Dunia Baru

74 9 10
                                    

"Erinaa!!! "

Terdengar suara teriakkan dari bawah dan itu membuat ku terbangun dari sebuah mimpi Indah menjadi kenyataan yang pahit.

"Hmm..iyaa Nekk. Aku akan siap-siap" sahutku.

"Tcihh! Padahal baru 5 menit aku bertemu dengan seorang pangeran tampan," keluh Ku yang tiada hentinya dan segera bergegas untuk mandi.

Aroma roti panggang yang menggoda Indra penciuman ku membuat perut ini bersorak-sorak.

Lalu aku menghampiri meja makan yang terdapat dua kursi saling bersebrangan, ya aku hanya tinggal berdua dengan nenek. Ayah dan ibu telah meninggal saat aku kecil.

"Kenapa kamu lama sekali turun, lihatlah sudah jam berapa sekarang! " ucap Nenek dengan tegas.

"Iya, nek. Tenang saja aku tidak akan dikeluarkan dari sekolah hanya karena telat kok" aku menjawabnya dengan santai~

Makanan sudah siap dihidangkan. Nenek membuat roti panggang dan susu untuk kami berdua. Terlihat lezat.

"Hnm enaknya. Ittadakimasu! " ucapku

"Kamu ini sangat ceroboh dan selalu melakukan hal yang kamu sukai tanpa memikirkan konsekuensinya. Kamu bukan anak kecil lagi Erina." itulah yang selalu nenek peringatkan padaku.

Ya, yang dikatakan nenek memang benar. Aku ini sangat ceroboh, seenaknya sendiri, melanggar aturan sekolah dan hampir diskors dari sekolah. Itu membuat nenekku sangat khawatir, tapi tenang saja semuanya akan berjalan lancar.

"Sudahlah nek, aku akan baik-baik saja--" tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu yang membuat perkataanku terpotong.

"Biar aku yang buka pintunya" sambung aku, lalu meletakkan sendok makan di atas piring.

Setelah membuka pintu ternyata Reza, ia sedang berdiri tepat di depan pintu.

"Haiii!! Ohayou Reza-kun ... aku kira Tukang pos." kataku

Dia adalah temanku dari kecil, kami sering main bersama dan sekarang kami berada di SMA yang sama.

"Ohayou"

"Aku yang tampan ini dibilang Tukang pos?! dasar Ratu ceroboh" lanjutnya dengan nada mengejek.

Dari aku kecil hingga sekarang aku ini memang ceroboh, seenaknya sendiri, tidak peka, yah masih banyak kelakuan ku lainnya, tapi sudahlah. Lupakan itu, yang penting wajahku tetap imut. Hehehe

'Kok tumben ya dia pagi-pagi ke rumahku, ada apa ya? ' pikirku.

"Percaya diri sekali! Dasar Rakun...dan kenapa harus Ratu ceroboh!?" Aku menggerutu kesal dan sudahlah, aku lelah bertengkar.

"Sudahlah, biarkan aku masuk dahulu" Dia memang suka memaksa.

"Baiklah kita masuk dulu!" Aku mempersilahkan reza masuk dengan setengah hati.

"Selamat pagi Nek " Reza memberi salam dengan sopan.

"Pagi nak Reza. Terima kasih sudah mau datang dan menerima permintaan saya, maaf jika merepotkan" kata Nenek

"Maaf jika kursinya hanya bisa untuk dua orang" lanjut Nenek .

"Iya sama-sama Nek, tak apa. Lagipula saya di sini untuk menjemput Erina bukan, " ucap reza dengan senyum manisnya yang bisa melelehkan hati kaum hawa.

'Aku tidak akan terpesona olehnya!' batinku

Rambut hitam yang sangat halus, bola mata bewarna cokelat, dan tinggi sekitar 175 Cm. Ia memang laki-laki sempurna. Tapi entah kenapa aku tidak memiliki perasaan lebih padanya, sebatas sahabat saja.

Hope & Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang