Kisah Candu setelah Rindu

587 39 0
                                    

"Rebahan kisah kemarin memberimu banyak cerita, termasuk candu yang harus siap kau adu setelah hati ditempa rindu". -S.A-

Hari ini, seperti biasanya aku kembali pada aktivitas yang selalu memberi candu. Yaa, duduk sendiri dalam lamunan, menanti senja terbenam sembari sedikit melukiskan abstraknya dirimu dalam kenang.

Tapi aku tak melihat apa-apa dan siapa-siapa sore ini. Langit sedang kelabu nampaknya, entah karena sebentar lagi November pergi, atau mungkin karena kau tak hadir menyempurnakan damai sore ini.
Ternyata kata-kata bijak itu benar, tak selamanya hidup seperti kemarin, kadangkala harus berputar, Tak selamanya senja hadir membenamkan diri dan memberikan damai pada hati, kadangkala awan lebih baik kita buat kawan penantian di sore hari, yaa meskipun tak seindah kemarin.

Dan benar saja, awan itu membuatku harus pulang dengan basah kuyup. Hanya lima menit aku beradu dengan khayalku dalam benak, hujan mulai turun dan memaksaku untuk beranjak dari kursi tua tempat dudukku. Membuatku harus menahan tanya dalam benak, tentang apa dan mengapa senja dan kau tiba-tiba hilang secara bersamaan?

Sedang kemarin, kita baru saja merekah canda. Kau menepuk pundakku dan membawa secercah asa, bahwa kau ingin aku tak sendiri lagi menikmati benam senja di padang gersang ini yang entah kapan akan menghijau.

"Nampaknya hujan akan berlangsung hingga dua minggu kedepan yaa?",

"Nampaknya iya, semoga sajalah begitu. Padang di bawah jembatan itu sudah terlihat begitu gersang".

Dialog itu merusak bayang-bayang nostalgia bersamamu kemarin sore. Sontak aku terkejut dan heran, ternyata masih ada yang lebih mencintai hujan daripada senja. Dan aku fikir mereka benar, karena kau dan senja sama saja, tak hadir selamanya. Namun ketika senja hadir, aku yakin bahwa sebentar lagi kau akan datang dengan langkah kontai, menepuk pundakku, memberi isyarat lagi bahwa kau masih membawa secercah asa.

Meski senja hilang, Allah masih menemaniku mengharap berkah dan temu dalam sujud panjang. Hingga mungkin esok, aku akan menemukanmu lagi, bersama tanya yang siap kuberi.

"Namamu siapa?".

(27/12/2017).

***
Kadang memang membuat penasaran, makanya ikuti terus ceritanya. Jangan lupa Vote, comment, and share😊

Catatan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang