8. past - * a truth *

2.2K 221 17
                                    

on previous chapter

"Mumpung belum terlambat, kau bisa merebutnya dari Min Yoo. Masih ada beberapa bulan lagi kan? Perlu aku bantu, Sehun-ssi?" Nara mendekati Sehun dan perlahan kedua jemari lentiknya mengusap dada bidang Sehun dan jari telunjuk kanannya naik mulai dari leher betonnya dan berakhir di dagu bawahnya sehingga mereka saling bertatapan.

Sehun menangkup tangan Nara dengan sorotan tajam dan menghempaskannya dengan kasar.

"Fuck you, Nara!!!" Sehun pergi meninggalkan Nara.

Wait and see, darling. Aku akan membuat Jisoo mu menderita seperti di neraka.

-------------------------------------------------------------------------------------

Dukduk.. Dukduk.. Dukduk.. Dukduk.. Dukduk..

Tangan Sehun dengan lincah mengayunkan raket tenis. Peluh keringat membasahi tubuhnya yang bertelanjang dada. Bulir-bulirnya pun turun deras membasahi wajah tampannya. Sudah hampir dua jam Ia bermain squash sesekali Ia berhenti hanya untuk minum sejenak sembari menyeka dada dan punggungnya dengan handuk.

Ia perlu pelampiasan untuk meredakan kekalutan dan peristiwa tadi malam. Peristiwa yang hampir melecehkan Jisoo. Bayangan wajah Jisoo menjadi kerap muncul dalam pikirannya seperti lukisan dalam dinding otaknya.

Sepertinya ada sesuatu antara Min Yoo dan Nara. Tadi aku melihat mereka keluar dari kamar. Hun-nie, aku tahu siapa Nara. She is a bitch. Jaga kakakmu sepertinya Ia sudah terperangkap olehnya.

Suara Mino terus bergaung di dalam pikirannya. Tanpa Mino mengatakan siapa Nara, Sehun sudah tahu siapa dia. Seandainya saja malam itu Sehun tidak tersadar dari mabuknya mungkin saja Ia sudah ONS dengan Nara. Tapi Sehun tidak mengira kalau Nara mengalihkan sasarannya pada Min Yoo.

Aku harus memperingatkannya!!!

***

"ffuuiihh... that was good, baby...." Dengan bertelanjang Donghae masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya dari 3 jam pergulatan yang panas. Tidak sulit bagi Donghae membuat Nara bertekuk lutut padanya. Demi menemaninya ke Louis Vuitton selama 2 jam yang membosankan, Ia harus kehilangan milyaran dollar transaksinya dengan perusahaan Jerman.

Kalau bukan karena permintaan pamannya Pak Min Woo dan segala kemudahan yang Ia dapatkan selama ini hingga bisnisnya sukses berkat turut campur Oh Ji Young, Ia akan menolak rencana pamannya. Anggap saja ini salah satu caranya membalas budi mereka.

Donghae menghapus embun yang menempel di cermin wastafel dan mencuci wajah tampannya beberapa kali. Saat Ia menenggelamkan wajahnya dengan handuk kecil dan mengusapnya beberapa kali terasa ada sepasang tangan kecil memeluknya dari belakang. Junior di bawahnya menegang kembali saat merasakan sentuhan dua pucuk bukit kembar yang menempel dengan erat di punggungnya dan aroma tubuh Nara yang memeluknya dari belakang itu.

"Kamu tidak membangunkanku? Jahat..." Kecup gadis itu di punggung kanannya.

"Kamu sangat kelelahan makanya aku tidak membangunkanmu lagipula aku harus kembali ke bandara. Sekretarisku sudah lima kali misscall karena satu jam lagi aku harus ke Canada." Donghae melepaskan rangkulan gadis itu dan berjalan keluar kamar mandi dan segera bersiap-siap.

Tak berapa lama Nara keluar juga dengan memakai mantel mandinya. Ia mengambil ponselnya dan mengecek beberapa panggilan masuk dan pesan pendek. Dari Min Yoo. Dulu Ia begitu bersemangat setiap Min Yoo menghubunginya tapi sekarang sejak Ia mulai mendapat target baru yang tentu saja dua kali lipat lebih sukses dari Min Yoo mana mungkin Nara menyia-nyiakan kesempatan itu.

Setelah meninggalkan Apartemen Nara, Donghae menekan nomor di ponselnya.

"Sudah kamu dapatkan semua? Bagus! Antar ke pamanku, segera."

