Bab 1

9.3K 949 51
                                    


"Pakaianmu tidak sesuai standar  untuk seorang training!"

Jaejoong mengerjap, dan menunduk saat manager dari toko brand ternama pria untuk pakaian formal mengatakan itu. Ia menatap sepasang sepatu pantofel yang ia beli kemarin, stocking hitamnya pun baru. Lalu apa yang membuat pakaiannya dikatakan tidak sesuai standar toko?

Menggigit bibirnya, ia mendongak, "Maaf pak, tapi bukankah Bapak bilang bahwa aku memakai kemeja putih, rok span berwarna hitam, sepatu pantofel, dan stocking? Aku rasa aku sudah memakai apa yang Bapak katakan!"

Pria berkaca mata itu terlihat gugup. Memegang kaca matanya, pria yang kisaran umur tiga puluh tahun itu menatap Jaejoong dengan ragu. "Tapi kau—"

"Bukannya aku sudah sesuai standar yang Bapak bilang? Jangan katakan aku tidak memakai make up, semua orang tahu bahwa aku mengoles lipstik, blush on, maskara, eyeshadow, eyeliner," ia menyela dengan berani, bukan karena Jaejoong tidak tahu sopan santun hanya saja ia tak mau diremehkan.

Biasanya, mereka memang kerap dimarahi di hari pertama. Dengan mengatakan pakaian tidak sesuai dan lainnya. Kenyataannya, ada seseorang yang sedang mengincar tempat yang sudah diberikan padanya, dan tentu saja karena koneksi orang dalam seperti manager atau karyawan lain yang ingin memasukkan keluarga mereka.

Jika mau menerima orang itu, kenapa menerimanya? Kenapa tidak dari awal saja menolak lamarannya dan tidak perlu memajang kertas bertuliskan mencari karyawan wanita pada depan etalase toko.

"Kau, kau benar-benar buruk! Kau sungguh akan merusak citra brand, dan—"

"Pak sebentar lagi pelanggan VIP akan tiba, sesuai janjinya," selaan dari salah satu karyawan membuat pria itu terkejut.

Segera melirik arlojinya, pria yang memakai tag name Son Hoojun itu segera berlari menuju ke depan pintu. Jaejoong menatap pada pria aneh itu, dan si Hoojun menatapnya, memberi intruksi agar segera mengambil posisi seperti para karyawan lainnya.

Sebelah alis Jaejoong terangkat, apa ia menang berdebat dengan Hoojun? Aah, ia rasa memang begitu karena pria itu memberi isyarat demikian. Mengambil tempat di samping gadis kurus bernama Yoona, Jaejoong menatap ke arah depan.

Pelanggan VIP, ia jadi penasaran seperti apa rupa pelanggan yang menjadi prioritas utama toko.

"Dia datang!" ujar Hoojun, memberitahu ketika sebuah mobil berhenti di depan pintu masuk toko beberapa meter.

Jaejoong sedikit mencondongkan kepalanya, namun pelototan Hoojun membuat ia harus berdiri dengan tegak dan ramah. Ia kan hanya ingin tahu siapa orang itu. Namun mengingat ini adalah brand pakaian pria dan formal, ia baru terpikir bahwa pria itu adalah orang tua.

"Selamat datang Tuan, kami siap melayani anda!" seru seluruh karyawan dengan suara yang penuh semangat serta ramah.

Jaejoong sendiri hanya diam, ia menatap ke ambang pintu. Ada beberapa orang yang masuk, dan Jaejoong tidak ingin ambil pikir. Ia ke sini untuk mencetak uang.

"Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru musim dingin!"

Suara berat itu membuat Jaejoong terkejut. Sungguh, ia merasa familiar dengan jenis suara seperti itu. Ah, mungkin saja hanya perasaannya, Jaejoong mengendikkan bahu, sedikit bingung saat Yoona dan beberapa lainnya berpencar ke dalam toko.

Ia melongo, dan menengok ke belakang sebelum Hoojun mengejutkan dengan memanggil namanya, "Kim Jaejoong!"

"Iya Pak!" spontan Jaejoong menatap Hoojun dan pria itu menggeram.

"Kim Jaejoong?"

Lagi namanya disebut, tapi kali ini bukan dari bibir Hoojun. Ia menoleh ke depan pintu masuk, saat melihat seorang pria berdiri di antara dua orang pria lainnya, Jaejoong mengangakan mulutnya. Tangannya menunjuk dengan berani ke wajah si pria dan berteriak dengan histeris.

"Kau, si brengsek tak tahu diri!"

.
.
.

Eyd ga beraturan typo dimana" -bow-

Hmm ini salah satu cerita yang nanti kalau jadi PO akan masuk dalam kumpulan buku Inconsolable.

Di tunggu voted dan komentarnya.

.
.
.

The HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang