"Hormat kami,ketua agung..."
Ucap seorang pria berjubah hijau menunduk hormat,lalu diikuti oleh ketiga orang lainnya.Florence mendengus kasar.
"Tidak bisakah kalian bersikap biasa saja,maksudku tak perlu formal seperti itu."Florence menatap empat orang itu dengan datar.
"Hei,ini sudah aturan nya.lagian,aku juga sebenarnya malas jika harus seperti ini padamu" Pria berjubah hijau tadi memandang Florence dengan tatapan mengejek,sedangkan tiga orang lainnya hanya terkekeh.
"Seperti itukah sikap mu kepada ketuanya?dasar menyebalkan" Florence berkata dengan ketus.
Pria berjubah hijau itu mengangkat kedua alisnya.
"Bukankah kau yang meminta untuk tidak bersikap formal?dasar aneh"Florence menatap lelaki itu tajam,namun yang ditatap hanya melihat nya dengan santai.
"Jiks, Florence,sudahlah...jangan bertengkar terus.kalian kalau bertemu pasti selalu seperti ini,aku capek melihat kelakuan kalian" wanita berjubah putih berusaha melerai kedua orang itu.
Florence menghela nafas nya.Ada hal yang lebih penting dari pada mengurusi pria yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Maafkan aku Lera,percuma juga aku meladeni tikus jelek itu." Florence berkata kepada wanita yang di panggil Lera,namun matanya tetap menatap Jiks dengan sengit.
"Ehem" pria berjubah biru membuat mereka spontan menoleh kearahnya.
"Ada apa kau memanggil kami kemari?" Tanya pria itu dengan wajah datar dan dingin.'BUK'
"Aw.....apa masalah mu hah!!!!"pria berjubah biru itu menatap sangar kepada orang di sebelahnya. Tangan kiri nya mengusap ngusap bahu kanan nya yang baru mendapatkan pukulan keras.
"Berhentilah membuat wajah itu Bats.ekspresimu sama sekali tidak cocok dengan kelakuan mu"
Seorang Pria berjubah hitam berbicara santai tanpa merasa bersalah akan perbuatan nya tadi."Mengertilah Elix,bukankah kau tau kalau aku sedang bertaruh dengan Lera.Aku tidak mau dia mengambil pedang kesayangan ku"
"Terserah kau sajalah......" Elix akhirnya hanya bisa pasrah akan kelakuan teman-temannya yang bisa di bilang sangat aneh.
"Florence,kenapa kau memanggil kami?"
Elix,mengalihkan pandangan nya ke Florence.Florence menatap teman nya satu persatu dengan raut wajah yang serius.
"Aku ingin kalian menjaga Micel,selama aku tidak ada"
********************
Micel POV
Waktu menunjukkan pukul 08.15.Aku sangat penasaran tentang dunia Avoil itu.apalagi aku akan di sekolahkan di sana.Sebenarnya aku juga sangat penasaran tentang kekuatan ku.
"Micel,kau sudah siap?kita harus segera pergi"
"Aku selalu siap!!" Aku menjawab dengan tegas."tapi,apakah tak apa jika kita tak membawa pakaian?"
"Tenang saja,semua nya sudah di urus oleh Zee ,nah...kalau begitu kita akan berangkat sekarang juga"
Rumah Nenek Kezy terletak di pinggir hutan.Makanya suasana di sekitar rumah itu memang agak sunyi.Nenek Kezy mengajakku untuk memasuki hutan.Aku mengikutinya tanpa rasa curiga,karena aku sangat yakin dengan nya.Kami memasuki hutan lebih dalam.dari jauh,aku melihat dua pohon yang melengkung seperti membentuk sebuah gerbang.Nenek Kezy,memegang tangan ku dan menarikku untuk berjalan melewati kedua pohon tersebut.
Semakin kami mendekati pohon tersebut,semakin aku melihat menyipitkan mataku karena melihat silauan kuning.Aku menutup mataku ketika aku dan Nenek Kezy melewati pohon itu,karena silau nya cukup menyakitkan bagi mataku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moza School Academy
FantasíaIni adalah cerita pertamaku . . . . Micella Raizellia Seraz,gadis cantik yang penuh kejutan dengan sejuta pesona itu harus mengalami kejadian tragis dan menyedihkan,dimana dia harus kehilangan orang-orang yang dia sayangi. Sampai dia bertemu dengan...