Changbin ingin sekali meng-skip hari ini. Sudah telat bangun, ditimpa Hanbin, disambut Jisung, dirayu Felix, dan sekarang dia masih harus mendengar gerutuan Jisung serta melihat muka Jisung yang bikin dia mau muntah. Hari ini sangat buruk.
"Pak Heechul tu yah, lembut-lembut nyeremin. Masa' Jisung yang tampan ini disuruh jaga pintu selama 2x45 menit di Hari Kamis nan cerah ini. Jisung capek!" Jisung meletakkan sendoknya dan melipat kedua tangannya di dada sambil menggembungkan pipinya.
Felix dan Seungmin beradu tawa, milik siapa yang paling lebar. Sedang Hyunjin dengan gaya cool khas-nya berkata, "Anggap aja latihan jaga pintu neraka, Jis!"
Jisung mendelik, bibirnya semakin mengerucut. "Hyunjin! Jisung 'kan malaikat! Masa' jaga pintu neraka, sih!"
Seungmin dengan polosnya berkata, "Lah yang jaga pintu neraka 'kan malaikat juga, Jis."
Hyunjin tertawa senang dan menambahkan, "Lo sekolah 10 tahun dari SD ngapain aja pas pelajaran agama? Mabok?"
Felix yang tawanya semakin lebar merayakan penderitaan Jisung dengan aksi dab khasnya.
Jisung yang tak mau kalah pun menjawab, "Nggak usah sok tau lo! Siapa bilang gue sekolah udah 10 tahun? Orang 12 tahun yee, dari TK nol kecil!"
Changbin menghirup oksigen di sekitarnya kuat-kuat.
Demi kecintaan Changbin pada kegelapan, apa dosa Changbin ya Allah sampe-sampe punya temen nggak ada yang bener satu pun. Batin Changbin yang kembali meratap.
Ketimbang mendengarkan teman-temannya yang tidak jelas, Changbin memilih fokus pada batagornya.
Namun, tiba-tiba ada suara mistis menyapu telinga kanannya. "Dek, Mas nggak bawa duit, bayarin dulu, ya."
Changbin bergidik ngeri.
Berharap hari yang telah ia jalani sekitar satu per empatnya ini hanyalah mimpi buruk belaka. Berharap bahwa sebentar lagi ia bisa bangun dan menjalani harinya dengan normal.
Sayang, harapan hanyalah tinggal harapan.
Di sana, berdiri seorang Hanbin Kimhardja dengan wajah memelas yang membuat Changbin yakin bahwa bisikan mistis tadi adalah nyata.
"Jisung kenapa?" kata suara lain yang semakin membawa Changbin ke alam nyata.
Sebelum Jisung menjawab, Felix sudah menyela, "Bro Jack belahan jiwa yang sealiran darah denganku! Miss you so much!"
Dan mereka--Felix dan Jackson--pun berpelukan penuh haru.
Melihat aksi menjijikkan itu, Jinyoung--kakak Hyunjin--berkata, "Tolong dong, ada yang bisa menenggelamkan dua makhluk ini ke dalam lesung pipi si Chan nggak?"
Jinyoung sungguh tak habis pikir dengan Jackson dan Felix, padahal 'kan Jinyoung juga punya adik, tapi nggak gitu-gitu banget tuh.
"Please, gue juga mohon pada siapapun, tapi jangan ke dalam lesung pipi gue," sambung Chan.
Woojin memisahkan Jackson dari Felix, dia menarik kedua kepala orang itu ke arah yang berlawanan. "Kalian baru kepisah selama kurang lebih 2 jam. Tolong dikondisikan."
"Kurang asem lo!" sentak Jackson pada Woojin. Dia kesal karena pertama, Woojin memisahkan dia dengan adiknya. Kedua, what the hell is he doing? Dengan seenak udel dan tanpa rasa hormat dia telah memegang kepala berharga Jackson yang notabene adalah kakak kelasnya.
Woojin si kalem, hanya tersenyum kalem. Dan tentu saja senyumnya bikin adem. Bikin anak perawan mesam-mesem.
Halah.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAHA | Seo Changbin | Stray Kids
FanfictionIni kisah Changbin yang lagi usaha. Kalo nggak jelas ya maafkan, kalo bikin geli ya maafkan, kalo bikin jengkel ya maafkan, kalo gagal? Ya sudah. Kalo kata pepatah Inggris sih, "His name is also effort." Artinya? "Ya namanya juga usaha." 😤😤😤😤...