Donghae menyeringai membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Seulgi melirik Piccola Lvcea di pergelangan tangan kanannya, sudah hampir 10 menit. Ia mencoba bersabar walau di dalam hatinya Ia berteriak bahkan kalau perlu mencekik leher sahabatnya yang hanya duduk melamun memfokuskan arah netranya pada secangkir blooming tea dihadapannya.

That's it! I can't stand it anymore!!! Geram Seulgi dalam hati.

"Something happen, Kim?" Tiba-tiba Seulgi langsung duduk disampingnya tetapi hanya membalasnya dengan senyuman dan gelengan kepala dan kembali lagi melanjutkan lamunannya.

"You know I wont stop asking you, right?" desak Seulgi meremas pergelangan tangannya. Seulgi paham betul sifat Jisoo yang lebih suka memendam sesuatunya sendiri.

"Gi, biarkan saja dia nanti dia juga pasti cerita," ucap Jennie tanpa mengalihkan netranya karena asyik menyuapi anak perempuannya yang duduk di baby chair.

"Apa kalian pernah meragukan pasangan kalian?" Akhirnya Jisoo buka suara.

"Heeh?" Seulgi dan Jennie terkejut dengan pertanyaan Jisoo karena ini pertama kali Ia bertanya sesuatu yang sangat pribadi biasanya Jisoo hanya menjadi pendengar setia keluh kesah mereka.

"Well emmmm...Tentu saja pernah. Kamu pikir karena Jinwoo terlihat seperti kutu buku dan anak mommy dia tidak pernah tertarik pada wanita lain? Justru pria yang seperti itu lebih berbahaya seperti menyembunyikan cakar di dalam kukunya. Tapi syukurlah sampai saat ini si kutu buku itu tidak pernah menunjukkan gelagat yang aneh. Main belakang atau tidak, hanya dia dan Tuhan yang tahu," ucap Seulgi sembari meniup cangkir tehnya yang masih panas lalu meminumnya pelan-pelan.

"Kamu pikir menikah dengan Teddy Oppa tidak membuat jantungku kembang kempis setiap saat. Apalagi kamu tahu industri musik dimana bertaburan wajah-wajah muda yang fresh dan mengggoda. Aku cukup bilang ke dia sekali dia selingkuh, kita cerai, harta 80% menjadi milikku dan hak asuh anak ada di tanganku begitu juga sebaliknya. Bahkan kami punya draft perjanjian itu di pengacara keluarga." Seulgi dan Jisoo tidak percaya dengan apa yang mereka dengar karena ini kali pertama Jennie mengungkapkannya.

"Intinya begini, Jis. Ikuti kata hatimu. Kalau kamu merasa ada yang berbeda atau ada yang berubah pada diri Min Yoo, jangan kamu sangkal. Kebanyakan wanita kecolongan karena mereka menyangkal atau mencoba menghibur diri sendiri karena tidak siap dengan sesuatu yang buruk. Dan akhirnya wanita itu sendiri yang menderita." Jisoo hanya menghela nafas mendengar penjelasan Jennie.

"Kenapa kamu tanya itu. Pasti ada sesuatu yang terjadikan?" desak Seulgi yang semakin penasaran dengan maksud pertanyaan Jisoo.

Jisoo akhirnya menceritakan semua awal keraguan dan tentu saja kecurigaannya. Sesekali Seulgi dan Jennie saling melirik seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Pak.... Tangan Seulgi menyentuh meja dengan keras hingga menimbulkan rasa penasaran pengunjung restoran.

"Sudah dipastikan lagi tunanganmu ini, selingkuh. That's it. I knew it, Jen. I've told you last week, right?" Seulgi tidak bisa menyembunyikan kekesalannya mendengar cerita soal Min Yoo.

"Stttt... Seulgi. Diamlah jangan menarik perhatian orang." Jennie memainkan netranya ke sekelilingnya khawatir kalau ada orang yang mereka kenal.

"Rahasia apa yang kalian sembunyikan dariku?" Jisoo memandang wajah sahabatnya satu persatu. Keduanya berusaha menghindar tatapan Jisoo seakan enggan membuka suara.

"Katakan saja. Aku siap mendengarnya," jawab Jisoo dengan suara getir.

----------------------------------------------------------------------------------

C O N T I N U E

* M A R R I A G E *

SEHUN X JISOO STORY

MAIN CAST :

OH SEHUN - EXO

KIM JISOO - BLACKPINK

* Marriage * [HunSoo's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang