudah tidak menganggapku sebagai anak. Sungguh memalukan bukan?

Sekali lagi hanya ayahku yang tidak menganggapku sebagai anak. Karena hanya ibu lah keluarga biologisku yang tetap mencurahkan perhatian dan berkirim kabar ataupun uang untuk membantuku menyambung hidup.

Berkali kali aku merasa lelah dan ingin berhenti, tapi perasaan itu tidak akan bertahan lama. Karena Sean akan dengan senang hati memelukku untuk memberiku semangat. Sampai akhirnya aku bertemu dengan Mr. Branson. Salah satu orang di masa laluku. Mungkin bisa dibilang orang kedua yang mengerti keadaanku setelah ibu. Pak Branson memintaku untuk memanggilnya ayah. Siapa sebenarnya pak Branson? Iya papa nya Daniel.

Beberapa hari lalu aku berkunjung ke tempat pak Branson, beliau bilang bisa membantuku untuk sekedar membeli jajan dan biaya sekolah Sean. Semoga kali ini aku bisa bekerja awet, tidak seperti sebelum sebelumnya, please aku cukup lelah melamar pekerjaan kesana kesini.

Pak Branson memberiku pekerjaan yang cukup menantang. Bagaimana tidak? Beliau memintaku untuk mengurus bahkan jika sanggup aku harus mengubah sifat anaknya Kang Daniel yang bisa dibilang urakan dan liar. Meskipun aku sudah cukup lama mengenalnya, tapi dia sangat berbeda dengan Kang Daniel yang dulu.

Aku sempat mendengar kabar dia kecelakaan dan mengalami gagar otak, apa karena ini dia berubah? Sungguh tidak ada yang tahu.

Tapi demi Sean aku harus berusaha. Apa salahnya mencoba kan? Siapa tahu akan berakhir hidup bahagia dengan Daniel? Hahaha aku benar benar bodoh. Bukankah dunia ini sangat berbeda dengan Wattpad? Yang sebagian besar ceritanya berakhir bahagia.

Kata Pak Branson hari ini aku bisa bekerja. Tentu aku tidak akan menyia nyiakan waktu. Sebelum berangkat tak lupa aku berpamitan pada Sean, putraku. Dan seperti biasa aku menitipkan Sean ke tetanggaku yang paling baik. Karena aku percaya tidak ada tetangga yang sebaik tetanggaku, mbak Nayoung.

Mbak Nayoung dengan senang hati menjadi tempat penitipan Sean selama aku bekerja. Meskipun kadang aku merasa sungkan tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin juga kan aku membawa Sean bekerja.

#######

Sampai di apartement Daniel aku langsung masuk karena ayah Branson tentu sudah memberiku password apartemennya. Karena Daniel masih belum muncul dan aku tidak enak untuk menggeledah isi kulkasnya, jadi aku hanya memasak nasi goreng dan sup. Semua bahan kubawa dari rumah, mulai dari nasi, sayuran, bumbu, topping, sampai celemek.

Tentu aku membawa itu semua. Mana ada barang seperti ini di apartement seorang Kang Daniel, apalagi ia seorang bujangan. Selain itu ia bukan tipe orang yang memakan dan memasak makanan di rumah.

'Ekhm' suara serak khas orang bangun tidur sukses membuatku kaget. Suaranya serak dan....

Sangat rendah. Errrrr. Bukankah itu sexy?

Aku benar benar terkejut dan kaget "O-eh. Good morning."

Ahh sungguh kata yang tidak pantas diucapkan.

"Siapa lo? Kenapa disini? Ngapain pake dapur gue tanpa izin?" Tatapannya membuat orang salah tingkah. Matanya yang hanya berbentuk garis, dan saat melihat atau menatap itu benar benar membuat merinding. Ditambah pertanyaannya yang seperti ujian hidupku. Tidak ada habisnya. Haha.

Aku bersiap menarik nafas dalam untuk menjawab pertanyaannya. Hahh ini akan menjadi haribyang panjang.

"Saya Chungha, pak Branson mempekerjakan saya sebagai pengurus rumah disini. Semoga dapat membantu."

Kesopanan nomor satu. Ini hari pertama, harus memberi kesan yang baik. Ah, kesan baik bukan untuk hari pertama saja. Tidak mungkin juga kan aku kelepasan menyebut pak Branson ayah disini?

"Papa? Papa tumben kasih pembantu kaya gini? Udah bertahun tahun gue hidup tanpa pembantu juga gak ada masalah."

Pembantu.

"Bentar. Ada yang gak beres nih. Lo boleh pulang sekarang. Nanti gue yang bakal bilang sama papa." Dia berbicara panjang lebar dan tidak bisa dijeda. Benar benar. Bukankah dia mabuk? Tetapi caranya berbicara seperti orang yang sadar 100%.

Ia menganggapku pembantu. Iya baru saja ia memanggilku pembantu.

Selain tidak tenang karena memikirkan Sean dan juga karena Daniel sepertinya mengusirku secara halus. Akhirnya aku memilih pulang. Di perjalanan tak lupa membeli bahan makanan untuk sarapan Sean, tentu aku masih punya rasa kemanusiaan agar tidak terlalu merepotkan mbak Nayoung.

Hampir menjadi kebiasaan Sean makan siang merangkap sarapan. Karena aku baru bisa kembali mulai pukul 10 sampai pukul 1 siang. Sean ikut menderita karenaku. Maafkan mama, sayang.

"Tadi Sean telfon mama tapi yang angkat suara laki laki. Mama dari mana?" Mendengar penuturan Sean segera ku periksa ada dimana handphone ku. Karena selama perjalanan pulang, perasaanku tidak ada yang mengganjal. Benar benar hanya terfokus pada Sean.

"Sean tunggu mama ya? Handphone mama ketinggalan. Abis ini onti Nayoung kesini buat temenin Sean." Ku kecup kening Sean dan segera bergegas ke Apartement Daniel.

Seano, mama gonna give you all of my love, nobody matters like you — Chungha

Ps: bayangin Seannya disitu cara ngobrolnya sesuai sama anak seumuran dia aja ya 😂

Choice ━ K d nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang