Malam semakin larut, aku kini mulai mengantuk. Sialnya aku tak bisa naik ke kasurku karena ada pria yang sedang menulis lirik ujarnya, aku tak tau hendak sebanyak apa ia menulis di buku catatan yang selalu dibawanya kemana-mana itu.
"Kau tidak pergi? Aku bosan melihatmu disini" usirku dengan tangan terlipat didepan dada, tubuhku bersandar pada ambang pintu.
"Tidak" sahutnya santai membuatku merutuki segalanya. Kenapa aku harus bertemu dengan pria menyebalkan sepertinya?!
"Aku mengantuk, bisa kau pindah tempat kerja?" tanyaku setelah berjalan ke samping ranjang, meninggalkan pintu kamar yang tertutup sendiri.
"Tidak"
"Yoongi!"
"Suaramu seperti nenek sihir, jangan berteriak seperti itu. Kau ingin tetangga menggedor pintu?" sindirnya dengan enteng, sementara aku sedang naik pitam ingin menghantamnya.
"Baiklah! Geser!" dorongku pada tubuhnya yang berguling sekali, memberiku ruang berbaring. Masa bodoh, aku pernah tidur semalaman penuh disampingnya bersama Sari.
~•~
Deringan jam weker membangunkanku dari alam mimpi membuatku kembali kecewa karena aku masih berada di Korea, aku sedikit menyesal kesini. Tapi lihatlah, hari yang baik akan menyambutku bersama dengan kegiatan yang menyenangkan, Yoongi hari ini akan mengajakku ke berbagai tempat yang ingin ku kunjungi. Dan bagus! Sekarang ia sedang tuli dengan posisi memeluk dari belakang tubuhku, membuat punggungku merasakan tarikan dan hembusan nafas di dadanya.
"Kakek pemalas! Ayo bangun!" seruku lalu menyikut perutnya yang sontak membuatnya sedikit menggeram segera meregangkan ototnya. Jika tidak dengan cara seperti ini, ia tidak akan bangun.
"Kasar sekali. Kau tau? Aku pernah operasi dan lukaku dijahit disini!" tunjuknya pada perutnya yang dilapisi kaos.
"I don't give a shit" sahutku santai lalu turun dari ranjang menuju kamar mandi, meninggalkan sosok disana yang terus berteriak tidak jelas.
Tepat satu langlah hampir memasuki kamar mandi, perutku mulai mengaum tidak jelas. Aku lapar, segera kakiku berlari masuk lalu menciprat wajahku dengan sedikit air dan kembali ke ranjang yang masih saja menyajikan pria tidur disana, padahal tadi kan ia bangun.
"Yoongi, ayo kita sarapan di seberang," ujarku menarik-narik tangannya agar ia beranjak. Sialnya, ia malah menyelimuti dirinya.
"Aku ambil kartu kreㅡ"
"Baiklah! Tunggu sebentar" ujarnya lalu mulai membuka matanya malas dan detik berikutnya, menit selanjutnya ia masih dalam posisi sama.
"Yoongi!"
"Morning kiss dulu~" belajar darimana ia bahasa Inggris? Biasa ia hanya akan menatapku tak mengerti jika bahasa-bahasa asing terlontar dariku.
"Tidak mau! Itu memalukan!" seretku lagi pada tangan yang menjadi bantalannya, namun tenagaku tak cukup karena aku melarat sekarang.
"Ayolah. Kiss" paksanya dengan aegyo, membuatku mual.
"Permen kiss? Tunggu ke Indonesia, disana banyak" sahutku asal membuatnya tiba-tiba menarikku hingga aku terduduk diatas kasur.
"Kumohon" ujarnya lagi, tak apalah demi perut.
"Sialan kau!" sahutku kesal lalu mengecup pipinya dengan wajah tak ikhlas.
"Bukan disitu. Disini" tunjuknya pada bibir tipis yang sengaja dimanyunkannya.
"Ck!" decakku sebelum mengecup singkat bibirnya.
"Lagi" baiklah.
"Lagi, ya" ok.
![](https://img.wattpad.com/cover/132119921-288-k657310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream✔ [MYGxY/N]
Fanfic𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 Min Yoongi tak pernah menyangka situasi dan peristiwa yang ia alami adalah bagian dari skenario semesta belaka. Ketika mimpi aneh yang bahkan tak bisa dijelaskan menggunakan logika siapapunㅡakankah ia melepaskan bagian terindah dari kemba...