I Love You

89 17 4
                                    

karna dua hari kemarin ngga update, sekarang double update. 


"Maaf, aku sudah punya orang yang kusukai."

Gadis berkepang dua yang baru saja menyatakan perasaannya itu tak bisa menutupi rasa kecewanya. Tanpa mengucapkan apa pun dia langsung berlari meninggalkan Taehyung.

Taehyung pun menghela napas. Empat. Hari ini sudah empat kali dia mendapatkan pernyataan cinta dari perempuan. Angka yang cukup fantastis, bukan? Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang beruntung.

Kini Taehyung melenggang menuju lapangan basket. Tempat itu terlihat cukup ramai dibanding dengan suasana gedung sekolah yang mulai sepi. Tidak heran, di sana memang sedang diadakan latihan untuk pertandingan basket antar SMA se-Seoul pekan depan. Tidak hanya tim basket, disana terdapat tim cheerleader yang juga berlatih.

Taehyung bukan bagian dari mereka. Dia hanya seseorang yang menonton dari bangku tribun. Ah, mungkin tidak bisa disebut sebagai penonton. Dirinya berada di sana untuk menunggu seseorang.

Bibirnya merekah kala seseorang yang ditunggunya melambai ke arahnya. Dia balas melambai, dan anehnya gadis-gadis di sekitar orang itulah yang memekik girang. Terserahlah, yang penting dia bisa melihat gadis yang ditunggunya tersenyum lebar sebelum berlarian menghampirinya.

"Tadi kau kemana saja? Kupikir pulang duluan."

Taehyung membuka tutup botol air minum dingin yang sejak tadi dibawanya, lalu menyerahkannya ke tangan si gadis. "Ada urusan tadi."

"Penting?"

"Tidak juga."

Taehyung menerima kembali botol minum itu dan menutupnya. Kemudian iseng menempelkan badan botol itu ke pipi si gadis yang merah padam.

Gadis itu mengambil alih botol tersebut, menempel-nempelkan ke seluruh wajahnya sendiri. Ia tidak sadar jika sejak tadi Taehyung terus menatapnya. Tatapan kagum yang sangat-sangat diidamkan oleh seluruh wanita di dunia ini.

Taehyung menoleh saat gadis itu tiba-tiba melambaikan tangan pada seseorang di lapangan.

Jung Hoseok, si kapten basket. Pemilik nomor punggung 18, kekasih dari gadis di sampingnya.

Ia menghela napas panjang. Kenyataan rupanya sangat pahit. Gadis yang disukainya, menyukai lelaki lain.

Priit!

Suara peluit panjang dari pelatih tim basket menandakan jika latihan hari itu telah berakhir.

"Ayo, Tae!"

Taehyung pun dengan sigap beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan di sisi kanan si gadis, sementara di sisi kiri si gadis ada Hoseok.

"Kau yakin tidak ingin pulang bersamaku, Jiwon?" tanya Hoseok pada gadis di sampingnya.

"Tidak. Aku bersama Taehyung saja."

"Taehyung juga bisa ikut. Mobilku muat untuk tujuh orang."

Jiwon tertawa sebelum menggeleng. "Tidak usah. Lagi pula arahnya berbeda."

"Arasseo. Kabari aku kalau sudah sampai di rumah, hm?"

Taehyung menghela lega setelah Hoseok akhirnya meninggalkan mereka. Kini dia hanya berdua dengan Jiwon. Digandengnya tangan Jiwon, mengajaknya berlarian menuju bus yang masih berhenti di halte. Keduanya duduk di kursi paling belakang, di sudut.

"Nuna, kau lapar?"

"Tidak. Apa kau lapar?"

Taehyung mengangguk. Ia menoleh, menatap Jiwon lekat. "I'm hungry, can I eat your lips?"

"Mwo? Tae, kita—"

"Aku tahu kita saudara. Aku tahu kau sudah punya kekasih. Tapi bisakah beri aku bibirmu? Aku lapar. Setidaknya jika aku tidak bisa mendapatkan hatimu, berikan aku bibirmu."

FIN    

btw, ini cerita nyambung sama yang For The Last Time. Taehyung-Jiwon kakak adek dan di sini adalah awal mula kenapa mereka begituan di For The Last Time. maafkan aku, Jung Hoseok!! T^T

White Lie [BTS Flash Stories]Where stories live. Discover now