"Kak Changbin kok marah-marah?"
Amarah Changbin seketika luruh setelah suara imut itu menyapa daun telinganya.
"Spadaaa~~"
Namun, tangannya kembali mengepal dan wajahnya mengeras.
Ya Allah iya Changbin ngaku salah udah make baju-baju itemnya Mas Hanbin tanpa bilang dan masih Changbin museumkan di lemari sampe sekarang. Changbin mohon ampun Ya Allah, Changbin mohon jauhkanlah kesialan hari ini dari Changbin. Seenggaknya malam ini yang datang tuh Jeongin aja, nggak usah sama tong sampah berjalan juga.
"Eh JJ bersaudara," sapa Papa Hardja pada kedua insan yang baru saja menyambangi kediamannya.
JJ bersaudara alias Jisung Jeongin, menghampiri Lyra dan Hardja, lalu menyalami dan mencium tangan kedua orang tua itu.
Jisung Jeongin merupakan sepupu Hanbin Changbin. Mereka adalah anak dari adik Lyra. Ini sebabnya Changbin tidak bisa merealisasikan niatnya untuk membunuh Jisung.
"Lo ngapain ke sini, hah? Bikin sumpek tau gak?!" sentak Changbin pada Jisung.
Jisung yang tidak peduli dengan amukan sepupunya itu hanya duduk dan mengambil makanan.
Karena Jisung tidak menjawab, demi meredam kemarahan Changbin, Jeongin pun berkata, "Ayah sama bunda ternyata nggak bisa pulang cepet, Kak, dan ngabarinnya juga barusan. Di rumah nggak ada makanan, mau beli keburu laper, jadi kita ke sini."
Mama Lyra mengambil sepotong ayam goreng dan meletakkannya di piring Jeongin. "Aduh, kasian banget, sih, sayang-sayangnya tante. Ini sayang, makan yang banyak, ya?"
Changbin mencibir. "Jisung nggak usah dibilangin juga bakal ngabisin makanan."
"Apa, sih, Binnie? Emosi mulu. Tambah pendek loh, ntar!" Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, Jisung memprotes sekaligus mencerca Changbin.
Sebelum Changbin meledak, Hanbin pun menyela, "Sudah, sudah, adik-adikku sekalian. Mari kita makan dengan khidmat. Kasian ayamnya dari tadi terkaget-kaget karena suara keras adik Binnie."
"Apa, sih, Mas? Ayamnya aja udah mati. Lagian pada bisa berhenti manggil aku Binnie nggak? Aku 'kan udah gede!" Changbin masih terus meluapkan emosinya.
Perasaan dari sejak di USG sampe lahir dan belum bisa ngomong, Changbin ini laki-laki, deh. Kenapa setelah bisa ngomong dia pms terus, ya? Batin Mama Lyra.
Hardja tertawa. "Binniee~~ lucu banget, sih, si bungsu."
"Papa!"
"Kak, nggak boleh nyentak orangtua, loh. Dosa. Lagian kenapa emangnya kalo dipanggil Binnie? Kan lucu, Kak. Jeongin malah seneng sampe sekarang masih dipanggil bayi sama ayah sama bunda."
YA ALLAH, MAU MARAH TAPI NGGAK TEGA. Batin Changbin.
Semua orang di sana tau, Changbin tidak akan pernah bisa meluapkan amarahnya pada adik--sepupu--kesayangannya. Fakta itu membuat Jisung dan Hanbin semakin gencar memanas-manasi Changbin.
"Noh! Dengerin! Nggak boleh, Kak, nyentak orangtua itu! Dosa," kata Jisung.
Hanbin ikut menambahkan, "Dek, kalo mau marah jangan tanggung-tanggung, dong! Mentang-mentang yang ngomong Jeongin, marahnya diempet. Coba aja Mas yang ngomong, pasti udah nyembur-nyembur. Sakit hati Mas, Dek, sakit," ucap Hanbin dengan dramatis. Ia menekan dadanya seolah sedang dihujami anak panah, dan dengan ekspresi muka kesakitan.
"Lagian bener yang dibilang Jeongin, Mas seneng-seneng aja tuh dipanggil Hannie sama mama papa. Nggak malu," kata Hanbin melanjutkan.
Cukup sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAHA | Seo Changbin | Stray Kids
FanfictionIni kisah Changbin yang lagi usaha. Kalo nggak jelas ya maafkan, kalo bikin geli ya maafkan, kalo bikin jengkel ya maafkan, kalo gagal? Ya sudah. Kalo kata pepatah Inggris sih, "His name is also effort." Artinya? "Ya namanya juga usaha." 😤😤😤😤...