Takdir

55 6 8
                                    

"Aku tidak ingin jadi istri Raja berjenggot!!! " teriakku dengan lantang.

Bagaimana nasibku ini.. Mungkin ini adalah karma yang aku dapat karena selalu menyusahkan nenek.

Aku beranjak dari tempat tidur dan mendekati sebuah foto seorang gadis yang wajahnya tidak asing.

'Kenapa wajahnya sangat mirip dengan diriku, apakah ini sebuah takdir atau kebetulan belaka. Dan dari yang aku dengar tadi mereka menyebut nama Azalea. Siapa dia?' batinku.

Ruangan ini sangat besar, benar-benar seperti kamar seorang Putri.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dan aku langsung berlari ke arah tempat tidur.

"Ada apa Azalea?? Ibu masuk ya" ucap seseorang dengan nada khawatir.

Tiga orang dengan wajah asing datang menghampiri diriku.

Orang pertama adalah seseorang yang menungguku tadi, ia seperti seorang biarawati memakai pakaian panjang bewarna hitam dan raut wajahnya terlihat banyak keriput.

'Mungkin umurnya tidak beda jauh dengan nenek' pikirku.

Lalu perempuan yang sudah berusia tapi wajahnya masih terlihat sangat cantik. Dan disampingnya terdapat lelaki yang mungkin umurnya sekitar 40 tahun tapi tetap masih terlihat jelas raut gagah dan tampan. Sepertinya mereka adalah sepasang suami istri, terlihat cocok.

"Tidak ada apa-apa " jawabku dengan berpura-pura tiduran.

"Azalea kamu sudah bangun, syukurlah. Ibu rindu kamu" ucap wanita cantik yang mengaku sebagai ibuku.

"Kamu sudah tertidur cukup lama dan kami sangat khawatir," kata seorang lelaki yang tadi bersebelahan dengan wanita cantik itu.

"Sepertinya ramuan yang saya berikan sangat manjur" senyum sang Biarawati.

Aku hanya diam karena tidak tau harus bicara apa. Dan tiba-tiba kepalaku sangat sakit.

"Akhh! " lirihku.

"Tidak usah memaksakan diri Azalea. Ayah mengerti apa yang kamu rasakan. Jadi perjodohan ini akan ditunda untuk sementara." ucap seorang yang mengaku sebagai ayahku.

"Perjodohan? Kalian siapa? argh kepalaku sakit" lirihku dengan memegang kepalaku yang sangat sakit.

"Ap-- apa maksudmu Azalea? Ini ibu, kamu tidak mengenal ibu? " tiba-tiba raut wajah wanita cantik itu berubah dan mulai berlinang air mata.

"Tenanglah Irine-sama, mungkin Hime-sama masih trauma, dan sebaiknya kita memberi dia waktu untuk mengingatnya. kejadian ini pasti sangat berat bagi Hime-sama," itulah yang dikatakan biarawati itu, atau mungkin Tabib. Entahlah.

"Sudahlah Irine, kita tidak bisa memaksakannya, dan lebih baik memberi waktu istirahat untuk Azalea" ucap lelaki tampan itu untuk menguatkan istrinya.

"Tapi--" wanita itu berkata dengan ragu.

Sepertinya wanita itu sangat terpukul.

"Apa kamu ingin kejadian ini terulang seperti kakakmu itu" ucap lelaki itu kepada istrinya yang tidak bisa ku mengerti.

"Baiklah Azalea, ibu dan ayah akan keluar dulu, beristirahatlah"

"Saya juga permisi Hime-sama" ucap sang Biarawati.

Mereka sudah keluar. Haah leganya. Dan aku masih bingung kenapa aku bisa sampai di abad pertengahan ini.

Sebenarnya kemana Azalea yang asli? mungkin ia tidak ingin perjodohan ini kemudian melarikan diri.

Hope & Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang