.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah dua minggu Chungha datang hanya untuk membuat sarapan dan membersihkan apartemen Daniel, kecuali kamar. Selama itu pula Daniel tidak sempat untuk sekedar bertatap muka dengan Chungha. Jangankan bertatap muka, melihat wujudnya saja tidak. Yang bisa dilihay hanya hasil karyanya saja.
Chungha berusaha agar kewajibannya di apartemen Daniel selesai sebelum si pemilik membuka matanya. Ya itu harus seriap hari dan entah sampai kapan.
Tidak ada yang tau apa yang ada dipikiran Daniel sampai sangat ingin bertemu dengan Chungha. Tapi sebaliknya Chungha malah menghindar dari Daniel.
Fyi, Daniel punya usaha tatto. Ini berawal dari hobinya di bidang seni. Dulu dia paling senang menggambar sketsa wajah teman temannya. Dan sekarang dia menyalurkan ke bidang yang sedikit lebih profesional dan yang lebih menguntungkan yaitu tatto. Ia memulai usaha ini bersama teman kampusnya dulu, Hwang Minhyun. Sampai sekarang mereka masih bekerja sama dan tidak ad keinginan untuk membuat usaha masing masing. Meskipun pemilik usaha tatto kulit keduanya masih bersih tidak ada sedikitpun lukisan tatto.
Biasanya dengan men-tatto client nya dapat memperbaiki mood, namun tidak kali ini dia malah meminta Minhyun yang bekerja. Dikarenakan Chungha tidak muncul, membuat moodnya semakin memburuk. Entah mungkin karena belum mengumpat si penyebab mood nya turun atau emang ada maksud yang lain.
Seperti sebelumnya, hari ini Daniel bertahan di tempat kerjanya sampai malam hari. Mungkin hampir tengah malam. Padahal sudah tutup sejak beberapa jam yang lalu.
23.00 pm.
"Tok tok tok.."
Pintu ruangannya diketuk ketika Daniel sedang larut dalam pikirannya sendiri.
"Masuk." Ia memberi aba aba kepada si pengetuk pintu sambil mengusap wajahnya frustasi.
"Gnite, my bae Daniel." Pemilik suara tersebut langsung mengambil posisi duduk di pangkuan Daniel sambil bergelayut manja di lehernya. Daniel sendiri hanya membuang muka malas menghindar dari tatapan wanita ini. Iya dia seorang wanita.
"Aku kangen banget tau ngga, kamu kenapa sih di telfon ngga pernah diangkat." Perempuan tersebut masih asik menyalurkan rasa rindunya, sedangkan Daniel yang dirindukan sama sekali tidak menggubris.
"Maaf, Chaey. Gue lagi gak mood liat muka lo." Pelan tapi tegas, Daniel melepas pelukan Chaeyeon.
Chaeyeon Melani. Perempuan yang selama 5 bulan ini terus bersamanya. Daniel hanya menganggapnya sekedar 'friend with benefit' sedangkan Chaeyeon sepertinya menaruh harapan lebih ke Daniel.
"Please, Chaey. Nafsu sex gue lagi hilang." Chaeyeon mendengus kesal karena usahanya untuk mencium Daniel ditolak mentah mentah. "Apa apaan sih! Siapa juga yang mau sex? Aku itu cuma kangen aja sama kamu! Ih, kamu pikir aku cewek apaan yang datang cuma pengen nyalurin napsu."
"Sorry, Chaey, we're just friend with benefit. Gak lebih. Gue cuma bakal datang ke lo kalo lagi jenuh ato sekedar butuh dilayani. Sorry sekali lagi gue ngomong gini biar lo gak kaya cewek lain yang ujungnya nangis nangis sok tersakiti di depan gue. Dan itu disgusting banget. "
"Tapi, Daniel. Kita udah ngelakuin itu bahkan gak cuma sekali. Dan kamu cuma anggep aku cuma fwb?" Chayeon masih mempertahankan opininya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ━ K d n
FanfictionJangan deket deket gue kalo gak mau sok ngerasa disakitin. ━ Daniel Ini keputusan gue, apapun resikonya gue terima. No matter how ur life in the past, this ma choice. Jadi lo jangan banyak omong dan lakuin yg lo pengen aja. ━ Chungha Start: 23 Dese...