on previous chapter
"Maksudmu? Yeobo, jangan kamu hanya menyalahkan dari satu sisi saja. Tolong, jangan menyakiti Jisoo." Dia memohon suaminya sambil mengusap telapak tangan suaminya. Membayangkan apa yang akan terjadi membuatnya tersedak terutama jika itu terjadi. Dia berdoa semoga suaminya tidak akan menyakitinya calon menantunya ini dan sekarang semua tergantung pada Sehun apakah dia bisa membawa Jisoo ke meja Altar.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Delapan bulan yang lalu
Cincin berlian berkilauan rancangan Neil Lane masih terlihat sempurna di jemari Jisoo bahkan setelah dia memakainya sejak setahun yang lalu. Dia tidak berhenti memandangi cincin yang sangat indah itu. Semuanya sempurna seperti yang dia harapkan, bahkan lebih dari itu. Tadi malam Min Yoo memberitahunya tepat di hari ulang tahun Jisoo bahwa dia ingin Jisoo menyiapkan pernikahan mereka delapan bulan ke depan.
Begitu dia mendengar tiba-tiba saja bucket list rencana persiapan pernikahannya muncul bergantian. Ini di luar rencana mereka yang seharusnya masih tahun depan. Kadang Jisoo merasa Min Yoo penuh dengan rahasia dan dia bahkan sulit menebak pikirannya.
Tuhan pasti sangat mencintainya karena semua yang dia impikan tentang pria idaman dan seperti apa pernikahan impiannya, semuanya tercapai. Min Yoo hampir mendekati sosok pria idamannya, suami masa depan. Dia tidak meminta apa-apa lagi.
Min Yoo adalah penyembuh lukanya. Luka yang dulu ditorehkan oleh cinta pertamanya yang melukainya dengan pengkhianatan. Min Yoo dan Jisoo, belajar di universitas dan fakultas yang sama. Mereka adalah sunbae (senior) dan hoobae (junior). Pasangan dongeng impian merupakan julukan yang mereka dapatkan dari rekan-rekan mereka. Dan seperti dugaan dan harapan semua orang bahwa mereka akan berakhir di pernikahan. Menikahi Min Yoo adalah mimpinya sejak bertemu dengannya.
Jisoo ingat saat Min Yoo melamarnya setahun yang lalu. Suatu hari tanpa diduga Min Yoo mengatakan dia akan menetap di New York karena dia mendapat tawaran pekerjaan sebagai editor. Min Yoo bahkan tidak memintanya untuk pergi bersamanya atau membuat beberapa rencana tentang masa depan mereka. Jisoo merasa sangat sedih dan setiap hari tidak dapat berkonsentrasi. Selama beberapa hari itu pula ia merasa Min Yoo menjaga jarak dengannya. Min Yoo memberitahunya bahwa dia akan berangkat pada hari Senin depan dan memintanya untuk menemaninya di bandara.
Ketika hari telah tiba selama di perjalanan menuju bandara Jisoo tidak mengucapkan sepatah kata pun. Matanya bengkak dan hidungnya berair sambil menangis. Dia menangis semalaman, hatinya sangat sedih. Sedih karena bisa saja ini akan menjadi perpisahan untuk mereka. Membayangkan bahwa mereka akan melalui hubungan jarak jauh tidak pernah terbayangkan olehnya. Min Yoo yang duduk di sebelahnya di kursi belakang memegang tangannya dan memeluknya. Dia merasa bersalah karena telah membohonginya.
"Sayang, tolong jangan menangis. Hem ... Akan sulit bagiku untuk meninggalkanmu kalau kamu seperti ini. Tolong, sayang," tanya Min Yoo sambil membelai lembut rambutnya.
"Aku sudah mencoba untuk tidak menangis tapi mengapa air mata ini tidak pernah berhenti. Hiks .. Hiks ... Hikss .. "Jisoo mencoba menyeka air matanya. Min Yoo langsung memeluknya erat dan menyandarkannya di dadanya. "Ssttt .... Jangan menangis, baby girl," Min Yoo mencium pucuk kepalanya.
Akhirnya mereka sampai di kantor karena pikiran Jisoo di suatu tempat dia tidak memperhatikan bahwa sebenarnya mereka menuju ke kantor mereka. Jisoo bertanya mengapa mereka ada kantor. Min Yoo berbohong padanya dan mengatakan ingin menaruh beberapa dokumen terlebih dahulu. Dia meminta Jisoo untuk membuka bagasi mobil untuk mengambil dokumen itu.
Ketika Jisoo membuka bagasi mobil, puluhan balon yang bertuliskan "will you marry me" bermunculan dan terbang satu-satu ke udara. Jisoo lebih kaget lagi saat melihat ada buket bunga mawar di dalamnya. Min Yoo kemudian muncul di hadapannya dan mengambil kotak cincin di sakunya. Dari luar gedung kantor, para staf berdatangan dan berkumpul untuk menjadi saksi akan momen paling membahagiakan Jisoo dan Min Yoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
* Marriage * [HunSoo's Story]
Romance"Apa dia milikku?" "Apa? Apa yang kamu katakan?" "Kamu mendengarku dengan jelas, Jisoo. Apakah dia anakku? "Apa jawaban yang kamu inginkan, Sehun?" Beautiful Cover by @andearr .many thanks, dear ^^